Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

28 June 2010

Cerita Tentang Kue Ulang Tahun


Bermula dari keinginan istri dan anak bontot saya untuk membahagiakan anak dan kakak si bontot yang kebetulan sedang belajar di Yogyakarta. Sementara kami tetap tinggal di Jakarta. Membahagiakannya melalui kiriman kue ulang tahun yang akan dikirimkan ke rumah kosnya.


Dari usahanya itu, ketemulah ide pemesanan kue. Pemesanan di sebuat alamat web yang memajang berbagai bentuk dan cita rasa kue. Kontak berlangsung. Pembuat kue memberikan berbagai ide dan kreasi kue ulang tahun yang ditawarkan kepada istri. Tentu via email.


Dan ketika membuka hasil kreasi kue ulang tahun tersebut istri terperanggah. Bukan saja kepada bagusnya hasil seni dari kue tersebut tetapi juga dengan harganya. Ketika istri menceritakan hal ini kepada saya, berkenaan dengan bagus dan harganya itu saya sempat berpikir; mungkin pembuat kue belum tahu kalau si pemesan kue adalah istri dari seorang guru!


Setelah tukar pikiran, kue ulang tahun sebagai kejutan kepada anak ke dua saya itu di pesan. Untuk kemudian dikirim ke tempat kos pada Kamis, 24 Juni 2010 sebelum pukul 07.00. Ketentuan waktu sampainya kue ini selalu istri saya komunikasikan kepada si pemilik web itu. Mengingat pada hari ulang tahun tersebut, anak saya sedang dalam proses ujian akhir semesternya. Untuk memastikannya, istri berkirim sms dengan si kreator kue ulang tahun persis 12 jam sebelum pesanan kue tersebut sampai kepada alamat yang diminta.


Hari dan tanggal ulang tahun itupun datang. Pukul 05.00 istri saya menelpon anak keduanya seperti hari-hari sebelumnya. Selain untuk bertegur sapa, juga untuk silaturahim dan saling memberikan semangat. Sekaligus membangunkannya untuk menunaikan shalat subuh. Di dalam percakapan telepon, istri saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Zahra. Meski belum sepenuhnya sadar, dengan suara yang masih serak, Zahra mengucapkan terima kasih. Lalu istri kembali mengingatkan agar jangan meninggalkan tempat kos sebelum pukul 07.00 (theng!).


Waktu berjalan, dan tepat pukul 06.45, seluler istri memberikan isyarat ada pesan baru masuk. Istri saya membacakan sms yang tidak lain adalah dari si tukang kue ulang tahun: Ibu, kue sudah sampai di tempat kos Mbak Zahra. Diterima oleh teman kosnya. Karena saat itu Mbak Zahra sedang mandi. Gamar kue tersebut akan saya up load di web nanti sore. Saya tunggu masukan dan kritikannya Bu. Terima kasih.


Dari sepenggal pengalaman itu, saya kagum. Pertama, kagum dengan ide istri dan anak bontot saya untuk memberikan kejutan pada anak dan kakaknya di hari ulang tahunnya yang ke sembilan belas. Semoga istri dan anak-anak saya itu benar-benar mendapatkan kebahagiaan dari apa yang telah mereka upayakan.


Kedua, kagum dengan model keterbukaan si pembuat kue ulang tahun itu. Keterbukaan dalam bentuk kesiapannya untuk menerima masukan dan kritikan. Sebuah indikator perilaku yang egaliter.


Dan untuk Zahra: Selamat ulang tahun ke 19. Semoga Allah SWT. selalu memberikan kepadamu keteguhan untuk menggenggam keimanan hanya kepada-Nya, kesehatan, keteguhan untuk bekerja keras dan cerdas serta ikhlas, sehingga dapat mengakhiri kuliah tepat waktu sebagai bekal masa depan yang hasan di dunia dan di akherat. Amin.


Jakarta, 24 Juni 2010.

No comments: