Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

01 May 2010

Martabat


Pernahkah Anda berpikir bahwa, bila menduduki jabatan baru, menjadi sesuatu, itu berarti juga akan memperoleh martabat yang lebih dibandingkan sebelum Anda diangkat atau sebelum Anda menjadi sesuatu itu?
Yang juga berarti kebalikannya, bahwa kalau Anda turun dari menjadi sesuatu itu berarti pula martabat dan penghargaan orang di sekitar Anda menjadi luntur atau berkurang?
Jika demikian apa yang menjadi model berpikir Anda, sebaiknya Anda memulai sadar akan kekeliruan itu. Karena, setidaknya ini menurut saya, bahwa martabat atau penghargaan seseorang terhadap seseorang yang lain dalam jangka waktu yang panjang ada dan terletak pada diri orang yang bersangkutan.
Jabatan dan kedudukan dengan ketiadaan integritas diri yang mulia, hanya menghantarkan penghormatan terhadap orang yang bersangkutan dalam tempo yang singkat. Model manusia seperti ini paling lama akan dihormati orang disekelilingnya hanya selama jabatan itu ada pada dirinya. Dan orang sekilingnya itu mungkin bahawannya sendiri. Namun sesudah itu orang akan melupakannya dan menjadikannya teladan bagi ketidakmuliaan.
Bahkan beberapa hari ini kita bisa melihat di tv atau membaca di surat kabar bagaimana orang menjadi tidak begitu dihargai martabatnya setelah diketahui hal atau bagian dari hidupnya yang tidak mencerminkan integritas. 

Demikian juga sebaliknya. Bilamana diri dan pribadi tersebut dengan hiasan aklak integritas kemuliaan, maka dimanapun ia, terlebih dengan kedudukan dan jabatan yang menjadi amanahnya, martabat yang pantas akan tersandang mapan.


Tapi mengapa masih ada beberapa sahabat dan kolega atau tetangga kita yang mengejar penuh nafsu jabatan dan kedudukan demi mencita-citakan martabat diri yang tinggi? Orang-orang model seperti ini akan mengalami masa frustasi bilamana jabatan atau kedudukannya hilang. Sekalipun jabatan dan kedudukan yang dimilikinya tidak terlalu tinggi di sebuah lembaga yang juga tidak terlalu besar itupun lenyap dari genggamannya.

Maka jika kita menemukan teman yang memiliki model manusia seperti itu, segeralah ingatkan untuk melihat bahwa implikasi dari keseluruhan atmosfir yang ada dalam lingkungannya bermula dari diri sendiri. Inilah sesungguhnya konsep kausalitas yang adil bagi siapapun juga.

Dan semoga kita masuk dalam bagian yang menyadari bahwa memperbaiki diri sendiri berarti memperbaiki masa depan sendiri dan seluruh konstelasi lingkungannya.

Jakarta, 1 Mei 2010

No comments: