Pagi itu, sebagaimana pagi-pagi yang lain, saya masuk kelas setelah anak-anak kembali ke kelas seusai kegiatan bersama di ruang pertemuan bersama. Jam waktu itu masih menunjukkan pukul 07.45. Jam belajar akan segera dimulai. Tanpa harus memilih kelas, saya masuk ke sebuah kelas yang saya sendiri merasa belum pernah masuk kelas tersebut untuk tahun pelajaran ini. Beruntung, anak-anak ternyata telah selesai malafaskan doa sebelum belajar.
Tiga anak sudah berdiri di depan kelas ketika saya datang. Masing-masing anak membawa kertas warna-warni yang dibagi-bagikan kepada semua teman-temannya. Dan ketika saya meminta penjelasan apa yang akan mereka lakukan, seorang siswa menjelaskan bahwa ia meminta waktu karena ingin memberikan kejutan kepada guru yang mereka cintai. Karena guru itu akan merayakan ulang tahunnya.
Tampaknya, inilah kegiatan yang baru pertama sekali saya dapatkan, yang dilakukan oleh para siswa, selama saya menjadi guru di sekolah. Rupanya sebelum membagikan kertas-kertas dan memberikan pesan kepada teman-temannya itu, ketiga anak tersebut teah membuat kesepakatan untuk sebuah kejutan kepada gurunya yang akan merayakan ulang tahun.
Saya masuk lebih dulu sebelum guru mata pelajaran pertama itu datang ke dalam kelas, yang kebetulan guru tersebut adalah guru yang akan diberikan kejutan oleh para siswanya. Kejutan apa yang akan diberikan siswa kepada gurunya itu? Adalah ungkapan kata indah dari masing-masing siswa. Dan itulah yang diinstruksikan siswa tersebut kepada teman-temannya.
“Keep silent ya Pak Agus.” Kata dia mewanti-wanti kepada saya. Agar saya tidak menyampaikan informasi sehingga apa yang sedang mereka rencanakan itu tetap menjadi kejutan. Saya sepakat dengan apa yang menjadi program anak-anak itu. Dan hingga datang hari ulang tahun Ibu guru tersebut, saya benar-benar memegang taguh komitmen untuk memberitahukan apa yang saya tahu sampai saat saya menulis catatan ini.
Guru yang Dicintai Siswanya
Apa yang saya saksikan pagi itu di kelas, adalah pemandangan orisinil akan bagaimana anak-anak tersebut mengekspresikan rasa cinta mereka kepada gurunya dengan cara mereka. Cara yang memang khas anak-anak yang baru saja masuk gerbang remaja awal.
Dari situasi itu pula saya bersyukur bahwa guru, yang juga adalah sahabat saya di sekolah, dimana saya berada dan menjadi bagian dari komunitas itu, mendapati arti yang penting di hati anak-anak didiknya di dalam kelas. Juga, bersyukur akan pengalaman pagi itu yang alhamdulillah, saya dapatkan.
Jakarta, 05 Nopember 2012.
Tiga anak sudah berdiri di depan kelas ketika saya datang. Masing-masing anak membawa kertas warna-warni yang dibagi-bagikan kepada semua teman-temannya. Dan ketika saya meminta penjelasan apa yang akan mereka lakukan, seorang siswa menjelaskan bahwa ia meminta waktu karena ingin memberikan kejutan kepada guru yang mereka cintai. Karena guru itu akan merayakan ulang tahunnya.
Tampaknya, inilah kegiatan yang baru pertama sekali saya dapatkan, yang dilakukan oleh para siswa, selama saya menjadi guru di sekolah. Rupanya sebelum membagikan kertas-kertas dan memberikan pesan kepada teman-temannya itu, ketiga anak tersebut teah membuat kesepakatan untuk sebuah kejutan kepada gurunya yang akan merayakan ulang tahun.
Saya masuk lebih dulu sebelum guru mata pelajaran pertama itu datang ke dalam kelas, yang kebetulan guru tersebut adalah guru yang akan diberikan kejutan oleh para siswanya. Kejutan apa yang akan diberikan siswa kepada gurunya itu? Adalah ungkapan kata indah dari masing-masing siswa. Dan itulah yang diinstruksikan siswa tersebut kepada teman-temannya.
“Keep silent ya Pak Agus.” Kata dia mewanti-wanti kepada saya. Agar saya tidak menyampaikan informasi sehingga apa yang sedang mereka rencanakan itu tetap menjadi kejutan. Saya sepakat dengan apa yang menjadi program anak-anak itu. Dan hingga datang hari ulang tahun Ibu guru tersebut, saya benar-benar memegang taguh komitmen untuk memberitahukan apa yang saya tahu sampai saat saya menulis catatan ini.
Guru yang Dicintai Siswanya
Apa yang saya saksikan pagi itu di kelas, adalah pemandangan orisinil akan bagaimana anak-anak tersebut mengekspresikan rasa cinta mereka kepada gurunya dengan cara mereka. Cara yang memang khas anak-anak yang baru saja masuk gerbang remaja awal.
Dari situasi itu pula saya bersyukur bahwa guru, yang juga adalah sahabat saya di sekolah, dimana saya berada dan menjadi bagian dari komunitas itu, mendapati arti yang penting di hati anak-anak didiknya di dalam kelas. Juga, bersyukur akan pengalaman pagi itu yang alhamdulillah, saya dapatkan.
Jakarta, 05 Nopember 2012.
No comments:
Post a Comment