Alhamdulillah, setelah mencoba menu makanan yang ada di jeJamuran, yang menyediakan seluruh menu makanananya serba dari jamur pertama kali pada tahun 2009 yang lalu, hingga sekarang ini saya tidak pernah melewatkan untuk menyempatkan waktu datang dan mencicipi apa yang tersaji di rumah makan yang tergolong unik dan sukses ini. termasuk pada kedatangan saya yang terakhir kali, pada Sabtu, 27 Nopember 2012 bersama rombongan keluarga besar saya.
Lokasi jeJamuran itu sendiri ada di luar kota Yogyakarta. Tepatnya ada di Niron, Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Namun karena citarasanya, maka restoran ini tetap didatangi oleh mereka yang tidak saja dari wilayah setempat. Bahkan tampak beberapa tamu yang berasal dari luar daerah. Seperti saya misalnya. Namun jika ada dari pembaca yang bermaksud singgah di resto tersebut dan kebetulan belum mengetahui lokasinya, maka agar tidak perlu khawatir. Setidaknya itulah yang saya pernh alami ketika pertama kali datang ke resto tersebut. Di perempatan lampu lalu lintas Jombor perempatan yang menuju Magelang, Pak Polisi yang bertugas di pos memberitahukan kepada saya agar saya mengambil jalan yang ke arah kanan ketika posisi telah persis ada di lampu lalu lintas ke empat, dari perempatan Jombor itu. "Bapak menghitung satunya di lampu lalu lintas ini ya Pak." Begitu Pak Polisi memberitahukan kepada saya.
Dari pengalaman saya yang pertama tersebut, kemudian kedua, ketiga, hingga teman satu kantor saya bawa ke lokasi ini pada tahun 2010 dengan 2 bus rombongan langsung dari Jakarta. Dan semua teman memberikan kesan yang bagus. Bahkan saat pulang beberapa teman ada yang membeli jamur krispi sebagai oleh-oleh.
Maka ketika untuk kesekian kalinya saya datang dengan rombongan yang berbeda beberapa waktu lalu itu, saya kembali dibuat takjub akan begitu pesatnya perkembangan bisnis resto Pak Ratidjo HS, sebagai penggagas dan pemilik dari usaha jamur dan resto yang serba jamur, tersebut. Karena pengunjung begitu penuh sesak meski ruang dan meja makan sudah berkembang luasnya dua kali lipat ketika terakhir kali saya datang pada tahun 2011. Dahsyat luar biasa. Bahkan tempat parkirnyapun harus bertambah, juga dua kali lipat lebarnya.
Bagi saya, sebagai pengunjung yang sebenarnya bukan menjadi bagian dari para penikmat kuliner, kekaguman saya bukan kepada bagaimana makanan itu terjadi dengan citarasa yang nikmat, tetapi justru kepada sosok Pak Ratidjo itu. Beberapa kali saya datang ke restonya, saya beruntung dapat bertemu langsung dengan beliau. Sangat sederhana dan terkesan biasa saja. Namun dalam kesederhanaannya itu saya belajar bagaimana mencipta sesuatu yang berbeda.
Padahal sebelum sampai ke lokasi resto itu, jka kita berangkat dari jalan Malioboro, Yogyakarta, akan ada beberapa restoran yang berusaha merayu naluri kuliner kita. Tetapi ketika pertama saya berkesempatan datang ke resto jeJamuran, maka dengan waktu yang sama saya memilih untuk datang ke resto di Niron tersebut.
Bagi saya, sebagai pengunjung yang sebenarnya bukan menjadi bagian dari para penikmat kuliner, kekaguman saya bukan kepada bagaimana makanan itu terjadi dengan citarasa yang nikmat, tetapi justru kepada sosok Pak Ratidjo itu. Beberapa kali saya datang ke restonya, saya beruntung dapat bertemu langsung dengan beliau. Sangat sederhana dan terkesan biasa saja. Namun dalam kesederhanaannya itu saya belajar bagaimana mencipta sesuatu yang berbeda.
Padahal sebelum sampai ke lokasi resto itu, jka kita berangkat dari jalan Malioboro, Yogyakarta, akan ada beberapa restoran yang berusaha merayu naluri kuliner kita. Tetapi ketika pertama saya berkesempatan datang ke resto jeJamuran, maka dengan waktu yang sama saya memilih untuk datang ke resto di Niron tersebut.
Jakarta, 05 Nopember 2012.
No comments:
Post a Comment