Mungkin ini dapat terjadi kepada siapa saja, termasuk tidak terkecuali saya. Maka untuk mengikat menjadi kenangan, saya menuliskannya dalam catatan saya ini. Dan semoga dengan ini apa yang saya pernah alami tidak menimpa kepada Anda. Ini kisah nyata yang menimpa saya. Kejadian yang sebenarnya tidak fatal, tetapi layak sekali untuk menjadi catatan karena kejadian ini menyangkut perilaku tidak terpuji yang sungguh tidak mengenakkan. Terjadi di sebuah tempat belanja.
Kejadian ini ketika saya menemani istri dan anak belanja di sebuah super market. Layaknya seperti pengunjung lainnya, maka sayapun mempersiapkan troly belanja begitu memasuki area belanja yang berjajar penuh barang jualan.
Dan karena saya asyik 'menikmati' salah satu sudut belanja, tentu dengan troly yang saya hanya tepikan dan dengan posisi yang sedikit jauh dengan saya, maka ketika kembali ke troly dimana saya tadi letakkan, troly saya itupun sudah tidak ada. Padahal saya sudah letakkan di dalam troly saya itu, lebih kurang tiga (3) barang belanjaan yang saya ambil sebelumnya. Dan barang-barang saya itupun saya temukan sudah berpindah troly milik orang lain. Kok bisa?
Seketika itu saya langsung berpikir bahwa ada orang bejat yang tidak mau repot datang ke depan super market untuk menambah troly. Tetapi mencari jalan pintas, yaitu dengan mengambil troly yang ada di dekatnya. Tidak peduli ini ada yang sedang menggunakannya.
Sayangnya, karena semua troly sama dan tidak memiliki perbedaan secara khusus, maka ketika saya caripun, saya tidak dapat menemukannya secara pasti. Meski akhirnya saya tahu bahwa diantara pengunjung yang sudah saya putari untuk meneliti troly, tampaknya ada sekeluarga pengunjung yang dengan dua (2) troly.
Itulah satu pengalaman, yang sangat tidak mengenakkan bagi saya ketika berbelanja di sebuah pasar moderen; kehilagan troly belanja. Pengalaman yang tidak istimewa, tetapi menyebalkan sekaligus menyedihkan.
Kejadian ini ketika saya menemani istri dan anak belanja di sebuah super market. Layaknya seperti pengunjung lainnya, maka sayapun mempersiapkan troly belanja begitu memasuki area belanja yang berjajar penuh barang jualan.
Dan karena saya asyik 'menikmati' salah satu sudut belanja, tentu dengan troly yang saya hanya tepikan dan dengan posisi yang sedikit jauh dengan saya, maka ketika kembali ke troly dimana saya tadi letakkan, troly saya itupun sudah tidak ada. Padahal saya sudah letakkan di dalam troly saya itu, lebih kurang tiga (3) barang belanjaan yang saya ambil sebelumnya. Dan barang-barang saya itupun saya temukan sudah berpindah troly milik orang lain. Kok bisa?
Seketika itu saya langsung berpikir bahwa ada orang bejat yang tidak mau repot datang ke depan super market untuk menambah troly. Tetapi mencari jalan pintas, yaitu dengan mengambil troly yang ada di dekatnya. Tidak peduli ini ada yang sedang menggunakannya.
Sayangnya, karena semua troly sama dan tidak memiliki perbedaan secara khusus, maka ketika saya caripun, saya tidak dapat menemukannya secara pasti. Meski akhirnya saya tahu bahwa diantara pengunjung yang sudah saya putari untuk meneliti troly, tampaknya ada sekeluarga pengunjung yang dengan dua (2) troly.
Itulah satu pengalaman, yang sangat tidak mengenakkan bagi saya ketika berbelanja di sebuah pasar moderen; kehilagan troly belanja. Pengalaman yang tidak istimewa, tetapi menyebalkan sekaligus menyedihkan.
Jakarta, 22 Juli-13 Nopember 2012.
No comments:
Post a Comment