Saya mendapat tugas untuk mengajar Mata Pelajaran Ekonomi di kelas VII. Dan salah satu dari materi yang akan kami bahas adalah tentang distribusi. Selain produksi dan konsumen. Maka setelah kami bersama-sama menghitung barang-barang yang kita miliki sebagai konsumen dan besaran rupiah yang telah kita keluarkan untuk membelinya, semua menjadi ternganga. "Kok besar sekali Pak?"Komentar seorang anak.
Misalnya, sebagai konsumen alat komunikasi seluler, bahwa kami yang menjadi komponen sekolah, akan tidak sedikit uang yang harus dialokasikan untuk pengadaan alat tersebut. Belum lagi jika alat komunikasi tersebut dihitung juga biaya pulsanya. Jika terdapat 700 siswa, guru, dan karyawan yang ada membutuhkan 50 ribu perbulan perorang, maka dalam satu bulan uang pulsa yang dibutuhkan adalah 35.000.000 rupiah. Lalu berapa banyak untuk 7000 orang pengguna seluler? Bagaimana lagi jika 70.000 orang?
Itulah awal materi pembelajaran yang saya sampaikan kepada anak-anak. Juga tentang pengaruh kemudahan distribusi barang terhadap harga jual suatu barang.
Dan sekedar serta sembari bermain-main untuk memberikan pengertian yang lebih nyata akan proses distribusi itu, saya membagikan Peta Mudik Lebaran yang saya punya kepada anak-anak.
Tentang peta tersebut saya meminta anak-anak untuk memperhatikan legenda peta setelah saya membagikan peta tersebut kepada mereka. Juga lokasi kota, baik kota Provinsi, Kabupaten/Kota, dan juga kota kecamatan.
Dan setelah anak-anak faham apa dan bagaimana menggunakan peta, saya baru memberikan tugas kepada anak-anak itu untuk menulis rute perjalanan yang dilaluinya, yaitu dengan menuliskan Kota/Kabupaten di buku tulis mereka masing-masing.
Ini ketika anak-anak itu saya minta berperan sebagai supir truk yang akan mengirim barang dari Jakarta menuju Malang. Atau dari Surabaya dan harus mengirim atau mendistribusikan barang menuju Sukabumi.
"Berapa kalian meminta bayaran untuk pengiriman barang tersebut?" Kata saya.
"Maka biaya itu yang menjadi tambahan harga yang dijual di toko kepada konsumen." Lanjut saya.
Misalnya, sebagai konsumen alat komunikasi seluler, bahwa kami yang menjadi komponen sekolah, akan tidak sedikit uang yang harus dialokasikan untuk pengadaan alat tersebut. Belum lagi jika alat komunikasi tersebut dihitung juga biaya pulsanya. Jika terdapat 700 siswa, guru, dan karyawan yang ada membutuhkan 50 ribu perbulan perorang, maka dalam satu bulan uang pulsa yang dibutuhkan adalah 35.000.000 rupiah. Lalu berapa banyak untuk 7000 orang pengguna seluler? Bagaimana lagi jika 70.000 orang?
Itulah awal materi pembelajaran yang saya sampaikan kepada anak-anak. Juga tentang pengaruh kemudahan distribusi barang terhadap harga jual suatu barang.
Dan sekedar serta sembari bermain-main untuk memberikan pengertian yang lebih nyata akan proses distribusi itu, saya membagikan Peta Mudik Lebaran yang saya punya kepada anak-anak.
Tentang peta tersebut saya meminta anak-anak untuk memperhatikan legenda peta setelah saya membagikan peta tersebut kepada mereka. Juga lokasi kota, baik kota Provinsi, Kabupaten/Kota, dan juga kota kecamatan.
Dan setelah anak-anak faham apa dan bagaimana menggunakan peta, saya baru memberikan tugas kepada anak-anak itu untuk menulis rute perjalanan yang dilaluinya, yaitu dengan menuliskan Kota/Kabupaten di buku tulis mereka masing-masing.
Ini ketika anak-anak itu saya minta berperan sebagai supir truk yang akan mengirim barang dari Jakarta menuju Malang. Atau dari Surabaya dan harus mengirim atau mendistribusikan barang menuju Sukabumi.
"Berapa kalian meminta bayaran untuk pengiriman barang tersebut?" Kata saya.
"Maka biaya itu yang menjadi tambahan harga yang dijual di toko kepada konsumen." Lanjut saya.
Jakarta, 1 Nopember 2014
No comments:
Post a Comment