Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

28 November 2014

Belajar Menginap #5; Saya sudah Betah Pak, Tapi Harus Pulang...

Itulah salah satu komentar yang saya dapatkan dari anak ketika mereka berada dalam kegiatan sekolah, yang disebut sebagai Live In. Kegiatan berlangsung pada 18-20 Nopember 2014 di sebuah lokasi di Kecamatan Pengalengan, Jawa Barat.

Kalimat tersebut dia sampaikan keada saya ketika kami bertemu di halaman sekolah setelah jam sekolah berakhir. Ketika dia sedang menunggu jemputan. Dan saya kebetulan sedang menjalankan tugas rutin, yaitu melaksanakan piket setelah jam sekolah.

"Pak, pada malam pertama kami menginap di rumah orangtua asuh kami di Pengalengan itu, saya benar-benar tersiksa. Saya harus menahan untuk tidak pergi ke kamar mandi untuk keperluan apapun. Ini karena kondisi kamar mandi yang membuat saya harus menahan keinganan saya tersebut." Demikian anak itu membuka percakapan dengan saya. Ada dua teman lain yang ikut serta daam diskusi kecil tersebut.

"Saya menangis Pak. Saya benar-benar ingin pulang ke Jakarta. Saya ingin sekali menelpon Ibu saya di Jakarta untuk menjemput saya. Saya benar-benar tidak kerasan." Lanjutnya dengan mimik yang sungguh-sungguh.

"Terus apa yang membuatmu bertahan sehingga tidak jadi menelpon Ibumu?" Tanya saya

"Pertama Pak, telpon kami semua dipegang oleh guru. Kedua, ada teman yang memberikan bantuan kepada saya ketika masa sulit itu saya alami."

"Bagaimana itu bisa terjadi?"

Demikianlah lebih kurang  percakapan kami siang itu. Dan dari percakapan itu, saya kembali mendapatkan feedback tambahan mengenai program kami tersebut dari salah seorang anak. Dia ceritakan bahwa ketika rasa ingin pulangnya itu memuncak, ada teman yang mengajaknya pergi ke rumah teman lain yang tinggal di orangtua asuh yang berbeda. Dimana orangtua asuh temannya itu memiliki rumah tinggal yang jauh lebih baik dari orangtu asuhnya.

Singkat cerita, ketika keinginannya untuk keperluan ke kamar mandi itu selesai, dan hari berganti, anak itu merasakan kehangatan penerimaan dari orangtua asuhnya. Yaitu sejak melaksanakan shalat subuh, sarapan, pergi ke ladang untuk bekerja dan seterusnya.

"Tapi saya harus pulang ketika saya merasa betah tinggal bersama orangtua asuh saya di Pengalengan itu Pak." Demikian kisah anak didik saya ketika ikut serta dalam kegiatan sekolah di Pengalengan.

Semoga saja itu kegiatan sekolah yang dapat ia petik hikmahnya, dan menjadi bagian dari pembelajaran moral. Semoga.

Jakarta, 28 Nopember 2014.

No comments: