Setelah beberapa menit jam sekolah dimulai, saya mendapatkan telepon dari Kepala SMP, tentang agenda saya pada hari itu. Dan saya katakan memang sepanjang pagi hingga siang abhkan sore itu, kegiatan saya akan berkutat pada penyusunan Buletin sekolah. Jadi keberadaan saya akan ada di ruangan. Rupanya, Pak KS tersebut hanya ingin memastikan bahwa saya tidak keberatan bila pagi itu harus dititpi anak-anak didiknya, yang kedapatan terlambat (lagi) datang dan masuk sekolah.
Ini adalah sebuah langkah konsekuensi yang memang kami telah sepakati jika mendapati anak-anak yang terlambat seara berulang-ulang hanya karena sebiah ketidakdisiplinan. Maka anak-anak itu akan kami berikan konsekuensi dengan sebuah aktivitas yang tidak akan membuatnya nyaman meski tidak harus mempermalukannya di hadapan teman-temannya.
Jadilah delapan siswa dan siswi itu diantar Pak KS ke ruangan kerja saya sekitar pukul 08.00. "Pak, titip dengan anak-anak ini untuk mengerjakan tugas di ruangan Bapak." Begitu pengantar Pak KS ketika menyerahman anak-anak itu. Itulah yang saya sebut dengan istilah diruang sayakan.
Saya menyambut amanah itu dengan, tentunya, mempersilahkan anak-anak untuk duduk di kursi yang kebetulan cukup untuk mereka berdelapan, mengitari meja yang biasa Bapak dan Ibu Kepala Sekolah rapat dengan saya.
Hingga pukul 10.00, anak-anak itu tetap dengan tugasnya masing-masing. Saya sesekali meminta mereka untuk terus melaksanakan tugas yang diberikan dengan tidak mengganggu satu sama lain. Begitu juga dengan saya sendiri, duduk di kursi kerja saya dengan pekerjaan saya yang ada di komputer. Tidak sepanjang waktu itu juga saya bekerja di komputer, karena setengah dari waktu itu saya gunakan dengan membaca buku yang berkisah tentang Khalifah M Al Fatih yang berhasil menaklukkan kota Istambul, karangan seorang sejarawan barat. Juga meng-crop beberapa peta dan foto hasil scanning wilayah atau lokasi Istambul. Saya bermaksud suatu saat nanti akan mengajak anak didik saya untuk menengok kehebatan seorang Khalifah untuk memotivasi diri.
Menjelang pukul sebelas, saya mendapat pesan dari Pak KS, bahwa seorang Ibu wakil akan meminta kembali anak-anak itu agar kembali ke ruang belajarnya di lantai 3. Dan ketika anak-anak itu dijemput Ibu Wakil KS, kembali saya berada di runagan kerja sendirian,
Kapok
Esok harinya, saya mencoba mencari tahu tentang apa yang menjadi kesan dari anak-anak yang di'ruang sayakan' itu. Saya datang ke ruang guru lantai tiga.
"Kata Fulanah kapok Pak. Dia ngak bisa ngapa-ngapain di ruang Bapak. Katanya hanya saling pandang." Begitu kata seorang ibu guru yang mendapat oengaduan dari seorang siswinya yang kebetulan adalah bagian dari anak-anak yang berada di ruangan saya.
"Alhamdulillah Pak. Tidak ada yang terlambat hari ini." Kata ibu guru yang lain. Komentar yang saya juga datang dari Pak Guru Konseling.
Jakarta, 15-17 Maret 2013.
No comments:
Post a Comment