Kami harus terkaget-kaget di sekolah pada siang itu ketika fire alarm berbunyi nyaring. Memang sudah beberapa waktu lalu di tahun pelajaran ini rencana yang kami buat belum juga terlaksana. Rencana itu tidak lain adalah latihan evakuasi. Dengan latihan, kami mengajarkan kepada komunitas sekolah untuk memahami dan mengetahui bagaimana cara mereka harus bergerak menuju lokasi aman di sekolah ketika melaksanakan evakuasi.
Namun kegiatan yang baru dalam rencana itu harus dilakukan manakala ada seorang siswa kami yang iseng kafena ingintahu, dengan memencet tombol fire alarm. Maka disuasana belajar, anak-anak itu menyadari kalau tanda bahaya berbunyi, dan langsung menuju barisan. Bersama guru masing-masing, mereka berbaris menuju lapangan dimana lokasi evalkuasi berada.
Alhamdulillah, bahwa kami sejak awal telah menyiapkan guru-guru dengan perangkatnya di setiap kelas untuk evakuasi. Sepertinya misalnya, di setiap pintu kelas kami pasang prosedur tetap untuk pelaksanaan evakuasi. Di sana terdaoat angkah-langkah yang harus menjadi tahapan bagi semua guru agar dapat membimbing siswanya menuju lapangan yang kami anggap aman pada saat evakuasi dilakukan.
Dan apa yang dilakukan oleh para siswa di taman kanak-kanak itu itu justru tepat ketika mereka mendengar bahwa fire alarm berbunyi. Jadi kepada mereka yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak, yang kebetulan lokasi kelasnya berada di sayap yang berbeda dengan unit SD dan SMP, dengan langsung mengevakuasi diri menuju lokasi dimana memang harus mereka tuju, adalah perilaku yang tepat dan benar.
Sedang mereka yang sudah duduk di bangku kelas yang lebih tinggi, harus kembali ke kelas mereka pada saat diketahui bahwa bunyi fire alarm tersebut adalah karena ulah iseng dari salah satu teman mereka. Ini juga karena kebetulan posisi kelas anak-anak itu berada di sayap yang sama dengan tombol yang dipencet oleh salah seorang teman mereka.
Kepada teman guru yang ada di unit TK, saya tentunya memberikan apresiasi atas apa yang menjadi daya tanggap mereka. Itulah bentuk militansi teman-teman guru dalam menerapkan protap keamanan siswa. Selamat dan terima kasih.
Jakarta, 13 Oktober 2013.
Namun kegiatan yang baru dalam rencana itu harus dilakukan manakala ada seorang siswa kami yang iseng kafena ingintahu, dengan memencet tombol fire alarm. Maka disuasana belajar, anak-anak itu menyadari kalau tanda bahaya berbunyi, dan langsung menuju barisan. Bersama guru masing-masing, mereka berbaris menuju lapangan dimana lokasi evalkuasi berada.
Alhamdulillah, bahwa kami sejak awal telah menyiapkan guru-guru dengan perangkatnya di setiap kelas untuk evakuasi. Sepertinya misalnya, di setiap pintu kelas kami pasang prosedur tetap untuk pelaksanaan evakuasi. Di sana terdaoat angkah-langkah yang harus menjadi tahapan bagi semua guru agar dapat membimbing siswanya menuju lapangan yang kami anggap aman pada saat evakuasi dilakukan.
Dan apa yang dilakukan oleh para siswa di taman kanak-kanak itu itu justru tepat ketika mereka mendengar bahwa fire alarm berbunyi. Jadi kepada mereka yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak, yang kebetulan lokasi kelasnya berada di sayap yang berbeda dengan unit SD dan SMP, dengan langsung mengevakuasi diri menuju lokasi dimana memang harus mereka tuju, adalah perilaku yang tepat dan benar.
Sedang mereka yang sudah duduk di bangku kelas yang lebih tinggi, harus kembali ke kelas mereka pada saat diketahui bahwa bunyi fire alarm tersebut adalah karena ulah iseng dari salah satu teman mereka. Ini juga karena kebetulan posisi kelas anak-anak itu berada di sayap yang sama dengan tombol yang dipencet oleh salah seorang teman mereka.
Anak-anak terlihat berada di halaman sekolah untuk evakuasi. |
Kepada teman guru yang ada di unit TK, saya tentunya memberikan apresiasi atas apa yang menjadi daya tanggap mereka. Itulah bentuk militansi teman-teman guru dalam menerapkan protap keamanan siswa. Selamat dan terima kasih.
Jakarta, 13 Oktober 2013.
No comments:
Post a Comment