Ini adalah pertanyaan yang juga diajukan oleh para tamu kunjungan di sekolah kami beberapa waktu lalu. Teman-teman tamu ini, khususnya mereka yang adalah manajemen sekolah, ingin sekali mengetahui tentang bagaimana teman-teman kami di sekolah terlihat begitu berkomitmen dalam menjalankan dan melakukan tugasnya. Sebuah pertanyaan yang bersambu dengan apa yang menjadi catatan saya sebelumnya dalam blog ini.
Apa yang menjadikan motivasi guru sehingga mereka begitu militan dalam mengejawantahkan komitmen kerja kepada pembimbingan siswanya. Dengan begitu mereka di dalam kelas terlihat begitu menikmati dengan semua kewajiban yang ada. Juga menjadikan setiap peserta didiknya antusias dalam melaksanakan kegiatan yang disuguhkannya. Meski diantara anak-anak itu terdapat para tamu yang sedang mengobservasi kelasnya, yang jumlahnya tidak hanya satu.
Dan untuk menjawab pertanyaan itu, saya, yang saat itu dibantu oleh seorang kepala sekolah, mencoba memberitahukan apa yang menjadikan kami semua begitu berkomitmen dalam menjalankan tugas. Termasuk diantaranya adalah motivasi pendek setiap pekerja, yaitu gaji. Semua kami beberkan apa yang mungkin dapat menjadi jawaban bagi pertanyaan itu.
Namun tentunya, bukan itu yang menjadi jawaban pasti. Ini karena kami berada di sekolah dimana kami mengabdikan diri dan menunaikan tugas tersebut selama ini, adalah dalam sebuah proses hidup yang bernama tumbuh. Untuk itulah maka apa yang menjadi jawaban kami sesungguhnya bukanlah sebuah formula.
Dan dalam proses petumbuhan kami itulah, kami harus mengakui kalau perjalanan tersebut bukan sebuah perjalanan matematis. Dan ketika kami menyadari itu, maka harus juga kami akui bahwa .komunikasilah barangkali yang membuat kami menjadi berbentuk seperti sekarang ini. Sseperti tampak begitu berkokmitman terhadap apa yang menjadi anugerah kami di kelas atau sekolah dimana kami berada saat ini. Mungkin itu. Komunikasi.
Komunikasi?
Iya. Dalam kelompok lebih kecil, kami selalu membangun komunikasi itu. Mungkin dalam bentuk konkritnya adalah membangun semangat bersama dalam sebuah komite kerja, ada juga dalam bentuk panitia sebuah aktivitas sekolah, juga pertemuan rutin yang tiada pernah putus. Juga pertemuan egalitar dalam bentuk lain yang selalu kami coba terus menerus melakukannya.
Itulah bingkai dari semua kegiatan yang menjadi visi kami sepanjang ini. Walaupun sesungguhnya pertanyaan yang diajukan tamu itu merupakan pertanayaan prematur, kerena tamu itu berada di sekolah kami tidak lebih dari tiga hari saja. Artinya banyak juga yang akan teman-teman tamu itu temui tentang ha yang tidak baik jika mereka hidup bersama kami dalam durasi hari yang lebih lama.
Jakarta, 14 Oktober 2013.
No comments:
Post a Comment