Bertemu dengan beberapa mahasiswa program PGSD di sebuah Universitas yang
dulunya adalah IKIP, yang berada di wilayah Pasar Rebo pada akhir pekan yang lalu, masih
menyisakan kenangan yang layak untuk saya catat di sini. Itu berkenaan
dengan sikap santun para mahasiswa kepada saya dan teman yang mengantar dan mendampingi saya selama kegiatan diskusi dengan para mahasiswa itu berlangsung di lantai 6.
"Itu yang membuat saya sendiri untuk datang lebih bersemangat." kata
teman saya yang kebetulan mendapat jatah mengajar beberapa SKS di kampus
itu.
Terus terang saya tidak begitu mengenl dunia Mahasiswa. Untuk itu, saya sendiri juga merasa aneh ketika setiap bertemu dengan para Mahasiswa itu, mereka selalu menyapa dan mengagukkan kepala sebagai tanda takzim. Karena di beberapa tempat, prosesi seperti itu hampir-hampir tidak pernah saya alami. Atau mungkin karena keterbatasan saya dalam bergaul dan bertemu orang selama ini sehingga tidak memungkinkan lagi bagi saya guna melihat pengalaman yang lebih luas. Entahlah. Yang jelas, pengalaman bertemu dengan anak-anak muda yang dalam kisaran usia 20-21 tahun itu, menjadi pengalaman yang surprise bagi saya sendiri.
Kesantunan itu saya dapatkan ketika saya bertemu dengan mereka di
koridor, lift ketika naik dan turun dari dan ke lantai 6 sebagai
lokasi kegiatan, dan juga saat saya harus berada di ruang tunggu sebelum
sesi saya dimulai.
Kesantunan itu, daam penglihatan saya kala itu, nampak alami dan normal. Dan itulah yang saya nilai sebagai sebuah sikap, atau mungkin sebuah budaya. Maka tidak keliru jika teman saya menjadi terhibur ketika harus mengajar mereka di ruang kuliah.
"Ini adalah tempat silaturahim saya Pak Agus. Karena untuk urusan nafkah sebagai kewajiban keluarga, saya sudah mendapatkannya dari tempat lain." Begitu ungkap teman saya itu.
"Ini adalah tempat silaturahim saya Pak Agus. Karena untuk urusan nafkah sebagai kewajiban keluarga, saya sudah mendapatkannya dari tempat lain." Begitu ungkap teman saya itu.
No comments:
Post a Comment