Ketika ada pertanyaan itu kepada saya, maka secara jujur akan saya katakan dimana saya di lahirkan, atau dimana saya dibesarkan. Karena itu menjadi dua hal yang berbeda, sekaligus bermakna untuk saya. Maka saya kan jelaskan keduanya.
"Kalau Bapak asli mana Pak?"
Begitu kata teman saya kepada teman saya. Tetapi mungkin karena merasa menjadi orang kampung, dan karena itu merasa sebagai warga yang tidak terhormat, sehngga perlu dia menyebutkan nama tempat yang seolah-olah dia bukan orang dari kampung.
"Kalau dari A?" ternyata begitulah biasa orang bertanya. Lebih-lebih jika ketika tempat atau lokasi yang menjadi jawabannya itu merasa dikenalnya. Maka pertanyaan berikut akan mengalir deras.
" A-nya disebelah mana Pak? Dekat perempatan C ya?"
"D-nya sebelah mana Pak?" dan seterusnya. Pendek kata, akan diketahui jugalah asli daerah yang dicobanya untuk disembunyikan.
Ketika yang bertanya itu saya, seperti tidak sengaja saya sampaikan pertanyaan itu kepada kawan saya yang mengaku berasal dari Ibu Kota Provinsi dimana daerah aslinya, ternyata masih butuh lebih kurang 3 jam untuk sampai halaman kampung halamannya dari kota yang disebutnya.
Mengapa orang merasa tidak percaya diri jika ketahuan bahwa dirinya dilahirkan dan dibesarkan dari kampung?
Jakarta, 4 September 2013.
No comments:
Post a Comment