Saya ikut bersyukur dan merasakan bagaimana seorang murid yang masih
mengenang dengan jelas siapa sosok guru yang amat dicintainya. Dan akan kenangan baiknya itu, diceritakanlah kepada teman-temannya. Inilah kenyataan yang menjadi pengalaman saya, yang
terjadi dalam sebuah pelatihan guru di sebuah sekolah swasta di Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.
Cerita itu bermula ketika seorang peserta pelatihan, yang adalah seorang guru di Sekolah Dasar swasta dari Duri, Riau, yang memberikan testimoni terhadap apa yang pernah dialaminya. Dikatakannya dalam testimoni itu bahwa, guru yang Ia idolakan itulah yang akhirnya membukakan jalan hidupnya untuk memilih menjadi guru.
Lalu seperti apa sosok gurunya itu?
Gurunya adalah seorang guru menyanyi. Guru yang hanya mengajar di sekolahnya untuk kurun waktu yang tidak panjang. Namun dalam kurun waktu yang relatif singkat itu Ia telah mampu meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan pada dirinya. Jejak akan kekaguman akan kepiawaiannya dalam membawa anak-anak didiknya masuk dalam dunia keindahan dan kebanggaan alam dan nusantara melalui syair lagu-lagu yang diajarkannya.
Ini selain karena guru itu 'berwajah' kota, karena kebetulan memang asli kota kabupaten yang ada di daerahnya kala itu, juga karena Ia merasa begitu istimewanya belajar menyanyi di sekolahnya yang berada jauh dari kecamatan di sebuah kabupaten di Pulau Sumatera?
Cerita itu bermula ketika seorang peserta pelatihan, yang adalah seorang guru di Sekolah Dasar swasta dari Duri, Riau, yang memberikan testimoni terhadap apa yang pernah dialaminya. Dikatakannya dalam testimoni itu bahwa, guru yang Ia idolakan itulah yang akhirnya membukakan jalan hidupnya untuk memilih menjadi guru.
Lalu seperti apa sosok gurunya itu?
Gurunya adalah seorang guru menyanyi. Guru yang hanya mengajar di sekolahnya untuk kurun waktu yang tidak panjang. Namun dalam kurun waktu yang relatif singkat itu Ia telah mampu meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan pada dirinya. Jejak akan kekaguman akan kepiawaiannya dalam membawa anak-anak didiknya masuk dalam dunia keindahan dan kebanggaan alam dan nusantara melalui syair lagu-lagu yang diajarkannya.
Ini selain karena guru itu 'berwajah' kota, karena kebetulan memang asli kota kabupaten yang ada di daerahnya kala itu, juga karena Ia merasa begitu istimewanya belajar menyanyi di sekolahnya yang berada jauh dari kecamatan di sebuah kabupaten di Pulau Sumatera?
Oleh karenanya,
kehadiran gurunya yang selalu perpakaian rapi meski sederhana itu selalu
dinantikan keberadaannya di dalam kelas. Ia dan teman-temannya setria
menunggu lagu baru yang akan diajarkan. Dan sebelum lagu baru anak-anak
dapatkan, maka kelas diminta mengulang lagu-lagu yang pekan lalu
diajarkan.
"Dan sekarang," kata Pak Guru dari Duri itu dalam testimoninya, "menyanyikan lagu yang diajarkan oleh guru saya yang sebentar itu kepada peserta didik saya. Itulah guru yang menjadi idola saya."
Semua peserta pelatihan tentunya memberikan apresiasi dengan bertepuktangan kepada guru itu diakhir testimoninya.
"Dan sekarang," kata Pak Guru dari Duri itu dalam testimoninya, "menyanyikan lagu yang diajarkan oleh guru saya yang sebentar itu kepada peserta didik saya. Itulah guru yang menjadi idola saya."
Semua peserta pelatihan tentunya memberikan apresiasi dengan bertepuktangan kepada guru itu diakhir testimoninya.
***
Saya yang ikut mendengar testimoni itu, turut mengucap syukur.
Merefleksikan diri bagaimana rasanya bila menjadi seorang guru yang
dikenang siswanya dalam kebaikan. Dalam refleksi itu pulalah kami yang
menjadi bagian dari pelatihan itu mendapatkan pelajaran.
Jakarta, 09-14/12/2012.
Jakarta, 09-14/12/2012.
No comments:
Post a Comment