Capture lokasi pusat batik Trusmi di Cirebon, Jawa Barat. |
Mengunjungi pusat atau sentra batik di Cerebon, yaitu di Trusmi, beberapa waktu lalu, saya terkagum. Ini karena kunjungan saya kembali setalah delapan tahun. Dimana kala itu, saat liburan Idul Fitri tahun 2004, besama keluarga saya mampir terlebih dahulu ke Trusmi sebelum Magrib tiba. Karena menjelang malam, maka beberapa toko yang ada di lokasi tersebut sudah tutup atau menjelang tutup. Tetapi pada kungjungan kai tahun ini, kesan Trusmi yang dahulu sama sekali lenyap. Tidak ada satu kemiripanpun yang masih dapat saya temui di Trusmi pada siang itu. Semua berbeda. Beberapa bagian berbeda menjadi sangat padat, semenara bagian-bagian lainnya begitu mudah dan rapai tertata.
Satu hal yang tetap dan akan selau sama antara delpan tahun lalau dengan waktu itu, adalah bahwa Trusmi menawarkan batik khas Cirebonan. Sama dengan Setono di Pekalongan, atau sentra batik lain yang tersebar di Yogyakarta, Surakarta, atau tempat lainnya.
Hal yang paling berbeda adalah telah berdirinya swalayan batik yang relatif besar serta lengkap begitu kami sampai di lokasi Trusmi. Swalayan yang kabarnya menjadi 'pasar' bagi pengrajin yang ada di sekitar lokasi ini, dimiliki oleh seorang pengusaha. Meski begitu, di sepanjang jalan di area Trusmi masih banyak berdiri toko-toko yag relatif kecil dengan dagangan batiknya.
Delapan tahun lalu, kami harus 'berburu' batik yang kami inginkan dengan mendatangi satu toko ke toko lainnya. Pengalaman kala itu memberikan kesan kepada saya, yang fungsinya sebagai driver, merepotkan. Selain repot menemukan tempat parkir yang 'pas', juga macet.
Namun delapan tahun sesudah itu, pada 30 Oktober 2012 lalu, ruas arteri yang dulu kanan dan kiri sisi jalannya masih kosong dan terkesan lega, sekarang begitu sumpeg. Kesan padat itu baru berakhir ketika begitu masuk area Trusmi, di bagian depannya, telah berdiri swalayan batik Trusmi dengan parkir yang relatif cukup.
Sekali lagi, sebagai driver, kesan saya ketika sampai swalayan itu adalah lega dan praktis. Cukup sekali parkir, para ibu dengan leluasa memilih batik-batik yang diutuhkannya. Dan saya, sembari menunggu yang sibuk belanja dengan mendatangi conter urut yang ada di dekat kasir untuk menunggu giliran!
Jakarta, 04 Desember 2012.
No comments:
Post a Comment