Di Sekolah kami, yang adalah sekolah swasta, maka hasil kinerja guru dan karyawan akan
menjadi acuan bagi perhitungan kenaikan gaji pada masing-masing kami untuk tahun pelajaran berikutnya. Ini mungkin salah satu pembeda dengan sekolah lain, khususnya teman-teman guru yang berada di lingkungan sekolah negara dengan status PNS. Karena kami tidak mengenal golongan kerja. Seperti saya sendiri, misalnya, ketika akan menandatangani kontrak kerja di sekolah ini, hanya disodorkan tanggung jawab yang harus saya lakukan dan upah yang akan saya dapatkan. Boleh ditandatangani kontrak kerja itu jika saya setuju. Begitulah. Oleh karenanya, bagi guru yang telah menjadi bagian dari kami, maka menerima hasil penilaian kinerja merupakan harapan baru. Harapan untuk melihat seberapa besar prosesntasi kenaikan gaji!
Kali pertama yang akan kami hitung kenaikan gajinya adalah teman-teman guru dan
seluruh karyawan. Karena merekalah yang berada dibawah koordinasi kami, sebagai Kepala Sekolah. Sedang
bagian appraisal dan kenaikan kami, akan diberikan hasil performance appraisal
setelah mereka semua selesai oleh Kepala para Kepala Sekolah kami.
Ini adalah kegiatan yang menjadikan teman-tekan guru bersemangat untuk mengejar nilai penilaian kinerja yang baik. Lebih-lebih hasil kinerja dan besaran gaji setelah kenaikan itu disampaikan kepada mereka paling lambat satu bulan sebelum tahun pelajaran berakhir. Ini jugalah yqng membuat teman-teman itu berikir apakah untuk tahun pelajaran depan tetap akan lanjut sebagai guru dimana seperti sekarang atau menerima tawaran dari sekolah atau lembaga pendidikan lain, yang biasanya dengan kedudukan dan tanggungjawab yang lebih besar dan lebih baik? Merdeka bukan?
Kenyataan itu, bagi kami, yang menjadi bagian dari manajemen sekolah swasta, adalah hal yang tidak dapat dihindari. Ini karena sekolah-sekolah swasta lain masih menjadikan sekolah kami sebagai kiblat bagi pembelajaran yang melihat dan memposisikan peserta didik sebagai subyek. Maka migrasi guru tidak dapat kami cegah. Karena ini juga sebagai bagian dari kemerdekaan asasi mereka untuk mengembangkan karirnya dan masa depannya. Atau bahkan mungkin mereka telah merasa cukup dan berada di zona nyaman sehingga harus memilih untuk mengembangkan diri di luar pagar?
Meski kehilangan mereka, kami sesama Kepala Sekolah selalu meyakinkan diri bahwa mereka tetap akan mengingat kita sebagai tempat bekerja mencari nafkah dan sekaligus sebagai wahana mengembangkan diri. Dan bukankah keberadaan mereka di tempat barunya nanti untuk mengembangkan sekolah dengan pendekatan belajar yang hakiki? Dan bukankah itu berarti bahwa kami telah ikut berkontribusi dalam mengembangkan kualitas pendidikan di negeri ini?
Jakarta, 17/10/2012
Ini adalah kegiatan yang menjadikan teman-tekan guru bersemangat untuk mengejar nilai penilaian kinerja yang baik. Lebih-lebih hasil kinerja dan besaran gaji setelah kenaikan itu disampaikan kepada mereka paling lambat satu bulan sebelum tahun pelajaran berakhir. Ini jugalah yqng membuat teman-teman itu berikir apakah untuk tahun pelajaran depan tetap akan lanjut sebagai guru dimana seperti sekarang atau menerima tawaran dari sekolah atau lembaga pendidikan lain, yang biasanya dengan kedudukan dan tanggungjawab yang lebih besar dan lebih baik? Merdeka bukan?
Kenyataan itu, bagi kami, yang menjadi bagian dari manajemen sekolah swasta, adalah hal yang tidak dapat dihindari. Ini karena sekolah-sekolah swasta lain masih menjadikan sekolah kami sebagai kiblat bagi pembelajaran yang melihat dan memposisikan peserta didik sebagai subyek. Maka migrasi guru tidak dapat kami cegah. Karena ini juga sebagai bagian dari kemerdekaan asasi mereka untuk mengembangkan karirnya dan masa depannya. Atau bahkan mungkin mereka telah merasa cukup dan berada di zona nyaman sehingga harus memilih untuk mengembangkan diri di luar pagar?
Meski kehilangan mereka, kami sesama Kepala Sekolah selalu meyakinkan diri bahwa mereka tetap akan mengingat kita sebagai tempat bekerja mencari nafkah dan sekaligus sebagai wahana mengembangkan diri. Dan bukankah keberadaan mereka di tempat barunya nanti untuk mengembangkan sekolah dengan pendekatan belajar yang hakiki? Dan bukankah itu berarti bahwa kami telah ikut berkontribusi dalam mengembangkan kualitas pendidikan di negeri ini?
Jakarta, 17/10/2012
1 comment:
Assalamu'alaikum Pak Agus,how r u ? May Allah always bless u. It's nice to read u'r article. Being a teacher in TUGASKU was an unforgetable experience for me, I learnt a lot in there. Hopefully all of the teachers who have ever taught in TUGASKU were feel the same. Though now, we're not in there anymore.
Post a Comment