Los-los kambing milik H Bunyamin dari Bogor. |
Kegiatan perayaan Idul Kurban di sekolah kami yang diramu dengan konsep 'tebar hewan kurban' di daerah yang jauh
dari pedagang kambing musiman, rupanya telah menghantarkan saya
berhubungan dan berkenalan dengan para peternak hewan kurban. Mereka ini
adalah para peternak, wirausahawan ternak, yang sebagian besar pendapatannya atau ternaknya
adalah penggemukan untuk stok berkurban. Terutama dan utamanya adalah
kambing atau domba.
Berbagai model yang mereka usahakan itu, alhamdulillah saya teah bertemu dan bertatap muka. Sedikit berdiskusi. Karena memang saya awam sekali dengan masalah per-kambingan. Peternak dengan skala ternak yang berkisar 50an ekor, saya temui di Purworejo, Jawa Tengah, Bongas, Indramayu, dan Binong, Subang di Jawa Barat. Sedang peternak dengan skala besar, dengan jumlah hewan ternak tidak kurang dari 500 ekor kambing dan domba, saya jumpai di Talang Dua, Cimande, Bogor.
Dari pertemuan-pertemuan itu menerbitkan inspirasi saya untuk ikut melatih diri dalam bekerja keras, yaitu untuk dapat mencoba. Tentu ini sebuah jalan pencarian nafkah yang dapat dikatakan bersih dari wilayah abu-abu. Semuanya terlihat jelas.
Di Peternakan Pak Bunyamin
Pertama kali berkebalan sekitar awal tahun 2012 ini. Hubungannya dengan rencana kerja sama antara teman dengan beliau dalam menggemukan kambing dan domba untuk stok kebutuhan hewan kurban di masjid teman kami itu. Disepakati 250 ekor kambing yang akan digunakan untuk suplai hewan kurban tahun ini juga. Lokasi kandangnya tidak jauh dari Talang Dua, Cimande, Kabupaten Bogor.
Pertemuan dan diskusi kami berlangsung di sebuah pendopo yang difungsikan juga sebagai mushala dan juga tempat pertemuan. Pendopo dibuat satu deret dengan rumah-rumah para pekerjanya yang bertugas mengurusi ternak-ternaknya. Di depan deretan bangunan itu ada terdapat empat los besar, yang berfungsi sebagai kandang kambing. Setiap losnya, saya perkirakan dapat menampung lebih kurang 500 ekor kambing.
Berbagai model yang mereka usahakan itu, alhamdulillah saya teah bertemu dan bertatap muka. Sedikit berdiskusi. Karena memang saya awam sekali dengan masalah per-kambingan. Peternak dengan skala ternak yang berkisar 50an ekor, saya temui di Purworejo, Jawa Tengah, Bongas, Indramayu, dan Binong, Subang di Jawa Barat. Sedang peternak dengan skala besar, dengan jumlah hewan ternak tidak kurang dari 500 ekor kambing dan domba, saya jumpai di Talang Dua, Cimande, Bogor.
Dari pertemuan-pertemuan itu menerbitkan inspirasi saya untuk ikut melatih diri dalam bekerja keras, yaitu untuk dapat mencoba. Tentu ini sebuah jalan pencarian nafkah yang dapat dikatakan bersih dari wilayah abu-abu. Semuanya terlihat jelas.
Di Peternakan Pak Bunyamin
Pertama kali berkebalan sekitar awal tahun 2012 ini. Hubungannya dengan rencana kerja sama antara teman dengan beliau dalam menggemukan kambing dan domba untuk stok kebutuhan hewan kurban di masjid teman kami itu. Disepakati 250 ekor kambing yang akan digunakan untuk suplai hewan kurban tahun ini juga. Lokasi kandangnya tidak jauh dari Talang Dua, Cimande, Kabupaten Bogor.
Pertemuan dan diskusi kami berlangsung di sebuah pendopo yang difungsikan juga sebagai mushala dan juga tempat pertemuan. Pendopo dibuat satu deret dengan rumah-rumah para pekerjanya yang bertugas mengurusi ternak-ternaknya. Di depan deretan bangunan itu ada terdapat empat los besar, yang berfungsi sebagai kandang kambing. Setiap losnya, saya perkirakan dapat menampung lebih kurang 500 ekor kambing.
Apa yang diupayakan oleh Pak Bunyamin tersebut sudah menjadi bagian integral bagi para mahasiswa peternakan yang ada di wilayahnya. Ini mungkin karena skalanya yang tidak kecil lagi, dan sosok Pak Bunyamin yang pekerja keras serta ulet. Pada tahun 2012 ini, peternakan Pak Bunyamin menjadi wakil kabupaten Bogor untuk maju di tingkat provinsi Jawa Barat dalam dunia usaha peternakan.
Selain skalanya yang tidak kecil lagi, kebersihan kandang di peternakan Pak Bunyamin sungguh menakjubkan. Saat berkunjung ke kandang, tidak saya lihat kotoran rumput yang merupakan sisa makanan hewan ternak. Baik di kandangnya, atau juga di bawah kandang. Bersih.
Di Peternakan Pak Roto
Berkunjung di peternakan Pak Roto yang ada lebih kurang 5 kilometer dari kota Purworejo, juga mdnerbitkan aura optimesme seorang peternak. Pak Roto menunjukkan di depan kami sebagai pekerja yang ulet dan tiada henti. Juga termasuk orang yang tidak terlalu pelit dalam hal menentukan harga.
Hal ini kebetulan saya lihat sendiri saat H -1 pada Idul Fitri 1432H/ 2011 yang lalu. Dari beliau, sekolah kami membeli 1 ekor sapi dan 23 ekor kambing. Dan ketika jumlah kambing yang ada di kandang telah habis terjual, Baliau dengan sigap mengambil kambing-kambing yang ada di kandan yang lain. Luar biasa. Dan yang lebih menakjubkan lagi, pada hari itu beliau bertransaksi dengan banyak orang dengan menggunakan uang cash!
Selain skala jumlah ternak yang dipelihara antara peternakan Pak Bunyamin yang di Bogor dengan Pak Roto di Purworejo adalah soal kebersihan. Peternakan Pak Roto masih jauh tertinggal dalam hal mengelolaan limbah pakan ternaknya dengan Pak Bunyamin. Dan dari sisi ini pula saya sungguh dapat belajar.
Jakarta, 14 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment