Pada tahapan berikutnya sebagai bagian dari manajemen sekolah, saya harus belajar lagi tentang sesuatu yang baru. Ini tentunya sejak semua unit sekolah harus menjadi tanggungjawab saya. Sesuatu yang masih berkait dengan penilaian kinerja itu adalah Key Performance Indicator atau KPI. Jika selama ini kinerja yang saya kerjakan itu untuk penilaian individu guru yang menjadi tanggung jawab di unit saya, maka KPI yang harus saya lakukan adalah untuk untuk 'mengukur' sejauh mana sukses yang telah dicapai di unit sekolah saya. Dengan kata lain KPI untuk mengukur kinerja lembaga yang saya pimpin.
Pada saat pertama ketika saya datang sebagai bagian dari sekolah tersebut, saya tentu sedikit jaim (jaga image) ketika teman menyodorkan format KPI itu. Yang ada dalam benak saya kala itu adalah, saya akan mencoba untuk memperlajari KPI itu dengan melihat format dan mencari landasan konsepnya. Tetapi setelah pengetahuan saya itu berada pada tataran yang, menurut saya tidak berkembang dengan baik setelah bergaul lebih dari satu putaran penilaian, maka saya harus mengikuti sebuah paparan yang lebih serius lagi tentang hal ini.
Pengetahuan saya yang tipis terkait dengan KPI atau bahkan balance scorcard yang menjadi karibnya itu mudah dipahami. Karena meski saya memiliki latar belakang sebagai bagian dari manajemen, tetapi banyak pengalaman tersebut yang terbangun dari sisi saya sebagai guru di dalam kelas. Oleh karenanya maka pemahaman saya cetek dalam hal sistem penilaian kinerja korporasi. Teman-teman yang berangkat dari dunia usahalah yang jauh lebih cepat belajar dan menguasai KPI mereka masing-masing.
Meski begitu, saya harus mensyukuri pengalaman itu. Karena dalam dunia pendidikan, hal yang bernama KPI lembaga dengan latar sekolah juga baru saja tumbuh. Dan para instrukturnyapun masih sedikit yang benar-benar tahu tentang konsepnya dan sekaligus lapangannya.
Artinya, di lapangan saya merasakan sebagai pemilik pengetahuannya, sedang teman-teman yang menjadi instruktur dengan latar duia usaha memahami konsep dan lapangan di lembaga perusahaan. Dengan dua kenyataan itulah maka saya merasakan masih adanya eksistensi diri dalam belajar KPI lembaga tersebut.
Jakarta, 20 Oktober 2012.
No comments:
Post a Comment