Bebek masih dikurung di dalam rombonggannya. |
Pagi itu, saya jumpai pengangon bebek di sebidang tanah sawah yang ada
di pinggiran sebuah desa di wilayah yang lebih kurang berjarak sekitar 6
kilometer ke arah selatan dari jembatan layang Pamanukan, Subang, Jawa Barat. Sebelum
bebek-bebek yang berada di lima kandang di-umbar atau diangon.
Seorang bapak-bapak dengan lebih kurang berusia 35 tahun. Berkaos lengan
panjang warna hijau yang sudah pudar warnanya karena mungkin terpanggang cahaya matahari, bercelana panjang warna krem, dan bertopi
laken. Sederhana dan ramah menerima obrolan saya yang pagi itu
'mengganggu' kesehariannya mempersiapkan perjalanan bebek-bebeknya
menyusuri hamparan sawah yang telah atau baru saja dipanen padinya.
Sebuah lahan yang ideal bagi bebek-bebeknya untuk memperoleh makanan.
Pagi itu memang menjadi pagi pertama saya dan romobongan berdiam sejenak di sebuah desa yang tidak terlalu jauh dari hiruk pikuk Jakarta. Dan karena agenda yang harus kami lakukan kali pertamanya adalah sekitar pukul delapan, maa kami isi waktu kami dengan 'eksplorasi' lingungan dimana kami tinggal di hari itu.
Pekerja Ulet
Inilah kumpulan jerih payah Pengangon bebek. |
Apa yang dilakukan oleh para pengangon bebek di pagi itu, adalah rutinitas pagi yang harus mereka jalani. Memunguti telur bebek yang ada di kandang, memberikan 'sarapan' kepada bebek-bebeknya dengan sedikit mkanan tambahan, mengobrol sesama pengangon, dan melepas bebek-bebeknya itu. Sore, selepas waktu ashar, mereka akan menggiring bebek-bebeknya untuk kembali ke kandang. Begitulah rutinitas mereka.
Bersyukur saya berkenalan dengan mereka pada pagi itu. Yang ternyata adalah para pekerja sekaligus pengusaha yang bekerja dengan keras, ulet dan tahan banting. Karena mereka harus bergerak dan bermigrasi dari satu tempat ketampat yang lain dalam rangka 'mengejar' ketersediaan pakan bagi ternaknya. Meski asli mereka adalah Patrol, Indramayu, tetapi mereka merantau hingga di Babelan, Bekasi. Dan itu semua adalah rangkaian perjuangan hidupnya.
Jakarta, 8.11.2012.
No comments:
Post a Comment