Ini adalah pertanyaan khas bagi sekolah yang dikelola oleh lembaga pendidikan swasta. Karena keberadaan dan eksistensi lembaga pendidikan swasta sangat bergantung dengan support dari jumlah siswa atau peserta didiknya. Jumlah peserta didik dengan tingkat kepuasan akan terjadi manakala memperoleh pelayanan optimal dari para pendidiknya dan orang-orang yang berkontribudi di sekolah tersebut.
Hal ini perlu sekali saya kemukakan di depan sebagai lanasan berpikir kita ketika nanti saya sampaikan stetmen berikutnya tentang yang terkait dengan pertanyaan yang menjadi judul dalam catatan saya ini.
Bahwa pertanyaan, sebagaimana judul catatan saya ini, seharus hanya memiliki satu jawaban saja, yaitu bahwa kinerja baik guru di sekolah memiliki korelasinya baik dan sekaligus positif terhadap jumlah siswa! Namun, dalam perjalanan sebuah penilaian kinerja, kadang ada deviasi antara yang seharusnya terjadi tersebut dengan apa yang ternyata menjadi kenyataan di lapangan.Lalu dimana deviasi ini lahir? Inilah yang menjadi pertanyaan saya dan teman-teman di sekolah setelah sekian lama melakukan penilaian guru di sekolah berbasis kinerja.
Deviasi itu juga yang membuat kami melakukan refleksi dan sekalogus koreksi. Mengapa dua obyek tersebut, yaitu kinerja guru yang baik dan jumlah siswa, justru tidak atau mungkin belum memiliki korelasi yang baik? Sebagaimana data yang kami miliki bahwa rerata kinerja guru yang kami nilai adalah baik. Satu atau dua guru dengan kenerja yang unggul, demikian pula satu atau tiga teman guru yang masih berkinerja kurang. Tetapi mengapa justru siswa kami dari tahun ke tahun mengalami penurunan?
Sebagai gambaran, bahwa tahun pelajaran 2010/2011 jumlah siswa di kelas baru kami menyisakan enam bangku kosong. Di tahun pelajaran berikutnya, 2011/2012 kelas baru kami kembali menyisakan bangku kosong 12. Dan di tahun yang berjalan sekarang ini, 2012/2013 bangku kosong yang terdapat di kelas baru kami ada 18. Ini artinya bahwa bangku kosong sedikit-sedikit mengalami kenaikan. Padahal, jumlah guru-guru kami yang kami nilai, secara terus menerus mengalami perbaikan atau kenaikan nilai dari tahun ke tahun.
Dan refleksi yang saya lakukan terhadap data-data tersebut antaralain menelurkan gagasan untuk melakukan perbaikan terhadap parameter penilaiannya itu sendiri dan cara serta strategi saat melakukan penilaiannya.
Hal ini perlu sekali saya kemukakan di depan sebagai lanasan berpikir kita ketika nanti saya sampaikan stetmen berikutnya tentang yang terkait dengan pertanyaan yang menjadi judul dalam catatan saya ini.
Bahwa pertanyaan, sebagaimana judul catatan saya ini, seharus hanya memiliki satu jawaban saja, yaitu bahwa kinerja baik guru di sekolah memiliki korelasinya baik dan sekaligus positif terhadap jumlah siswa! Namun, dalam perjalanan sebuah penilaian kinerja, kadang ada deviasi antara yang seharusnya terjadi tersebut dengan apa yang ternyata menjadi kenyataan di lapangan.Lalu dimana deviasi ini lahir? Inilah yang menjadi pertanyaan saya dan teman-teman di sekolah setelah sekian lama melakukan penilaian guru di sekolah berbasis kinerja.
Deviasi itu juga yang membuat kami melakukan refleksi dan sekalogus koreksi. Mengapa dua obyek tersebut, yaitu kinerja guru yang baik dan jumlah siswa, justru tidak atau mungkin belum memiliki korelasi yang baik? Sebagaimana data yang kami miliki bahwa rerata kinerja guru yang kami nilai adalah baik. Satu atau dua guru dengan kenerja yang unggul, demikian pula satu atau tiga teman guru yang masih berkinerja kurang. Tetapi mengapa justru siswa kami dari tahun ke tahun mengalami penurunan?
Sebagai gambaran, bahwa tahun pelajaran 2010/2011 jumlah siswa di kelas baru kami menyisakan enam bangku kosong. Di tahun pelajaran berikutnya, 2011/2012 kelas baru kami kembali menyisakan bangku kosong 12. Dan di tahun yang berjalan sekarang ini, 2012/2013 bangku kosong yang terdapat di kelas baru kami ada 18. Ini artinya bahwa bangku kosong sedikit-sedikit mengalami kenaikan. Padahal, jumlah guru-guru kami yang kami nilai, secara terus menerus mengalami perbaikan atau kenaikan nilai dari tahun ke tahun.
Dan refleksi yang saya lakukan terhadap data-data tersebut antaralain menelurkan gagasan untuk melakukan perbaikan terhadap parameter penilaiannya itu sendiri dan cara serta strategi saat melakukan penilaiannya.
Jakarta, 21 Oktober 2012.
No comments:
Post a Comment