Beberapa waktu lalu saya bersama teman melihat,
bersilaturahim, dan berdiskusi di lapangan yang teman-teman sebut sebagai
ladang perjuangannya. Kami datang di pertengahan waktu antara waktu Ashar dan Magrib.
Dan baru meninggalkan lokasi itu persis saat waktu Isyak berkumandang. Namun waktu yang singkat itu telah banyak
memberikan inspirasi kepada kami yang menjadi pengunjungnya.
Berkeliling menjadi pembuka kunjungan kami. Diajaklah kami
mengelilingi blok-blok dimana lokasi olah jiwa, olah jasmani, dan olah pikir
bagi generasi muda unggulan disiapkan. oleh teman-teman saya itu dengan penuh kesungguhan. Sebuah lahan yang benar-benar memberikan
harapan.
Namun bukan itu saja tampaknya
bagi saya, yang membuat kami semua kagum. Tetapi justru kesiapan dan daya juang
para pemangku yang ada di lokasi dari tingkat yang ada di dalam struktur, yang dipampang di
ruang kendali dimana kami akhirnya berada sebelum menunaikan shalat Magrib
bersama, hingga yang berdiri di depan pada saat kami hadir. Dan semangat itu
terlihat dengan jelas hingga di raut wajah yang digambar.
Lalu kami bertanya bagaimana mereka dapat begitu bersemangat
dalam perjuangannya itu? Dijelaskannya bahwa untuk mengembangkan budaya
berjuang tersebut dengan perjuangan juga. Yaitu perjuangan berjenjang,
perjuangan yang simultan, perjuangan yang penuh ketulusan, dan dengan peta yang digunakan secara konsisten serta
persisten.
Dan disinilah barangkali yang menjadikan inspirasi bagi ikhtiar kami.
Perjuangan berjenjang yang penuh semangat dengan menggunakan peta perjalanan
yang konsisten serta penuh keteguhan akan pertolongan illahi, menjadi poin yang
tampak sekali harus menjadi contoh bagi kami.
Atau setidaknya, kami harus mengukur apa yang kami telah
perjuangkan dengan apa yang mereka perjuangkan. Perbandingan ini setidaknya
menjadikan kami untuk dapat menjadi lebih teguh dalam menerima amanah perjuangan. Semoga.
Amin.
Jakarta, 23/03/2012
No comments:
Post a Comment