Rombongan kami, yang terdiri dari Mamak, semua adik, saya sendiri beserta anak dan istri, berangkat dari Wojo, Dadirejo, Bagelen, Purworejo menuju ke kecamatan Prambanan, Yogyakarta, dimana calon besan untuk adik saya tinggal, tepat pukul 08.35. Jam keberangkatan ini relatif molor dari jadwal yang sebelumnya telah kami direncanakan dan sepakati. Dimana kami merencanakan untuk berangkat dari rumah pukul 08.00. Supaya tidak terlalu siang agar udara siang yang panas tidak kami temui di tengah perjalanan.
Kami menyewa mobil engkel. Sebutan untuk kedaraan elf diesel angkutan umum yang berplat kuning. Seru juga. Pergi bersama semua anggota keluarga di kampung dengan berkendara colt diesel ini. Selain seru juga tentunya unik. Khusus untuk anak saya yang kecil dan besar hampir belum pernah naik kendaraan gaya seperti ini dengan memuat barang-barang dari kampung yang seolah-olah dari berdagang.
Ya benar. Kami bersilaturahim ke rumah calon besan tidak hanya membawa lemper buatan Mamak saja, tetapi juga kelapa yang jumlahnya mencapai 115 buah, serta sapu lidi sebanyak 20 buah. Masih ada bawaan lain, namun dengan jumlah yang normal. Aneh kan?
Kalau saya melihatnya begitu. Aneh.
- Mau silaturahim malah bawaannya yang lucu-lucu. Begitu komentar saya kepada adik yang mau jadi penganten Juli nanti.
- Ini sekalian titipan calon besan kok mas. Jawab adik saya.
- Mengapa?
- Karena sekalian untuk dijual di Prambanan. Jelasnya. Saya maklum. karena keluarga calon besan mamak ini juga adalah pedagang.
No comments:
Post a Comment