Senin, 18 April 2011, adalah hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA/SMK dan sederajat di tahun pelajaran 2010/2011. Ujian Nasional ini akan berlangsung selama empat hari, hingga Kamis, 21 April 2011. Terdapat enam mata pelajaran yang akan diujikan dalam UN tahun 2011 ini.
Sebagai persiapan untuk memperoleh hasil UN yang maksinal, yaitu lulus 100% dengan nilai yang optimal, maka sekolah lazim melakukan persiapan dalam bentuk beberapa program. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena bagaimanapun bentuk dan kebijakan UN selalu dilakukan perbaikan, hasil nilai UN adalah tolak ukur paling gampang dalam membuat peringkat sekolah. Dan persiapan untuk mendapatkan hasil UN yang baik, tidak hanya menjadi cita-cita setriap peserta UN itu sendiri, tetapi juga lembaga sekolah dan bahkan daerah masing-masing. Bahkan, dalam era pencitraan seperti yang menjadi bagian penting pada zaman reformasi ini, maka hasil UN daerah juga menjadi bagian dari citra pimpinan daerahnya. Itulah mengapa program untuk sukses UN menjadi program unggulan di beberapa sekolah.
Program sukses UN itu antara lain adalah; pendalaman materi (PM) UN. Yaitu kegiatan pembelajaran khusus kelas akhir pada setiap tingkat sekolah; SD, SMP, SMA dan sederajatnya, melakukan penguatan pemahaman terhadap materi pelajaran yang akan diujikan dalam UN. Materi yang akan diujikan ini didapat sekolah dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) atau yang sering juga disebut sebagai kisi-kisi.
Oleh karenanya, guru di sekolah akan paham benar materi mana saja yang benar -benar harus dikuasai siswa. Dan selain PM diisi dengan kegiatan latihan menyelesaikan soal-soal yang bersinergi dengan SKL, PM juga akan membekali siswa untuk memiliki strategi belajar mendasar dan juga praktis. Latihan menyelesaikan soal-soal yang bersinergi dengan SKL adalah keterampilan siswa dalam hal yang praktis. Sedang yang saya maksudkan dengan strategi belajar mendasar misalnya, kepada siswa diberikan keterampilan untuk bagaimana memahani materi. Dalam Hal ini siswa bisa belajar membuat mind map terhadap seluruh SKL. Model ringkasan materi dalam bentuk mind map ini akan membantu siswa belajar dengan cara yang cerdas.
Sebagai persiapan untuk memperoleh hasil UN yang maksinal, yaitu lulus 100% dengan nilai yang optimal, maka sekolah lazim melakukan persiapan dalam bentuk beberapa program. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena bagaimanapun bentuk dan kebijakan UN selalu dilakukan perbaikan, hasil nilai UN adalah tolak ukur paling gampang dalam membuat peringkat sekolah. Dan persiapan untuk mendapatkan hasil UN yang baik, tidak hanya menjadi cita-cita setriap peserta UN itu sendiri, tetapi juga lembaga sekolah dan bahkan daerah masing-masing. Bahkan, dalam era pencitraan seperti yang menjadi bagian penting pada zaman reformasi ini, maka hasil UN daerah juga menjadi bagian dari citra pimpinan daerahnya. Itulah mengapa program untuk sukses UN menjadi program unggulan di beberapa sekolah.
Program sukses UN itu antara lain adalah; pendalaman materi (PM) UN. Yaitu kegiatan pembelajaran khusus kelas akhir pada setiap tingkat sekolah; SD, SMP, SMA dan sederajatnya, melakukan penguatan pemahaman terhadap materi pelajaran yang akan diujikan dalam UN. Materi yang akan diujikan ini didapat sekolah dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) atau yang sering juga disebut sebagai kisi-kisi.
Oleh karenanya, guru di sekolah akan paham benar materi mana saja yang benar -benar harus dikuasai siswa. Dan selain PM diisi dengan kegiatan latihan menyelesaikan soal-soal yang bersinergi dengan SKL, PM juga akan membekali siswa untuk memiliki strategi belajar mendasar dan juga praktis. Latihan menyelesaikan soal-soal yang bersinergi dengan SKL adalah keterampilan siswa dalam hal yang praktis. Sedang yang saya maksudkan dengan strategi belajar mendasar misalnya, kepada siswa diberikan keterampilan untuk bagaimana memahani materi. Dalam Hal ini siswa bisa belajar membuat mind map terhadap seluruh SKL. Model ringkasan materi dalam bentuk mind map ini akan membantu siswa belajar dengan cara yang cerdas.
Selain program pendalaman materi UN, sekolah juga membuat program motivasi untuk siswa. Ini agar siswa memiliki visi yang jelas dalam mencapai sesuatu bagi sukses masa depannya. Oleh karenanya, sukses UN hanyalah sukses antara.
Dalam hal motivasi ini, siswa juga belajar tentang bagaimana implikasi dari berperangsangka dan berpikir positif terhadap apa yang telah, sedang dan akan terjadi. Karena dalam setiap kejadian Tuhan selalu mengirimkan hikmah untuk kita. Juga bagaimana membuat apa yang diinginkan menjadi sebuah gambaran yang konkrit.
Dan selain program tersebut, maka ketika menjelang UN berlangsung beberapa hari, sekolah menyelenggarakan doa bersama. Kegiatan yang bermaksud untuk meneguhkan bahwa semua bentuk ikhtiar yang kita lakukan semua atas campur tangan Tuhan seru sekalian alam.
Jimat dan Sukses dalam Jejak Langkah
Lalu bagaimana dengan jimat? Apakah jika saya mengantongi suatu benda yang telah 'didoakan' juga menjadi bagian dari program yang telah saya sebutkan diatas? Tampaknya tidak. Namun SUN TV, dalam Indonesia Petang pukul 16.25, pada Minggu, 17 April 2011, mengabarkan bahwa ada beberapa siswa di Demak yang mengambil tanah dari sekolahnya untuk diberi doa-doa juga sebagai bagian dari sarana untuk sukses UN.
Lalu bagaimana pencapaian sukses yang ada dalam Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer (Lentera Dipantara.2009)? Karena peristiwa anak sekolah yang harus membawa tanah sebagai bagian dari menempuh sukses sebagaimana yang terberitakan di tv itu, dalam novel ini dikatakan; Bahwa sukses bukan hadiah cuma-cuma dari dewa, dia hanya akibat dari kerja keras dan belajar. (Halaman 576).
Dan untuk mempertegas bagaimana sikap kontradiksi yang masih sering kita jalani dalam menuju sukses, adalah sebagaimana apa yang dikemukakan Minke, tokoh dalam tetralogi Pramoedya Ananta Toer itu. Dalam sebuah dialog dengan salah seorang tokoh SDI, Minke berkata: "Lihat sudara, kalau benar orang-orang kebal itu begitu luarbiasanya, tidak bakal kita ini kalah terus menerus menghadapi balatentara Kompeni. Bukan aku tidak percaya adanya kekebalan, orang-orang yang lebih dari manusia biasa itu, Aku percaya. Tetapi di dalam jaman modern ini kedudukannya tidak lebih daripada seorang tukang sulap...." (Halaman 578).
Jakarta, 17 April 2011
No comments:
Post a Comment