Inilah pohon jambu yang saya tanam lebih kurang sepuluh tahun yang lalu. Hasil cangkokan dari pohon jambu yang ada di rumah kakak saya yang tinggal di perumahan di Batu Ceper, Tangerang.
Pada awalnya, sejak usia empat tahunan, hingga sekarang ini, pohon jambu ini, seperti tidak mengenal musim. Apakah musim panas atau musim hujan, selalu berbuah lebat. Pernah buahnya saya bawa ke kantor atau ke pangajian.
Dan setelah usianya semakin tua, dan pohonnya semakin menjulang, saya tidak lagi memberikan ijin kepada anak-anak untuk memanjat pohon guna memetik buahnya. Saya lebih memilih meminta salah seorang untuk memetik semua buah yang ada, sehingga dapat kami bagikan ujntuk semua tetangga atau untuk orang yang lewat.
Namun belakangan ini, mungkin juga karena pengaruh global warming, buah jambu yang ada selalu lebih dahulu dimakan ulat buah. Sehingga meski tampangnya merah merona, pasti buah dalamnya telah keropos.
Lalu apa yang memberati saya untuk kemudian tetap memelihara pohon jambu itu tegak menghijau dengan daunnya yang lebat? Tidak ada maksud lain selain agar udara yang masuk lewat jendela kamar adalah udara sejuk, setara dengan temperatur AC 20 derajat! Itu saja. Oleh karenanya tidak pernah saya memangkas tuntas daun yang ada dan selalu menjadi penyejuk.
Pada awalnya, sejak usia empat tahunan, hingga sekarang ini, pohon jambu ini, seperti tidak mengenal musim. Apakah musim panas atau musim hujan, selalu berbuah lebat. Pernah buahnya saya bawa ke kantor atau ke pangajian.
Dan setelah usianya semakin tua, dan pohonnya semakin menjulang, saya tidak lagi memberikan ijin kepada anak-anak untuk memanjat pohon guna memetik buahnya. Saya lebih memilih meminta salah seorang untuk memetik semua buah yang ada, sehingga dapat kami bagikan ujntuk semua tetangga atau untuk orang yang lewat.
Namun belakangan ini, mungkin juga karena pengaruh global warming, buah jambu yang ada selalu lebih dahulu dimakan ulat buah. Sehingga meski tampangnya merah merona, pasti buah dalamnya telah keropos.
Lalu apa yang memberati saya untuk kemudian tetap memelihara pohon jambu itu tegak menghijau dengan daunnya yang lebat? Tidak ada maksud lain selain agar udara yang masuk lewat jendela kamar adalah udara sejuk, setara dengan temperatur AC 20 derajat! Itu saja. Oleh karenanya tidak pernah saya memangkas tuntas daun yang ada dan selalu menjadi penyejuk.
Wabah Ulat Bulu
Pada Rabu, 13 April 2011, seluruh saluran tv menyiarkan bahwa wabah ulat bulu sudah sampai daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Itu artinya, lebih kurang 5 kilo meter lagi dari pohon jambu yang ada di samping rumah. Maka ketika Kamis, 14 April saya sendiri berhalangan tidak masuk kantor karena badan terserang penyakit meriang, saya memutuskan untuk mencoba bersih-bersih halaman. Karena badan sedikit panas dan kepala juga sedikit pusing, saya membersihkan halaman itu dengan hati-hati dan tidak terlalu serius. Maka untuk urusan pohon jambu di samping rumah, saya pasrahkan kepada Mas Taryo untuk memangkas habis dan menyisakan batang pokoknya.
Agar supaya daunnya bersih, dan pada dua atau empat bulan ke depan, hijau daun jambu kembali tumbuh segar. Itulah kisah pohon jambu yang ada di samping rumah. Yang menjadi pikiran saya berikutnya adalah; bagamana nasib pohon kita bila toh ulat bulu jauh lebih merajalela sehingga membawa kekawatiran? Haruskah saya ikutan tetangga dengan menebangnya dan membangun rumah kontrakan?
Agar supaya daunnya bersih, dan pada dua atau empat bulan ke depan, hijau daun jambu kembali tumbuh segar. Itulah kisah pohon jambu yang ada di samping rumah. Yang menjadi pikiran saya berikutnya adalah; bagamana nasib pohon kita bila toh ulat bulu jauh lebih merajalela sehingga membawa kekawatiran? Haruskah saya ikutan tetangga dengan menebangnya dan membangun rumah kontrakan?
Jakarta, 15 April 2011.
No comments:
Post a Comment