Dalam foto ini saya ingin menunjukkan pada Anda, pembaca semua, tentang kebenaran dari kata-kata saya itu. Bahwa kesungguhnya, untuk memiliki badan sehat selayaknya petani yang bekerja keras di tanah yang digarapnya atau yang dimilikinya, menjadi cita-cita saya. Badan yang tidak saja sehat, tetapi juga liat hingga akhir hayat.
Karena batang pohon yang harus saya jadikan potongan lebih kecil dan pendek itu tergolong cukup besar menurut ukuran saya yang tinggal di Jakarta, maka pethel adalah alat potong yang saya pilih untuk dipergunakan. Sekedar tahu saja ya, bahwa pethel itu saya beli Desember 2010 lalu di Pasar Sentolo, Yogyakarta, saat saya pulang kampung.
Dan saya memilih ukuran pethel yang sesuai dengan ukuran badan saya. Tidak yang terkecil tapi juga bukan yang terbesar. Tapi saya minta mata pethelnya yang 'tua'. Sesungguhnya pethel saya ini saya beli tidak hanya untuk memotong pohon yang ada di halaman rumah saja, tetapi juga untuk keperluan memotong atau mencacah tulang saat Idul Kurban.
Apakah ada yang bertanya; Mangapa Pak Agus mengerjakan ini semua sendiri dan tidak minta tolong orang lain? Benar. Untuk melakukan Itu saya melakukannya sendiri. Bukankah sebelumnya saya sudah meminta Mas Taryo untuk memotong dahan-dahan ketika pohon masih tegak berdiri? Maka memperkecil ukuran batang pohon itu, sekarang menjadi bagian saya sendiri. Karena saya senang melakukannya, meski harus dibayar dengan bahu pegal pada keesokan harinya. Tapi saya bahagia.
Jakarta, 16-17 April 2011.
No comments:
Post a Comment