Sungguh. Ini hanyalah catatan yang sangat biasa sekali. Tidak ada hal yang menjadi sesuatu sekali. Karena apa yang istimewa dari catatan sebuah pulpen? Tetapi saya ingin sekali mencatatnya di sini. Setidaknya ada yang perlu saya ingat meski itu hanyalah tentang pulpen!
"Pak Agus, anak-anak di refleksi mereka setelah interviu Bapak adalah terkesan degan pulpen Bapak. Pulpennya mahal kata anak-anak. Pulpen unik dan langka." Begitu kata serang teman ketika bertemu di ruang kantin sekolah saat istirahat pagi. Kami berada di kantin juga untuk membeli sarapan atau sekaligus juga makan siang karena jam istirahatnya sudah menjelang siang hari. Dan masih ada beberapa teman selain kami yang ada di kantin dan sedang menyantap makanan pesanan. Menyenangkan sekali.
"Pak Agus, anak-anak di refleksi mereka setelah interviu Bapak adalah terkesan degan pulpen Bapak. Pulpennya mahal kata anak-anak. Pulpen unik dan langka." Begitu kata serang teman ketika bertemu di ruang kantin sekolah saat istirahat pagi. Kami berada di kantin juga untuk membeli sarapan atau sekaligus juga makan siang karena jam istirahatnya sudah menjelang siang hari. Dan masih ada beberapa teman selain kami yang ada di kantin dan sedang menyantap makanan pesanan. Menyenangkan sekali.
"Mereka bilang pulpen Pak Agus adalah model pulpen yang baru mereka liat selama ini. Mereka juga menunjukkan tulisan Pak Agus di kertasnya masing-masing. Katanya keren Pak." Begitu lanjut teman saya itu memberikan ulasan atas apa yang disampaikan peserta didiknya setelah mewawancarai saya dan meminta saya untuk membubuhkan tandatangan saya.
Pulpen yang saya punya yang menurut peserta didik saya pulpen unik. |
Terus terang, ini adalah komentar berikutnya ketika anak-anak peserta didik melihat secara langsung saya menggunakan pulpen saya untuk menulis didepan mereka. Ini juga yang disampaikan oleh anak-anak SMP ketika saya menemani anak-anak di kegiatan pagi mereka, tilawah Al Qur'an. Pada saat di SMP itu, ada anak yang berkeras meminjam pulpen saya yang uni tersebut. Dan setelah mencobanya untuk menulis, ternyata tidak semudah ketika ia menggunakan bolpoin.
Jakarta, 21 Februari 2018.
No comments:
Post a Comment