"Bapak kan sudah tua, mengapa Bapak masih mengenakan PIN Disiplin juga? Kan murid saja yang perlu memakai. Kalau Bapak tidak perlu disiplin lagi bukan?" Pertanyaan seorang siswa kepada saya ketika kami berpapasan di koridor sekolah dekat ruangan saya. Anak tersebut bertanya dengan spontan dan tidak basa-basi. Namun pertanyaannya itu menggugah sisi lain sebuah pemikiran yang unik, yang saya sendiri kagum dibuatnya.
PIN sendiri saya kenakan sebagai bagian dari promosi karakter di sekolah. Dimana setiap kami harus mengenakan PIN yang setiap bulannya akan berbeda-beda. Kebetulan PIN yang saya kenakan tentang disiplin pada bulan tersebut.
Promosi dengan mengenakan PIN karakter tersebut bermaksud menggalakkan pengetahuan dan pengertian serta pemahaman kami terhadap karakter sekolah yang kami bangun. Sehingga dengan pengetahuan, pengertian, dan pemahaman tersebut menjadi pondasi bagi kami dalam menjadikan karakter sekolah pilihan kami sebagai kebiasaan hidup kami sehari-hari. Semoga.
Pertanyaan seorang anak, peserta didik saya itu tentunya berbeda dengan pernyataan-pertanyaan anak-anak yang lainnya. Maka itulah saya sedikit terasa terperanggah dan sekaligus kagum atas tanya itu.
Yaitu; keheranan saya mengapa anak tersebut mempunyai pertanyaan yang unik? Mengapa anak tersebut masih memiliki pemikiran bahwa disiplin memang ranahnya anak dan siswa serta bukan menjadi bagian dari guru?
Jakarta, 1 Februari 2018.
No comments:
Post a Comment