Usai kegiatan rutin pagi di ruang bersama di lantai 3, anak-anak akan melanjutkan dengan membaca tenang atau silent reading. Hari itu, Kamis, 7 Februari 2018. Saya berada di antara anak-anak karena kebetulan saya mendapat tugas untuk mendengarkan 5 peserta didik saya membaca Al Qur'an.
Dan pada saat kegiatan silent reading tersebut saya mendapati seorang anak yang sedang tekun membaca buku yang relatif tebal dengan hard cover warna biru kusam. Tidak tahu, mengapa saya begitu tertarik untuk memperhatikan buku yang sedang dibaca oleh anak didik saya tersebut. Mungkin karena tampilan bukunya yang tidak biasa. Karena anak-anak yang lain semua membaca buku dengan sampul buku yang mengkilap bergambar menarik.
Setelah sekian lama saya memperhatikan tampilan buku yang sungguh tidak biasa itu, maka saya sampaikan pertanyaan saya kepadanya;
"Buku apa yang sedang kamu baca itu?" kata saya begitu kegiatan membaca berakhir. Nampaknya pertanyaan ini menjadi daya tarik bagi beberapa anak yang duduk berdampingan dengan anak tersebut. Dan mereka juga memiliki rasa penasaran yang sama dengan saya atas penampilan buku kuno tersebut.
"Buku saya Pak Agus. Baru saja saya beli di on line shop." Jelasnya. Dan ketika saya mendekatinya, jelas bahwa buku tersebut memang buku lama. Buku yang pernah saya kutip dalam cerita saya kepada anak-anak beberapa waktu lalu. Dan nampaknya anak tersebut penasaran untuk juga memiliki bukunya. Buku yang judulnya adalah Dunia Baru Islam yang ditulis oleh L Stoddart. Edisi Indonesia-nya di terbitkan atas instruksi Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
"Ini bukunya orisinil nak. Di dalamnya ada surat perintah dari Presiden Soekarno." Jelas saya.
"Surat tersebut ada di halaman buku bagian depan." Lanjut saya lagi.
"Betul Pak Agus. Tapi suratnya saya lepas. Saya simpan. Karena kemarin sudah robek. Dan supaya tidak hilang maka saya melepasnya dan menyimpannya." Jelasnya lebih lanjut.
Saya senang sekali bahwa ada anak peserta didik saya yang membeli buku yang menjadi referensi dari apa yang pernah saya ceritakan kepada mereka. Bahagia sekali.
Jakarta, 8 Februari 2018.
No comments:
Post a Comment