Beberapa waktu lalu, saya diberikan kesempatan oleh teman-teman untuk mengisi satu sesi pertemuan Guru sebagai bagian dari Professional Development yang biasa dilakukan di sekolah. Takut akan terjadi pengulangan tentang yang akan saya sampaikan kepada teman-teman, maka saya memilih untuk sebuah kegiatan yang melibatkan semua guru. Saya pilih dengan kegiatan membaca novel berantai. Sebuah kegiatan yang sebelumnya memang belum pernah saya lakukan. Dengan novel yang sudah saya beli beberapa bulan yang lalu, novel baru, namun juga belum pernah saya baca.
Dalam pikiran saya, saya akan melakukan sesuatu yang semoga mendapat kejutan menyenangkan akan kegiatan tersebut. Mengapa? Karena saya baru akan melakukan, dengan bahan yang saya sendiri belum tahu dimana dan akan seperti apa ujunga daripada kegiatan tersebut. Maka saya bersiap membuat kejutan itu dengan harap-harap cemas.
Karena saya menganggap bahwa kegiatan eksperimental tersebut sebagai kegiatan yang mungkin akan membawa kajutan, maka saya meminta teman-teman untuk datang secara tepat waktu dan kompak. Tujuannya? Agar mereka merasakan kejutan yang akan mereka dapatkan. Meski terus terang saya pribadi tidak begitu yakin akan seperti apa kejutan tersebut. Namun dengan harapan positif, semoga teman-teman mendapatkan sesuatu yang baru dengan kegiatan pelatihan yang kami lakukan pada setiap pekan tersebut.
Karena saya menganggap bahwa kegiatan eksperimental tersebut sebagai kegiatan yang mungkin akan membawa kajutan, maka saya meminta teman-teman untuk datang secara tepat waktu dan kompak. Tujuannya? Agar mereka merasakan kejutan yang akan mereka dapatkan. Meski terus terang saya pribadi tidak begitu yakin akan seperti apa kejutan tersebut. Namun dengan harapan positif, semoga teman-teman mendapatkan sesuatu yang baru dengan kegiatan pelatihan yang kami lakukan pada setiap pekan tersebut.
Saya membagikan kepada setiap teman yang hadir dalam pelatihan atau kami senang menyebutnya sebagai kegiatan professional development tersebut tiga hingga lima halaman bacaan dari sebuah novel, yang harus semua teman-teman baca. Saya memberikan waktu membaca lebih kurang tujuh menit. Dan setelah selesai membaca, kepada teman-teman saya pesankan agar mereka bersiap mempresentasikan secara singkat, lebih kurang empat kalimat yang padat, tentang apa yang sudah teman-teman baca. Panduannya, adalah tentang siapa, mengapa atu bagaimana, dimana, dengan siapa?
Jadi dengan panduan seperti itu saya berharap teman-teman nantinya terbantu dalam menyusun kalimat sebagai bahan presentasi atau bahan menceritakan kembali kepada kami. Harapannya agar dari orang yang membaca buku pada halaman pertama memiliki kesinambungan dan keruntutan cerita sebagaimana apa yang ditulis pengarangnya.
Apa yang terjadi?
Alhamdulillah, kami terharu. Dan saya harus memutuskan untuk stop menceritakan ketika presentasi sudah mencapai kepada orang ke-30. Karena waktu yang molor dan panjang diluar prediksi saya, juga te;ah ada beberapa teman yang melelehkan air matanya pada saat-saat buku bercerita tentang bagaimana miskinnya tokoh utama dalam cerita dalam buku tersebut.
Itu terjadi ketika setelah selesai waktu yang saya berikan kepada teman-teman guru dalam membaca, saya meminta secara berantai, mulai dari orang yang membaca buku pada halaman pertama, terus berlanjut ke teman-teman yang membaca pada halaman-halaman berikutnya.
Dengan kegiatan membaca dan presentasi secara berantai sebagaimana eksperimen yang saya lakukan tersebut, ternyata mampu membuat teman-teman yang berkonsentrasi penuh menjadi begitu terharu dan tersentuh.
"Baik teman-teman, sepertinya kita harus berhenti pada bagian itu. Waktu seperti berlari begitu cepat. Dan tampaknya kita dapat memprediksi akan kemana akhir dari cerita novel tersebut?"
"Adakah diantara Anda yang mengetahui buku apa yang sedang kita baca bersama tersebut?"
"Saya memberikan kesempatan kepada Anda untuk melanjutkan cerita tersebut. Sebuah cerita yang memberikan gambaran serta motivasi kepada kita tentang perjuangan menyongsong sukses!"
"Itu adalah sebuah buku kedua dari seorang pengarang, yang buku pertamanya sedang ditonton di gedung bioskop, yang adalah film dari sebuah novel pertama dari pengarang yang sama."
Jadi dengan panduan seperti itu saya berharap teman-teman nantinya terbantu dalam menyusun kalimat sebagai bahan presentasi atau bahan menceritakan kembali kepada kami. Harapannya agar dari orang yang membaca buku pada halaman pertama memiliki kesinambungan dan keruntutan cerita sebagaimana apa yang ditulis pengarangnya.
Apa yang terjadi?
Alhamdulillah, kami terharu. Dan saya harus memutuskan untuk stop menceritakan ketika presentasi sudah mencapai kepada orang ke-30. Karena waktu yang molor dan panjang diluar prediksi saya, juga te;ah ada beberapa teman yang melelehkan air matanya pada saat-saat buku bercerita tentang bagaimana miskinnya tokoh utama dalam cerita dalam buku tersebut.
Itu terjadi ketika setelah selesai waktu yang saya berikan kepada teman-teman guru dalam membaca, saya meminta secara berantai, mulai dari orang yang membaca buku pada halaman pertama, terus berlanjut ke teman-teman yang membaca pada halaman-halaman berikutnya.
Dengan kegiatan membaca dan presentasi secara berantai sebagaimana eksperimen yang saya lakukan tersebut, ternyata mampu membuat teman-teman yang berkonsentrasi penuh menjadi begitu terharu dan tersentuh.
"Baik teman-teman, sepertinya kita harus berhenti pada bagian itu. Waktu seperti berlari begitu cepat. Dan tampaknya kita dapat memprediksi akan kemana akhir dari cerita novel tersebut?"
"Adakah diantara Anda yang mengetahui buku apa yang sedang kita baca bersama tersebut?"
"Saya memberikan kesempatan kepada Anda untuk melanjutkan cerita tersebut. Sebuah cerita yang memberikan gambaran serta motivasi kepada kita tentang perjuangan menyongsong sukses!"
"Itu adalah sebuah buku kedua dari seorang pengarang, yang buku pertamanya sedang ditonton di gedung bioskop, yang adalah film dari sebuah novel pertama dari pengarang yang sama."
Sore itu, seingat saya, masih banyak sekali dialog yang lahir dari kegiatan yang saya sodorkan kepada teman tersebut. Dan secara singkat, saya senang dan bahagia atas eksperimen saya dalam kegiatan tersebut, yang boleh saya katakan sebagai kegiatan sukses saya dalam menyuntikkan virus membaca kepada teman-teman saya yang semua adalah guru. Ini semangat penting buat saya karena membaca adalah pintu gerbang dalam membentuk pribadi guru yang profesional. Semoga. Amin!
Jakarta, 13 Mei 2013.
No comments:
Post a Comment