Pagi itu saya kebetulan datang ke sekolah sebelum anak-anak dan teman-teman datang. Dan suasabna pagi membuat saya jalan-jalan keliling sekolah, yang antara lain ngobrol dengan beberapa anggota Satpam yang berjaga pada malam hari. Maka di dalam pos Satpam itulah saya melihat ada sebuah kacamata yang dietakkan di dekat kaca pengawas.
Kacamata tampak dari depan. |
"Kacamata siapa itu?"
"Punya anak-anak Pak. Sudah lama. Mungkin sekitar dua minggu."
Saya ambil ya. Saya akan foto dan akan saya sebarkan via group. Mudah-mudahan ada yang merasa kehilangan dan sedang mencari barangnya."
Dialog itulah yang mengakhiri obrolan saya dengan teman-teman anggota pengaman sekolah tersebut. Karena setalah saya mengambil kacamat tersebut, segera masuk ruangan untuk mengambil kamera guna mengabadikan kacamata yang tertinggal.
Terlihat mereknya. |
Meski tidak sering benar ada barang siswa yang tertinggal, namun lumayan kerap terjadi. Dan kesulitannya adalah, tidak ada anak-anak yang berusaha mencari atau bertanya kepada kami tentang barang-barangnya yang tertinggal. Seperti kacamata tersebut, sudah dipajang lebih kurang dua pekan namun belum juga bertemu dengan yang memilikinya.
Mengapa ada barangnya yang tertinggal tetapi tidak juga berusaha untuk mencarinya? Inilah pertanyaan kami di sekolah. Karena tidak hanya kacamata yang kami harus kumpulkan barang-barang yang tertingal tersebut. Tetapi hampir semua barang yang merupakan perlengkapan sekolah kami temukan. Kadang barang-barang itu kami kumpulkan setelah kami temukan di halaman sekolah, di hall sekolah, di tangga gerbang sekolah, atau bahkan di ruang kelas. Dan barang-barang itu seperti kacamata sebagaimana tersebut di atas, kadang juga kaos, baju seragam sekolah, bahkan juga sepatu! Semua ada.
Dan seperti pertanyaan saya semula; Mengapa ada barangnya yang tertinggal tetapi tidak juga berusaha untuk mencarinya?
Saya berasumsi bahwa sebagian dari siswa saya adalah generasi yang memang serba mudah mendapatkan semua perlengkapan hidupnya. Dan karena begitu mudahnya dan juga tidak ada tuntutan untuk memelihara akan apa yang dipunyainya, maka anak-anak itu mudah juga lupa akan barang-barangnya. Dan pada ujungnya, mereka adalah geberasi yang tidak peka akan lahirnya sebuah rasa tanggung jawab.
Jakarta, 2 Mei 2013.
No comments:
Post a Comment