Ada yang tertinggal denga telah berakhirnya Ujian Nasional yang dilaksanakan oleh SMP dua pekan lalu yang belum juga saya sampaikan dicatatan saya ini. Yaitu tentang bagaimana kami, para guru membangun rasa percaya diri siswa dengan kalimat afirmasi. Usaha ini tidak saja kami lakukan pada saat mereka benar-benar diujung akan pelaksanaan ujian saja, tetapi sudah jauh hari sebelum pelaksanaan ujian itu berlangsung. Namun dalam pelaksanaan yang kami lakukan pada saat bersama siswa sebelum beberapa menit ujian mereka kerjakan, itu jauh lebih kami rasakan sebagai keberhasilan. Ini karena situasi yang begitu mendukung serta kondusif.
Sebagaimana yang telah saya tuliskan dalam artikel sebelumnya, dimana para peserta didik kami yang menjadi pesrta ujian pada tahun ini, sepertinya juga pada tahun-tahun sebelumnya, adalah mereka yang sebagiannya para panikmat waktu. Artinya, mereka seperti remaja yang benar-benar tidak memiliki beban yang harus dikerjakan atau tantangan yang mesti mereka taklukkan. Karenanya, maka hingga nyaris hari H pelaksanaan ujian, kami para gurunya di sekolah dibuatnya deg-degan. Karena kami sangat khawatir akan hasil yang akan mereka peroleh ketika pengumuman kelulusan nanti. Kami terus terang sport jantung ketika harus mempersiapkan mereka untuk benar-benar siap UN. Namun ketika melihat bagaimana mereka sebelum UN berlangsung itu, kami merasakan bagaimana bertambahnya denyut jantung kami yang berlipat-lipat.
Untuk itulah maka kami patut bersyukur manakala pada pagi hari sebelum hari pertama UN berlangsung saat itu, melihat bagaimana anak-anak itu telah bersiap sedia dengan raut muka dan perilaku yang santun. Bahagia sekali. Maka sebelum waktu menunujukkan pukul tujuh pagi hari, kami telah bersiap untuk menggelar tikar di ruang serba guna yang ada di sekolah kami. Kami persialahkan mereka untuk bertefekur dan memohon doa sekusyuk mungkin dengan dituntun oleh guru agama kami. Kami mengajarkan kepada mereka bagaimana membangun mimpi dengan afirmasi keberhasilan.
Dan kondusif sebagaimana yang saya kemukakan di atas maksudnya adalah, bahwa semua peserta begitu menikmati serangkaian prosesi di atas tikar tersebut sebelum mereka semua masuk ke dalam ruang ujian sesuai dengan nomornya masing-masing.
Karena kami menyadari sekali bahwa tim sukses Ujian Nasional yang kami bentuk dan mulai bekerja dengan keras dan cerdas di sekolah sejak usai Idul Fitri lalu itu, tugasnya telah kami anggap berakhir begitu anak-anak kami itu masuk ke ruang ujian untuk melaksanakan UN yang telah dijadwalkan.
Dan sesuai dengan afirmasi kami, kami selalu meyakini bahwa anak-anak didik kami akan memperoleh suksesnya dengan jalannya masing-masing. Tidak ada satu pun dari mereka itu yang tidak menemukan keberhasilan. Amin.
Jakarta, 04 Mei 2012.
No comments:
Post a Comment