Beberapa waktu lalu, ini juga menjadi kebiasaan saya untuk menyambut siswa datang di pagi hari. Sekaligus, nyambung dengan ikrar bersama sebelum seluruh siswa masuk kelas masing-masing. Ikrar ini dilaksanakan di ruang bersama yang kami miliki. Dan biasanya, sesudah janji dan doa selesai kita kumandangkan bersama, kami, kadang kepala sekolah, kadang guru, atau mungkin sesekali saya meminta giliran, menyampaikan pesan kepada siswa. Semua pesan kita kita rangkai dan sampaikan dalam kerangka positif dan motivasi. Itulah kegiatan pagi hari siswa sebelum masuk kelas masing-masing yang lebih kurang memakan waktu dua puluh menit.
Mengapa Motivasi?
Mengapa kami menyampaikan selalu dalam kerangka positif dan motivatif? Tidak lain karena seluruh siswa kami adalah siswa yang berangkat dari keluarga yang memiliki potensi luar biasa hebat. Apalagi jika kehebatan itu kita perbandingkan dengan potensi yang generasi kami miliki pada saat dulu kami masih seusia mereka. Oleh karena itu, kami yakin sekali bahwa kalau ada keberhasilan yang tertunda dari siswa kita, itu tidak lain karena tiadanya pandangan mereka ke depan atau visioner. Karenanya, sekali lagi, itu membutuhkan dorongan agar terjadi lejitan ke arah optimalisasi.
Potensi tersebut antaralain berupa penampilan pisik yang rata-rata mereka, kata saya suatu pagi di depan siswa-siswa,dalam ranah kuantitatif, maka mentok bawah nilainyanya 8. Juga potensi sumber dana. Dimana sebagian besar mereka dari keluarga agnia. Dengan demikian, maka minimal ada satu potensi lagi yang diperlukan mereka untuk terus dapat eksis dan optimal bagi masa depannya. Dan potensi itu bernama perilaku baik.Untuk itulah, kami di sekolah tidak akan menjadi bosan atau menjadi kelelahan untuk terus dan tetap mendampingi dan memotivasi siswa-siswa kami dalam perjalanannya menuju optimalisasi. Dan semoga kekuatan dan kemudahan selalu Allah curahkan dalam ikhtiar kami. Amin.
Sebel dengan 'Ceramah'?
Nah, siang hari saat saya harus pergi ke UKS untuk meminta obat tetes mata, saya bertemu dengan lima siswa yang kebetulan ada di dalamnya. Mereka berkunjung ke UKS untuk meminta obat gosok bagi seorang yang sakit perut. Dengan empat pengawal yang beralasan menemani.
Mengapa Motivasi?
Mengapa kami menyampaikan selalu dalam kerangka positif dan motivatif? Tidak lain karena seluruh siswa kami adalah siswa yang berangkat dari keluarga yang memiliki potensi luar biasa hebat. Apalagi jika kehebatan itu kita perbandingkan dengan potensi yang generasi kami miliki pada saat dulu kami masih seusia mereka. Oleh karena itu, kami yakin sekali bahwa kalau ada keberhasilan yang tertunda dari siswa kita, itu tidak lain karena tiadanya pandangan mereka ke depan atau visioner. Karenanya, sekali lagi, itu membutuhkan dorongan agar terjadi lejitan ke arah optimalisasi.
Potensi tersebut antaralain berupa penampilan pisik yang rata-rata mereka, kata saya suatu pagi di depan siswa-siswa,dalam ranah kuantitatif, maka mentok bawah nilainyanya 8. Juga potensi sumber dana. Dimana sebagian besar mereka dari keluarga agnia. Dengan demikian, maka minimal ada satu potensi lagi yang diperlukan mereka untuk terus dapat eksis dan optimal bagi masa depannya. Dan potensi itu bernama perilaku baik.Untuk itulah, kami di sekolah tidak akan menjadi bosan atau menjadi kelelahan untuk terus dan tetap mendampingi dan memotivasi siswa-siswa kami dalam perjalanannya menuju optimalisasi. Dan semoga kekuatan dan kemudahan selalu Allah curahkan dalam ikhtiar kami. Amin.
Sebel dengan 'Ceramah'?
Nah, siang hari saat saya harus pergi ke UKS untuk meminta obat tetes mata, saya bertemu dengan lima siswa yang kebetulan ada di dalamnya. Mereka berkunjung ke UKS untuk meminta obat gosok bagi seorang yang sakit perut. Dengan empat pengawal yang beralasan menemani.
- Apa pendapat kamu kalau Pak Agus berbicara kepada kalian di saat ikrar? Tanya saya memulai percakapan. Tetapi harus dijawab dengan sejujurnya ya. Lanjut saya lagi.
- Pak Agus, kata seorang memulai memberikan jawaban, ngak apa-apa Pak. Kadang apa yang Pak Agus sampaikan bermutu Pak. Bahasanya juga enak. Lanjutnya. Wah, saya nyaris gede rasa, nyaris angkuh mendapat pujian. Tapi tunggu, saya harus sabar untuk mengorek lebih dalam.
- Sebentar, sela saya berikutnya, kalian bicara dengan Pak Agus ini jujur atau untuk menghibur saja biar Pak Agus sumringah?
- Tidak Pak. 'ceramah' Pak Agus bahasanya selalu bikin semangat kok. Sambut yang lain.
- Tapi kalau 'ceramah'nya kebanyakan jadi ngak bermutu. Kita sebel juga.
Untuk itulah, kepada siswa dan muridku, terima kasih kejujuranmu...
Jakarta, 17-19 Januari 2012.
No comments:
Post a Comment