Berbagai ikhtiar komunitas dan warga sekolah dalam mengantisipasi atas kekhawatiran-kekhawatiran atas Ketidak berhasilan dalam pelaksanaan PJJ, seperti misalnya pembelaaran online yang akan cenderung menjadi kering kerontang ketika secara periodik mendapat informasi bahwa pandemi terus berlangsung hingga hari ini (3 Oktober 2020), adalah;
Pertama, Mengajak Bapak dan Ibu Guru untuk mengeksplorasi berbagai sarana belajar online yang lazim terdengar dan memulai menjamahnya begitu awal pandemi diumumkan pemerintah. Dimana bahwa mulai Senin, 16 Maret 2020, seluruh aktivitas pembalajaran harus menggunakan virtual, jarak jauh, home learning, atau on line. Tidak ada lagi kegiatan luring atau tatap muka.
Dari sinilah bapak dan ibu guru bersama-sama belajar bagaimana memberdayakan Google Form, Google Drive, Google Classroom, hangout. Tahap demi tahap membuat soal latihan di Google Form yangtentunya dari tahapan yang paling sederhana. Dan bila telah memulai serta biasa, maka meningkat untuk mengeksplorasi yang lebih kompleks. Sema dilalui hingga kami benar-benar merasa senang karena bisa, dan membagi pengalamannya kepa teman yang lain untuk ikut serta mencoba. Dan inilah lahan bersama kami dalam belajar bersama, hingga suatu saat kami juga bersama menemukan momen AHA!
Teman-teman guru yang berada dalam pararel kelas, atau di dalam rumpun pelajaran sejenis, dapat dan dengan murah hati menceritakan apa yang telah didapatnya dalam proses pembelajaran jarak jauhnya. Tentunya hal-hal yang menjadi temuan barunya. Juga memulai mencoba sarana belajar baru seperti dengan meggunakan video call, yang kemudian atas kepraktisan dan fungsinya yang keren, digunakannya aplikasi berbayar Zoom. Walau di awal penggunaannya banyak yang meributkan. Tetapi pertimbangan fugsi yang kebutuhan, aplikasi ini yang layak kami gunakan secara resmi. Pada tahapan ikhtiar ini, saya sendiri dibuat kagum oleh apa yag telah berhasil dilalui teman-teman dalam membuat terobosa tentang sarana yang digunakan, memaksimalkan pertemuan virtual mereka. Membuktikan bahwa, keberanian teman-teman dlam melakukan sesuatu hal yang baru dan mengambil resiko, layak mendapat apresiasi. Dan ini semuanya, benar-benar di luar ekspektasi kami.
Kedua, Yang menjadi lagkah berikutnya setalah lahan eksplorasi berasni dijelajahi teman-teman, adalah memberikan sarana mengajar selain perngkat Zoom berbayar. Yaitu standarisasi penampilan dalam ruang kelas virtualnya. Ini menjadi penting agar penampilan kami di hadapan anak-anak adalah juga penampilan kami dalam interaksi pembelajaran seayaknya di dunia normal atau offlie, atau luring. Dan lagi-lagi, justru dengan modal sendiri, teman-teman memasang layar di belakang keberadaanya saat Zoom Class dengan background virtual, yang mereka ganti sendiri-sendiri.
Ketiga, Membuat nextcloud yang berbasis pada server sendiri, yang memungkinkan
ketersediaan storage pada memori seluler guru. Dimana tidak terpikirkan oleh kami sebagai
pendidik yang berkecimpung jauh dari nuansa teknologi informatika. Namun atas bantuan
bagian IT, ide pembuatan nextcloud, menjadi jalan keluar yang mulus. Dan ini memungkinkan
guru untuk menyimpan segala rupa dengan kuota 4 terra!
hasilnya kreasinya itu masuk dan tayang di media sosial unit sekolah dan storage di
nextcloud. Hasil dari karya pendidik dapat dengan mudah saya melihatnya, baik yang
mereka up load di media sosialnya, atau juga saya membukanya di nextcloud. Dan dari sini,
saya dapat melihat bagaimana proses PJJ berlangsung. Baikkah, memuaskankah, apakah
peserta didiknya merasa kenyamanan atas proses PJJ yang berlangsung?
Kelima, Melakukan komunikasi pekanan terhadap semua komunitas pendidik dan tenaga
Jakarta, 3 Oktober 2020
1 comment:
Alhamdulillah ,, betul pak Agus dengan pendampingan,support bapak keinginan menyajikan yang terbaik,semua teman2 menjadi tidak kenal lelah saling berkomunikasi, bereksplorasi, berkolaborasi,,. bismillaah betsama kita bisa
Post a Comment