Pada saat pemerintah mengumumkan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, pada pertengan Maret 2020, maka sejak Senin, 16 Maret itu seluruh aktivitas sekolah berlangsung tidak lagi secara tatap muka, tetapu secara virtual atau offline, atau yang kemudian nge-hits dengan istilah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dan proses belajar ini menjadi sesuai yang baru bagi teman-teman saya di sekolah. Karenanya tidak semua teman saya siap secara kompetensi IT menjadi gagap, kaget, atau tidak siap. Dan ini tidak saja menjadi masalah saya sendiri, di sekolah saya sendiri, tetapi juga apa yang dirasakan oleh teman-teman saya yang berada di lembaga pendidikan yang lain.
Bagi saya, ini harus segera mendapat penanganan agar kedepan tidak menjadi masalah. Karena saya berada di lembaga pendidikan swasta, yang seluruh sumber pendanaan dari masyarakat sekolah sendiri. Maka keberadaan mereka adalah utama. Dan menjadikan pelayanan di sekolah yang disampaikan oleh teman-teman pendidik menjadi prioritas. saya rasa ini sudah standar. Sebagaimana yang dihadapi oleh teman di sekolah swasta yang lain.
Beberapa hal yang menjadi tema disksi kami berkenaan kesiapan pendidik di awal memasuki masa pandemi covid-19 ini antara lain adalah; Pertama, belum meratanya kompetensi komputer guru dalam melaksanakan PJJ. Padahal komputer, adalah alat utama bagi kenyamanan pelaksanaan PJJ.
Kedua, pararel dengan kompetensi penggunaan perangkat komputer, adalah juga, menggunakan fungsi-fungsi smart phone yang menjadi pegangan mereka sehari-hari. Harus diakui bahwa sebagian penggunaan smart phone masih terbatas kepada penggunaan fitur pada sarana si]osialnya, dan bukan kepada peruntukan untuk menunjang pekerjaan. Dan ini menjadi sebuah kenyataan yang memang harus dipecahkan. Seperti, misalnya, penggunaan email, Google Drive, dan lain-lain.
Ketiga, sebuah kenyataan juga bahwa selain pada kompetensi dan pemahaman terhadap aplikasi dalam smart phone yang dapat menjadi alat penunjang belajar, harus disadari pula bahwa kapasitas smart phonenya juga berbeda-beda. Secara berkelakar, kami menyampaikan bahwa kapasitas gadget bergantung kepada usia pendidiknya. Pendidik dengan usia kepala empat keatas kapasitas, baik RAM atau memori, berbeda dengan gadget yang dimiliki oleh teman-teman pendidik yang berada di kelompok usia kepala dua atau tiga. Lebih kurang beginilah kenyataan yang harus dihadapi.
Dan kapasitas tersebut, berpengaruh kepada daya dukung smart phone yang ada kepada pekerjaan pendidik yang diembannya.
Keempat, Meskipun teman-teman pendidik tersebut memiliki perangkat lunak, seperti smasrt phone atau juga komputer dengan kapasitas yang jauh memadai, tetapi masih ada kendala yang juga fital, yang memungkinkan kegiatan PJJ terhambat. Inilah yang terjadi di awal-awal pelaksanaan pembelajaran virtual di masa pandemi. Yaitu masalah kuota dan jaringan internet.
Itulah diantara masalah pembelajaran virtual di masa awal pandemi. Masalah yang secara bertahap kami selesaikan dengan melakukan pilihan solusi sesuai dengan masalah yang ada. Alhmadulillah, bahwa dengan etos kerja dan kebanggan diri untuk tetap menjadi yang terbaik, teman-teman pendidik dapat mengejar dan menguasai apa yang menjadi kompetensi pendidik di masa pandemi ini dengan cepat.
Jakarta, 3 Oktober 2020
No comments:
Post a Comment