Saya tiba-tiba terkenang sebuah peristiwa yang kemudian membawa saya menuju kehidupan sebagaimana yang sekarang ini, sebagai guru. Sebuah peristiwa di garasi mobil di hari Jumat sekitar bulan Juli tahun1985. Peristiwa yang berlokasi di Jalan Cipete VII, Cilandak, Jakarta Selatan. Peristiwa yang sesungguhnya normal adanya. Menjalani interviu untuk menjadi seorang guru SD.
Itulah kenangan peristiwa yang dua hari ini muncul jelas sekali. Terlebih ketika dalam grup WA, teman operasional mengirimkan gambar foto garasi tersebut, dalam balutan duka. Karena sehari sebelumnya, garasi di rumah tersebut telah terjadi peristiwa pilu yang akhirnya merengut seorang cucu dari almarhum yang di tahun 1985 kala itu duduk di hadapan saya guna mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan setelah sebelumnya saya dan dua teman lainnya memberikan jawaban tertulis atas tes yang diberikan kepada kami setelah waktu Jumat. Persisnya pukul 14.00. Kami duduk di kursi rotan bersandar rebahan. Kursi yang, sebenarnya, tidak cocok untuk menjadi tempat duduk bagi peserta interviu seorang guru. Tetapi beliau memberikan penjelasan bahwa kondisi di dalam rumah lebih kurang memungkinkan untuk beliau melakukan interviu.
"Anda saya interviu untuk sebuah sekolah yang baru saja didirikan oleh teman saya di daerah Pulo Gebang Permai, dekat Pulo Gadung di Jakarta Timur." Demikian beliau memberikan kalimat pembuka kepada kami. Kami menyimak. Hingga giliran saya untuk diajaknya berdialog seputar ilmu keguruan. Saya masih ingat pertanyaan beliau kepada saya kala itu. Termasuk penjelasan beliau sesudah dua atau tiga bulan setelah acara interviu tersebut.
Saya sampaikan kepada teman-teman di grup bahwa di rumah ini saya memiliki memori sebagai awal perjalanan hidup saya sebagai guru. Dan saya sampaikan doa semoga apa yang sedang dialami oleh keluarga almarhum beliau yang menginterviu saya itu segera diberikan kelancaran urusan dari Allah Swt. Amin.
Jakarta, 18 April 2016.
No comments:
Post a Comment