Akhir pekan yang lalu, saya diminta untuk memberikan kata pengantar atau sedikit catatan usai membaca karya anak-anak yang terkumpul dalam sebuah Buku Kumpulan Cerita Pendek. Ini adalah buku yang kedua, setelah tahun lalu anak-anak yang berbeda juga menuliskan karya-karyanya yang kemudian oleh guru Bahasa Indonesianya disatu bukukan.
Namun karena terkendala teknologi, maka apa yang dikirimkan oleh guru tersebut kepada saya via email, tidak sampai juga hingga pada hari Seninnya, ketika kami bertemu di dalam kelas di lantai 3. Maka atas keterbatasan waktu dalam pertemuan tersebut, saya meminta untuk dipinjami flash disk. Tujuannya tidak lain agar semua artikel yang ada dalam kumpulan cerita pendek tersebut dapat saya baca di layar hand phone saya. Mengingat pada hari itu saya harus melakukan pertemuan setelah pulang sekolah. Artinya, saya berkeinginan untuk membaca cerpen tersebut diantara perjalanan dari sekolah menuju ke lokasi rapat dan dari lokasi rapat menuju ke rumah di malam harinya.
Alhamdulillah, cerita-cerita itu saya baca diantara waktu-waktu yang saya punya. "Kami tunggu komentar Bapak atas cerita anak-anak tersebut sebelum Selasa ya Pak." Demikian informasi yang saya terima dari guru Bahasa Indonesia. "Siap Pak." Jawab saya.
Dan inilah kaimat yang saya sampaikan dalam kumpulan cerita pendek yang akan diluncurkan bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2016;
Memulai membaca judul judul cerita pendek dalam Kumpulan Cerita Pendek ke-2, yang ditulis oleh anak-anak yang duduk di kelas IV hingga kelas VI SD tahun pelajaran 2016/2017 ini, sungguh mengundang penasaran yang meluap-luap bagi saya. Rasa penasaran ini tidak lain karena judul-judul yang ada tidak semua mudah ditebak akan seperti apa alur dan jalan cerita yang akan disajikan oleh para penulisnya.
Untuk itu, ketika naskah tersebut diberikan kepada saya untuk membacanya, cerpen-cerpen tersebut segera saya sergap. Dan benar, apa yang semula saya duga benar adanya. Anak-anak begitu pandai dan cerdas ketika harus membuat 'dunia baru' dalam cerita tersebut. Sebuah 'dunia' yang benar-benar memberikan cerminan bahwa mereka memang berasal dari kelompok generasi yang pintar.
Dari 'dunia' rekaannya, kita akan disuguhi semua detil kehidupan yang nyata dan dapat kita raba. Meski dunia yang disuguhkan dalam rekaannya ada dunia metafisika seperti kehidupan yang memang belum pernah hadir di kehidupan nyata.
'Dunia' rekaan anak anak dalam cerita pendeknya ini juga mempresentasikan seberapa banyak dan seberapa dalam pengamatan anak-anak tersebut terhadap dunia yang berjalan disekelilingnya. Mereka adalah cerminan anak-anak yang menaruh perhatian terhadap apa yang sehari-hari kita lakukan. Mereka adalah generasi yang mencintai budaya literasi dengan membaca dan menulis.
Dan dengan kompetensi menulisnya itu, anak-anak ini sedang menyampaikan kepada kita, pembaca, untuk melihat apa yang menjadi stetmen, harapan, impian, dan keinginannya.
Semoga apa yang telah mereka tulis dalam cerita pendeknya, yang terkumpul dalam buku ini, menjadi bagian perjalanan hidupnya yang berkah. Amin.
Jakarta, 9-10 April 2016
No comments:
Post a Comment