Masih berkenaan dengan kinerja di sekolah saya, yang setelah berjalan beberapa tahun, beberapa teman mulai merasakan implikasinya. Ada dantaranya yang datang ke Kepala Sekolahnya dan mempertanyakan mengapa jarak besaran gajinya semakin tahun justru semakin sedikit dengan temannya yang masuk dan bergabung di sekolah belakangan? Sehingga dengan kanyataan tersebut buankah berarti tidak ada penghargaan untuk teman-teman yang lebih lama mengajar? Apa penghargaan untuk masa kerja?
Begitu antara lain suara yang kurang puas akan pelaksanaan dari sistem penilaian kinerja di sekolah. Dimana hasil kinerja seorang guru akan berakibat pada besaran prosentasi kenaikan gaji. Dengan logika seperti itu, maka sekolah menghargai seorang guru berbasis dari level kinerja yang didapatnya sepanjang satu tahun, atau sepanjang dua semester.
Mengapa kurang puas meski teman-teman yang lebih lama bergabung itu adalah teman-teman yang telah tersertifikasi sebagai guru profesional? Seperti yang saya kemukakan di alinea pertama, karena dengan jarak besaran gajinya semakin tahun justru semakin sedikit dengan temannya yang masuk dan bergabung di sekolah belakangan. Dan ini berarti mereka tidak merasa di hargai meski telah bergabung dengan sekolah lebih lama.
Kenyataan itu dapat saya berikan penjelasan lebih kurangnya sebagai berikut. Bahwa dengan penilaian berbasis kinerja, maka kualitas mereka berdasarkan dengan indikator yang terdapat dalam kinerja yang berlaku. Hal ini yang membuat masa kerja tidak menjadi bagian dari item penilaian. Sehingga bila guru junior memperoleh jenjang kinerja yang selalu baik dalam kurun waktu penilaian 3 tahun secara berturut-turut sementara yang senior hanya mendapatkan level kinerja di bawahnya, maka implikasi dari hal ini adalah prosentase kenaikan gaji yang memungkinkan junior mempersempit atau bahkan mengejar gaji seniornya. Meski juga harus diakui bahwa sebagian besar guru yang senior itu telah tersertifikasi.
Karena memang tidak ada korelasi antara guru yang tersertifikasi dengan guru berkinerja baik di sekolah. Memang guru sertifikasi lebih sibuk di beberapa waktu tertentu. Tetapi kesiukan mereka bukan kesibukan untuk mempersiapkan alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Kesibukan mereka adalah kesibukan rutin dalam melengkapi pemberkasan bagi syarat keluarnya uang tunjangan sertifikasi guru.
Allahua'lam bi shawab...
Jakarta, 8 Desember 2014.
No comments:
Post a Comment