Pada Rabu, 30 Oktober 2013 yang lalu, saya mendapat kesempatan untuk ikut serta bersama anak-anak dalam kegiatan yang diperuntukkan untuk mereka, yaitu bertemu dengan penggiat sastra Lingkar Pena, Ibu Helvi Tiana Rosa. Acara berlangsung pada jam sekolah, dimana anak-anak yang bergiat menulis di kelas berkumpul di ruang serba guna. Mereka itu adalah anak-anak yang memang sudah menuliskan cerita yang tulisannya antara lain terkumpul dalam sebuah buku yang diterbitkan sekolah. Juga adalah mereka yang memang tertarik dengan tulis menulis.
Sesungguhnya, kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dengan mengundang Ibu Helvi, yang juga adalah sastrawan Indonesia itu, sebagai upaya biasa, yang dilakukan sebagai program kelas oleh guru Bahasa Indonesia kami. Namun agar upaya itu menjadi lebih memotivasi siswa, maka kami membuatnya dengan diheboh-hebohkan. Dan benar saja, anak-anak menjadi tertantang dan termotivasi untuk hadir dalam acara tersebut.
Membuat Heboh
Dan dari beberapa acara yang dilakukan oleh guru itu, saya semakin meyakini bahwa membuat setiap kegiatan yang dilakukan dengan cara membuat heboh itu adalah sebuah trik dan strategi. Sebuah upaya untuk memprovokasi anak-anak untuk lebih bersemangat. Untuk lebih tertantang. Dan sekaligus mereka menjadi begitu bersemangat dalam membuat tulisan tentag apa saja yang mereka bisa tuliskan sdan ungkapkan.
Seperti apa yang tertera pada sebuah papan display di kelas yang pernah saya sambangi. Dari sejumlah siswa yang ada di kelas, tidak ada seorangpun yang karyanya, dalam bentuk tulisan tangan, terpajang di sana. Dan dari semua tulisan itu, nampak sekali bagaimana anak-anak itu begitu pintar meramu dan merangkai kata menjadi sebuah narasi.
Dan nampak pula bahwa anak-anak itu telah menerapkan apa yang disampaikan oleh Ibu Helvy dalam sebuah pertemuan tersebut, agar anak-anak tidak memulai tulisanya dengan cara yang berbeda dari tulisan-tulisan yang pernah dibacanya.
Setidaknya, saya menjadi yakin dan setuju dengan apa yang menjadi upaya guru bahasa itu dalam membangkitkan semangat dan keterampilan menulis para siswanya. Karena dengan seperti itulah, anak-anak semakin bisa melakukan eksplorasi lebih luas dan dalam terhadap apa yang menjadi perhatiannya. Anak-anak menjai begitu leluasa dalam menyelami apa yang terjadi di lingkungannya. Hebat!
Sesungguhnya, kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dengan mengundang Ibu Helvi, yang juga adalah sastrawan Indonesia itu, sebagai upaya biasa, yang dilakukan sebagai program kelas oleh guru Bahasa Indonesia kami. Namun agar upaya itu menjadi lebih memotivasi siswa, maka kami membuatnya dengan diheboh-hebohkan. Dan benar saja, anak-anak menjadi tertantang dan termotivasi untuk hadir dalam acara tersebut.
Membuat Heboh
Dan dari beberapa acara yang dilakukan oleh guru itu, saya semakin meyakini bahwa membuat setiap kegiatan yang dilakukan dengan cara membuat heboh itu adalah sebuah trik dan strategi. Sebuah upaya untuk memprovokasi anak-anak untuk lebih bersemangat. Untuk lebih tertantang. Dan sekaligus mereka menjadi begitu bersemangat dalam membuat tulisan tentag apa saja yang mereka bisa tuliskan sdan ungkapkan.
Seperti apa yang tertera pada sebuah papan display di kelas yang pernah saya sambangi. Dari sejumlah siswa yang ada di kelas, tidak ada seorangpun yang karyanya, dalam bentuk tulisan tangan, terpajang di sana. Dan dari semua tulisan itu, nampak sekali bagaimana anak-anak itu begitu pintar meramu dan merangkai kata menjadi sebuah narasi.
Dan nampak pula bahwa anak-anak itu telah menerapkan apa yang disampaikan oleh Ibu Helvy dalam sebuah pertemuan tersebut, agar anak-anak tidak memulai tulisanya dengan cara yang berbeda dari tulisan-tulisan yang pernah dibacanya.
Setidaknya, saya menjadi yakin dan setuju dengan apa yang menjadi upaya guru bahasa itu dalam membangkitkan semangat dan keterampilan menulis para siswanya. Karena dengan seperti itulah, anak-anak semakin bisa melakukan eksplorasi lebih luas dan dalam terhadap apa yang menjadi perhatiannya. Anak-anak menjai begitu leluasa dalam menyelami apa yang terjadi di lingkungannya. Hebat!
Jakarta, 5-27 Nopember 2013.
No comments:
Post a Comment