Ini kisah teman saya yang dapat menjadi teladan, atau bahan rujukan, atau bahkan bahan refleksi untuk kita bersama. Kisah hidup yang benar-benar dapat secara gamblang mencerminkan sebuah kisah perjuangan dengan hasil yang dapat membuat kami, yang hidup berada di lingkungan pertemannya, merasa senang yang tersanjung dengan keberadaannya. Sebuah kisah yang bercerita tentang kesungguhan seorang anak desa yang nyaris tersisih dalam kehidupan Jakarta, namun justru dari sanalah ia membangun masa depannya yang sekarang ini ditapakinya.
Sebuah kisah hidup yang belakangan ini benar-benr membuat kagum, atau bahkan sebagian kecil teman juga timbul rasa iri, terutama bagi mereka yang tidak memahami jalan perjuangan teman itu ketika masih berada di bawah. Mereka yang iri hanya melihat akan hasil yang didapatnya tanpa melihat proses yang menjadi perjuangannya.
Saya, dan beberapa teman lain yang mengenal dekat sejak kami masih sama-sama muda dan tinggal di kos, melihat sosok kawan itu sekarang dengan semua keberhasilannya tetap sebagai bahan renungan dan belajar yang sahih. Bahwa hasil adalah konsekuensi dari sebuah proses perjuangan. Tidak ada hasil akhir yang tidak berawal dari sebuah proses. Itulah sahabat kami yang sekarang berhasil itu.
Salah satu pelajaran yang dapat saya sampaikan di sini sebagai catatan pribadi saya. Pelajaran itu adalah bagaimana perilaku teman saya yang selalu tidak pernah menolak terhadap tugas yang diberikan. Tugas atasan kerjanya, meski tugas itu berada diluar bidang pekerjaannya. Contoh pekerjaan itu misalnya adalah mengurus izin mendirikan bangunan, IMB, sementara bidang perkerjaannya adalah urusan rumah tangga.
Namun pada perjalanan berikutnya, pada masa-masa berikutnya, teman saya itu tidak saja pandai mengurus surat menyurat di wali kota saja, tetapi juga mengurus hal ihwal tentang membangus rumah! Itulah llmu yang teman miliki, yang kelak di kemudian hari menjadi bekal utamanya dalam menjalani jalan hidupnya, yang membuatnya berbeda dengan kami yang merupakan teman-temannya di kala muda. Itulah yang juga menjadi titik iri hati.
Salah satu pelajaran yang dapat saya sampaikan di sini sebagai catatan pribadi saya. Pelajaran itu adalah bagaimana perilaku teman saya yang selalu tidak pernah menolak terhadap tugas yang diberikan. Tugas atasan kerjanya, meski tugas itu berada diluar bidang pekerjaannya. Contoh pekerjaan itu misalnya adalah mengurus izin mendirikan bangunan, IMB, sementara bidang perkerjaannya adalah urusan rumah tangga.
Namun pada perjalanan berikutnya, pada masa-masa berikutnya, teman saya itu tidak saja pandai mengurus surat menyurat di wali kota saja, tetapi juga mengurus hal ihwal tentang membangus rumah! Itulah llmu yang teman miliki, yang kelak di kemudian hari menjadi bekal utamanya dalam menjalani jalan hidupnya, yang membuatnya berbeda dengan kami yang merupakan teman-temannya di kala muda. Itulah yang juga menjadi titik iri hati.
Jakarta, 23 Juni 2013.
No comments:
Post a Comment