Seperti biasa, hari-hari saya diruang kerja, selalu ada beberapa siswa yang menjadi 'tamu' tetap saya yang tidak pernah saya undang kedatangannya. Meski demikian, saya pribadi tidak pernah memintanya untuk segera meningglkan ruangan, pun juga mempersilahkan. Mereka adalah beberapa anak didik kami yang memang istimewa. Letak istimewanya dari kaca mata saya, adalah keberaniannya atau rasa biasanya untuk masuk ruangan saya walau mereka itu hanya ingin bertegur sapa.
Dan dari mereka-mereka itu, saya mendapatkan banyak hal menarik yang pada ujungnya menjadi catatan perjalanan karir saya sebagai guru dan duduk di ruangan saya yang memang mudah dijangkau anak-anak istimewa tersebut. Diantara mereka ada yang tertarik dengan berbagai pajangan yang ada di rak buku saya. Dan darinya, ia banyak menyampaikan berbagai pertanyaan kepada saya. Tentang kejuarannya, tentang alasan mengapa piala itu disimpan di ruangan saya, tentang darimana cindera mata dari sekolah lain itu ada dan menjadi koleksi di lemari buku saya, tentang foto-foto yang saya letakkan di atas meja, atau tentang berbagai hal yang tidak ada batasnya. Mereka mengajkan pertanyaan tentang apa saja yang ada di depannya, yang menjadi perhatiannya.
Saya pun memberikan penjelasan tentang apa yang menjadi konsennya itu dengan sepenuh kegembiraan dan antusiasme. Dan ketika anak-anak istimewa itu datang di ruangan, maka saya akan memutar kursi saya yang semua menghadap ke keyboard komputer ke rah dimana mereka berada. Karena mereka kadang berdiri di seberang meja kerja saya, kadang berdiri di belakang saya, kadang duduk di kursi tamu.
Atau sering juga seorang anak kelas 1 SD yang harus mampir dan menngok saya ketika saya sedang bekerja atau kadang sekedar ia berpaitan untuk pulang.
"Saya pulang ya Pak Agus."
"Baik, sampai ketemu besok ya Alif. Terima kasih sudah menengok Pak Agus."
Begitulah lebih kurang dialog saya dengan salah seorang siswa, kalau anak kelas 1 SD itu berkunjung ke ruangan saya untuk berpamitan.
Perbaikan Toilet
Begitulah keseharian saya di sekolah. Seperti pada siang itu di akhir bulan Mei. Seorang anak datang dan masuk ruangan saya untuk sekedar 'berjalan-jalan'. Ini karena saya melihat teman-teman satu kelasnya sedang berlatih untuk kegiatan pentas akhir tahun pelajaran di hall utama sekolah.
Nomor 11, adalah usulan perbaikan dari siswa kami. |
Dan yang menjadi perhatiannya ketika masuk ruangan saya adalah catatan perbaikan berbagai hal sepanjang liburan akhir tahun ini, yang merupakan hasil diskusi saya dengan bagian teknik di sekolah. Dari 10 agenda perbaikan yag saya tulis di papan tulis ruangan, ia memperhatkan satu persatu. Sesekali ia bertanya tentang rencana kami untuk membangun ruang musik, atau tentang yang lainnya.
"Apakah saya boleh menambahkan perbaikan yang harus dilakukan Pak?" Tanyanya.
"Silahkan. Apa lagi yang harus kami perbaiki?" Tanya saya lebih lanjut .
Tanpa memberikan jawaban kepada saya secara lisan, ia telah menuliskan tambahan agenda perbaikan. Yaitu pada poin 11. Berupa perbaikan toilet.
"Apa Pak yang harus kita perbaiki dari toilet tersebut?" Tanya pegawai bagian teknik kepada saya esok harinya ketika saya beri tahu ada tambahan agenda.
"Saya belum tahu pasti. Tapi tolong temui Alif kelas 5. Dia yang mencantumkan agenda tambahan itu!"
Jakarta, 4 Juni 2013.
No comments:
Post a Comment