Siang itu, di teras mushala sekolah, saya bertemu dengan dua siswa saya yang baru saja selesai menunaikan
shalat dhuha. Alhamdulillah. Pikir saya. Saya bersyukur bahwa anak-anak itu
tetap menyampaikan doanya untuk kesuksesan mereka dalam ujian nasional yang
sebentar lagi akan mereka hadapi. Tentu selain dengan doa juga pastinya ikhtiar
pokok yangharus mereka jalani, yaitu belajar. Mereka berdua tampak sedang mengenakan sepatu sembari
bercengkerama dengan guru BK yang selalu setia bersama anak-anak remaja kami
itu pada saat saya datang.
Saya menyapa mereka dengan
bertanya apakah sudah selesai dhuhanya? Tidak ketinggalan juga bertanya kabar
masing-masing. Dan dialog itu tumbuh ketika saya bertanya tentang SMA mana yang
akan mereka pilih nanti setelah meninggalkan bangku SMP. Yang seorang telah mantap menentukan pilihannya.
Sedang yang seorang lagi meski telah membayar uang pangkal di SMA yang semula
dipilihnya, namun dalam perjalanan waktu ia berubah pikiran. Alhasil sekarang
ini Ia sedang menunggu hasil tes masuk di SMA yang lain. Kok bimbang? Tanya
saya pada siswa saya yang jago main games on line, yang akhir tahun lalu mewakili
Indonesia berangkat ke Seoul untuk pertandingan games.
Dan jawaban dari pertanyaan
itu adalah pertimbangannya bahwa jika dia nanti masuk di SMA pilihan pertamanya,
dikawatirkan hobi main gamesnya akan tidak berkembang. Itulah maka Ia mencari
Sekolah yqng masih memungkinkan baginya untuk malannjutkan hobinya.
Cerita Saya
Dialog tersebut akhirnya
melebar. Dan seperti biasanya, saya tidak menyia-nyiakan momen itu untuk
memprosfek mereka dengan cerita motivasi saya. Dan cerita yang saya sampaikan adalah
cerita tentang hebatnya tokoh nasional yang terkenal dengan nama Sandiaga Uno,
pemilik Saratoga Capital, Perusahaan yang mempu membuat Mandala Airlines terbang
kembali setelah satu tahun stop mengudara. Ini barangkali link beritanya:
VIVAnews TERPOPULER BISNIS - Sandi Uno: Alhamdulillah Mandala Terbang Lagi
http://t.co/kiwKzUSu. Atau dapat dilihat profilnya di:http://sandiaga-uno.com/tentang-saya/
Saya juga menyampaikan
sepanjang yang saya ketahui tentang tokoh itu, yang saya harapkan dapat menjadi
inspirasi bagi remaja siswa saya itu. Dan bagaimana bila Indonesia memiliki
puluhan atau bahkan ratusan orang dengan kiprah kepiawaiannya serta integritas
seperti tokoh muda itu. Dan ternyata anak-anak didik saya itu tahu beberapa hal
berkenaan dengan tokoh tersebut.
Dialog akhirnya meluncur ke
tokoh lain, yang merebut kursi nomor 1 di negeri berpengaruh di dunia dengan
slogan kampanyenya Perubahan! Dimana dengan kecerdasan ákademiknya, Ia
memperoleh beasiswa untuk tingkat sarjana dan masternya di sekolah tinggi paling
bergengsi di dunia. Pertanyaan bagi kita adalah: Mengapa kita tidak termotivasi
untuk berjuang memperebutkan hal yang sama. Bukankah secara ekonomi kitalah
yang memiliki hak paling besar untuk mendapatkan kesempatan semacam itu di
perguruan-perguruan tinggi milik pemerintah di negeri ini?
Dialog yang menyenangkan
saya itu harus berakhir persis saat waktu istirahat anak-anak selesai. Saya
berharap selalu agar dialog yang terjadi itu bukan menjadi ceramah saya yang
membosankan anak. Harapan saya adalah semoga saya mampu memberikan percikan
motivasi bagi sebuah pintu gerbang kesuksesan bagi anak-anak didik saya yang ada di sekolah ataupun juga bagi
anak saya sendiri yang ada di rumah. Amin.
Ciregol, Tonjong, Brebes,
06/04/2012-Jakarta,08/04/2012.
No comments:
Post a Comment