Saat mengikuti sebuah paelatihan tentang budaya transformasi, presenter bertanya kepada kami. Pertanyaannya; Apakah kita perlu belajar? Tentu kami semua sepakat dan kompak menjawab dengan mantap; "Perlu.."
Namun jawaban kompak kami ternyata pancingan presenter ketika ia akan mengatakan bahwa yang terutama pada masa kompetitif seperti sekarang ini yang dibutuhkan oleh kita sebagai pelaku kompetisi adalah tidak sekedar belajar, tetapi belajar dengan cepat.
Mengapa? Karena kalau kita hanya sekedar belajar atau belejar sekedar, maka kita akan tertinggal jauh dengan kompetitor yang ada. Karena pada saat kita belajar, semua kompetitor juga akan melakukan pembelajaran diri. Oleh karenanya, untuk memenangkan sebuah laga, maka kita ditutut untuk belajar lebih keras dan lebih cepat lagi. Kita harus meng-up grade diri dengan cara yang lebih sungguh-sungguh dan lebih cepat.
Membaca Artikel
Karena itulah, saya menggunting artikel-artikel yang saya pandang menarik untuk dibaca, diketahu, atau setidaknya dipelajari. Maka ketika waktu pelatihan tiba, saya meinta guru-guru untuk membaca artikel, memahami apa yang mereka baca, membuat rumusan tentang apa yang dibacanya, dan juga harus mempresentasikan kepada teman-temannya yang ada di dalam kelompok, sebagai bagian untuk berbagi.
"Apa yang sudah kita pelajari dari artikel yang kita baca?" Tanya saya setelah kegiatan berlangsung dengan tuntas. Dimana teman-teman setelah membaca mereka harus share hasil bacaannya kepada teman dalam kelompoknya. Bahkan ada beberapa prang yang menjadi sukarelawan untuk menyampaikan hasil bacaannya kepada kita semua yang hadir.
"Saya harus jujur Pak. Kalau saya sesungguhnya tadi terpaksa membaca. Ternyata artikel yang saya baca membuat saya memiliki cara pandang baru tentang sesuatu atau bahan bacaan. Karena sebelumnya artikel yang saya dapat adalah artikel yang tidak membuat saya tertarik membacanya, tetapi setelah masuk dalam paragraf kedua, saya berpikir untuk terus membaca dan menuntaskannya. Terima kasih Pak." Jelas seorang guru kelas 3 SD begitu semangat meski tidak berapi-api.
"Saya bersyukur karena telah dapat lima pengetahuan baru dalam waktu yang kurang dari 40 menit Pak. Karena saya membaca sendiri satu artikel, dan mendapat limpahan pengetahuan dari presentasi teman-teman." kata yang lain lagi.
Pendek kata, banyak teman-teman saya yang menjadi tekuak semangat untuk menimba ilmu pengetahuan dengan membaca. Tentu bukan membaca sembarangan. Karena teman-teman itu juga adalag penikmat buku fiksi. Sehingga semangat fiksinya itu dapat lagi dan bermigrasi ke membaca artikel. Yang ternyata dirasakan manfaat yang luar biasa.
Semangat untuk mengetahui sesuatu secara lebih baik, lebih luas, dan lebih daam tersebut merupakan mimpi kami semua dalam menumbuhkan cinta berpengetahuan sebagai modal bagi kemenangan dalam persaingan.
Membaca Artikel
Karena itulah, saya menggunting artikel-artikel yang saya pandang menarik untuk dibaca, diketahu, atau setidaknya dipelajari. Maka ketika waktu pelatihan tiba, saya meinta guru-guru untuk membaca artikel, memahami apa yang mereka baca, membuat rumusan tentang apa yang dibacanya, dan juga harus mempresentasikan kepada teman-temannya yang ada di dalam kelompok, sebagai bagian untuk berbagi.
"Apa yang sudah kita pelajari dari artikel yang kita baca?" Tanya saya setelah kegiatan berlangsung dengan tuntas. Dimana teman-teman setelah membaca mereka harus share hasil bacaannya kepada teman dalam kelompoknya. Bahkan ada beberapa prang yang menjadi sukarelawan untuk menyampaikan hasil bacaannya kepada kita semua yang hadir.
"Saya harus jujur Pak. Kalau saya sesungguhnya tadi terpaksa membaca. Ternyata artikel yang saya baca membuat saya memiliki cara pandang baru tentang sesuatu atau bahan bacaan. Karena sebelumnya artikel yang saya dapat adalah artikel yang tidak membuat saya tertarik membacanya, tetapi setelah masuk dalam paragraf kedua, saya berpikir untuk terus membaca dan menuntaskannya. Terima kasih Pak." Jelas seorang guru kelas 3 SD begitu semangat meski tidak berapi-api.
"Saya bersyukur karena telah dapat lima pengetahuan baru dalam waktu yang kurang dari 40 menit Pak. Karena saya membaca sendiri satu artikel, dan mendapat limpahan pengetahuan dari presentasi teman-teman." kata yang lain lagi.
Pendek kata, banyak teman-teman saya yang menjadi tekuak semangat untuk menimba ilmu pengetahuan dengan membaca. Tentu bukan membaca sembarangan. Karena teman-teman itu juga adalag penikmat buku fiksi. Sehingga semangat fiksinya itu dapat lagi dan bermigrasi ke membaca artikel. Yang ternyata dirasakan manfaat yang luar biasa.
Semangat untuk mengetahui sesuatu secara lebih baik, lebih luas, dan lebih daam tersebut merupakan mimpi kami semua dalam menumbuhkan cinta berpengetahuan sebagai modal bagi kemenangan dalam persaingan.
Jakarta, 3 Januari 2013.
No comments:
Post a Comment