Foto bersama Pak Ponimin. Teman 1 kamar asal dari Sijunjung, Sumatera Barat. Foto seusai shalat di Masjid Nabawi pada hari Jumat, 9 Juni 2023.. |
Ketika semua rombongan tiba di Madinah, pada pagi hari sekitar pukul 08.00 di hari Senin, 5 Juni 2023, kami disambut oleh perwakilan pejabat Kemendag yang bertugas di Saudi Arabia. Hal ini mengingat rombongan kami adalah rombongan Haji Plus untuk kloter pertama.
Penyambutan dilakukan begitu kami turun dari bus di depan pintu Hotel MovenPick, Madinah. Serupa halnya ketika kami berangkat dari Jakarta, beberapa pejabat dari Kemenag RI juga memberikan sambutan dan ucapan selamat jalan saat sebelum kami melakukan boarding.
Dan hingga masuk hotel di Madinah itu, saya belum mengenal siapa saja yang akan menjadi teman sekamar. sudah ada pembagian kamar ketika kami berada di Soeta, namun karena ada lebih kurang 150 jamaah dalam rombongan kami, maka teman-teman satu kamar itu belum saya temukan.
Sudah saya coba untuk bertanya kepada jamah yang saya jumpa saat di bandara keberangkatan maupun saat antri di toilet ketika pesawat baru sampai di Bandara Jeddah, namun nama-nama yang ada dalam list, belum juga saya jumpai.
Dan ketika waktunya tiba pembagian kunci kamar hotel, satu persatu teman satu kamar saya temukan dan kami saling untuk berkenalan dan bercengkerama. Ini mengingat dalam 1 kamar kami berempat.
Maka teman-teman sekamar itu berjumpa dan saling mengenalkan dan akhirnya menjadi saudara karena 30 hari lamanya kami bersama. 10 hari di kota Madinah, 10 hari di kota Mekkah, dan 10 hari di Aziziyah.
Mereka adalah H Darto asal Surabaya yang berusia lebih kurang 50 tahun. H Ogi yang muda dan segar dari Bekasi yang masih berusia 28 tahun dan masih singgle, Haji Ponimin asal Sijunjung yang telah 75 tahun dengan fisik yang gagah dan sehat segar.
Dalam irama ibadah sepanjang perjalanan haji itu, maka kebersamaan saya dengan Pak Haji Ponimin relatif dan lumayan intens. Beberapa saat sebelum azan berkumandang, kami menyusuri mall menuju shaf shalat yang masih tersedia di dalam Masjid Nabawi. Begitu setiap saat di kala waktu shalat.
Saya selalu mengkonfirmasi keadaan beliau di kala sedang melaju di perjalanan. melangkah sedikit cepat namun tetap tidak tergesa-gesa. Beliau selalu menjawab; "Siap Pak Agus. Lanjut saja. Saya tidak ada masalah dengan jalannya. Saya biasa melakukan perjalanan. Jadi lanjut saja. Saya mengikuti Pak Agus di belakang."
Dan ketika perjalanan waktu satu pekan berada di Madinah dengan irama fisik sebagaimana yang saya gambarkan, Pak Ponimin mengalami sesak napas yang lumayan hebat. Upaya pertolongan dengan urut dan minum obat dokter yang bertugas di dalam rombongan tidak membuahklan hasil maksimal. Hingga akhirnya kami semua panik ketika mendapat beliau benar-benar merasakan kepayahan. Dalam situsasi demikian, tidak ada jalan lain selain membawa Pak Ponimin ke Rumah Sakit.
Alhamdulillah, beberapa hari setelah itu, Pak Ponimin kembali ke kamar dengan kondisi lebih segar dari waktu sebelumnya. Kami senang dengan keadaan itu, dan kami sepakat untuk tidak terlalu spartan dalam aktivitas ke Masjid Nabawi, khususnya bila bersamaan dengan beliau.
Jakarta, 21 Februari 2024.
No comments:
Post a Comment