Foto bersama dengan Pimpinan Diyo Siba di depan tenda Arafah. Menjelang waktu Maghrib di tanggal 9 Dzulhijjah bersamaan dengan hari Selasa tanggal 27 Juni 2023 |
Kami tinggal bersama rombongan jamaah haji Diyo Siba di Padang Arafah kurang dari satu hari penuh. Sebagaimana kami sampai di Arafah pada hari Selasa tanggal 27 Juni 2023 sekitar pukul 10.00. Selepas waktu dhuha dan menjelang Dzuhur setelah kami datang dari Mina untuk melaksanakan tarwiyah.
Dan setelah kegiatan usai pada hari dan tanggal tersebut, setelah melaksanakan shalat Isyak, maka perjalanan berikutnya yang kami nantikan adalah bus penjemput yang akan membawa kami menuju ke Masjidil Haram untuk melanjutkan prosesi haji; thawaf, sa'i, dan tahalul awal. Artinya, pada posisi kami di Arafah, saya tetap memiliki rasa was-was sekaligus khawatir, meski tidak ada pemikiran yang tidak baik pada kegiatan dan prosesi berikutnya dari perjalanan haji.
Mengapa? Karena inilah perjalanan haji saya yang kali pertama. Jadi posisi batin inilah yang menjadikan saya untuk tetap dan selalu mempersiapkan diri. Sebagaimana yang selalu pembimbing haji sampaikan saat berada di tenda atau juga di dalam bus. Agar kita selalu mempersiapkan diri baik fisik atau psikis. Harus lembah manah. Sabar.
Bus 1 datang mengambil teman-teman kami saat waktu telah menujukkan pukul 21.000 pada hari yang sama. Sementara bus 2, dimana saya berada di dalamnya, datang di tenda sekitar pukul 23.00. Dimana suasana di Padang Arafah sudah mulai ditinggalkan para jamaah haji sehingga suasana mulai sepi.
Dan dari cerita teman-teman yang ada di Bus 3 dan bus 4, maka mereka sempat diliputi rasa lelah sehingga melahirkan emosi ketidak puasan. Seperti yang dialami oleh rombongan teman-teman yang ada di bus 4, dimana bus yang akan menjemput tidak juga kunjung datang hinga pukul 01.00 di tanggal 10 Dzulhijjah atau tanggal 28 Juni 2023. Hal ini menurut informasi yang kami terima, jalur masuk menuju Arafah dari tempat-tempat parkir bus tersebut tertutup sehingga menimbulkan kemacetan yang tdak memungkinkan bus-bus tersebut sampai ke Arafah untuk menjemput jamaah.
Pasti kesal jika kita berada pada situasi demikian. Demikian pula yang dirasakan dan diceritakan teman-teman saya yang ada di rombongan bus 4 tersebut usai tahalul awal di kota Mekah. Namun rasa jengkel tersebut luluh manakala teman-teman di rombingan bus 4 ini bertemu kami, diantaranya pada saat kami berasa di lokasi sa'i atau pada saat kami berombongan di tempat cukur di Al Shaffah.
Karena ketika teman-teman di bus 4 akhirnya disewakan mobil pengganti, sebagaimana yang digambarkan teman setara dengan Metro Mini di Jakarta dengan tanpa AC, perjalanan yang mereka tempuh justru tidak memakan waktu lama untuk sampai di Mekkah. Tidak seperti kami yang berangkat lebih awal.
Maka inilah hikmah yang membuat teman di bus 4, mampu bersyukur betapa keterlambatan mereka meninggalkan Padang Arafah tidak lagi menjadi penyesalan dan kejengkelan. Allahu'alam bishawab.
Jakarta, 20 Februari 2024
No comments:
Post a Comment