Mebrane Masjid Nabawi menjelang waktu shalat Maghrib pada tanggal 9 Juni 2023. |
Saya sebenarnya ingin sekali untuk bisa memergoki membrane masjid yang menaungi seluruh pelataran masjid itu membuka dan menutup. Namun beberapa kali berusaha untuk datang ke masjid atau memperlambat pulang dari masjid, belum juga dapat dan bisa memergoki. Nasmpaknya sesuatu yang sederhana tetapi sulit juga menemukan momentum itu. Saya kurang sabar.
Pernah satu kalu kali saya melihat ketika datang ke masjid di wkatu Dhuha. Tetapi juga belum beruntung. Kasrena kalai itu membrane sudah membuka diri dan nyaris sepenuhnya terbuka. Pengalaman yang sama ketika selesai shalat Dhuhur di dalam masjid dan mendapati kubah yang posisinya ada di tengah-tengah masjid terbuka. Juga memergokinya setelah kubah itu terbuka setengah.
Namun begitu, pada posisi membrane itu terbuka atau tertutup sebagaimana yang saya ambil gambarnya disini, pelataran Nabawi tetap meninggalkan kesan teduh dan anggun. Selalu menyejukkan meski di tengah angin hangat di bulan Juni. MasyaAllah.
Bukan tanpa alasan saya mengemukakan seperti ini, karena beberapa kali saya janjian bertemu istri, dan menunggunya di bawah payung membrane pada saat udara hangat di bawa angin berhembus. Meski tidak memakan waktu yang lama, namun cukup bagi saya untuk dapat menikmati anggun dan teduhnya payung itu. Menikmati, karena cahaya terik matahari tertahan dibagian atas membrane sehingga saya terlindungi.
Berbeda jika saya melintasi payung pada saat berjalan cepat menuju ke masjid atau saat keluar masjid menuju hotel. Saya berdiam diri dan duduk di bawahnya, menjadikan aura payung itu terserap dalam jiwa. Alhamdulillah.
Pernah sekali saya mengambil shaf shalat Maghrib di depan pintu 18 masjid. Bersama jamaah yang banyak, kenikmatan itu kurang cukup tergambar dan membekas dalam diri saya.
Jakarta, 28 Februari 2024
No comments:
Post a Comment