Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

29 February 2024

Di Madinah atau Di Mekkah

Mendorong Pak H Ponimin di Hotel Al Gufran, Mekkah, bersama H Ogi, H Sundarto, Habib Novel Alaydrus, dan H Yusuf 18 Juni 2023.


 

Pada hari ke-11 keberadaan kami di kota Madinah Al Munawarah, bertepatan pada hari Rabu tanggal 14 Juni 2023, kami telah bersiap di depan Hotel MovenPick Madinah, dengan semua barang dan koper beserta kami di dalam bis.Hari itu, kami bersiap menempuh perjalanan ke kota Mekkah untuk durasi kedua selama 10 hari keberadaan kami di kota Mekkah.

Sebagaimana sudah saya sampaikan sebelumnya, saya membagi prosesi haji tahun 2023 saya ke dalam 3 tahapan durasi 10 harian. Yaitu Durasi 10 hari pertama, 10 hari durasi kedua, dan 10 hari ketiga atau terakhir di aparteman Aziziyah. Di Madinah, kami tinggal di Hotel MovenPick. Di Mekkah, kami akan tinggal di Hotel Al Ghufran, dan di Aziziyah, kami akan tinggal berdekatan dengan Jamaah Haji Indonesia, di sektor 3-5, di Syisah.

Perjalanan dari Madinah, dengan transit di Masjid Bir Ali guna melakukan niat ihrom, sampai di lokasi pengecekan haji sekitar selepas Ashar. Pembimbing selalu memberikan informasi kepada kami untuk selalu bersabar ketika menunggu waktu pengecekan. Petugas haji Arab Saudi masuk ke dalam bus untuk melakukan pengecekan sekaligus memberikan kenangan kepada kami semua berupa sajadah tebal.

Sampai di hotel di Mekkah, sekitar pukul 17.00. Kami langsung berkumpul untuk prosesi Umroh, yang menjadi bagian dan rangkaian ibadah haji. Saat itu, Masjidil Haram sudah padat merayap. Dengan pertolongan Allah Swt, apa yang menjadi aktivitas kami berjalan dengan baik dan lancar. Kami menuntaskan thawab dan sa'i serta tahalul sekitar pukul 23.00. Sudah tengah malam.

Dan sebagai hari pertama keberadaan kami di kota Mekkah, membawa aura rasa pada jiwa kami, saya khususnya, berbeda. Juga detak dahsyatnya kebahagiaan yang tidak sama, antara saat berada di Madinah atau di Mekkah. Rasa yang selalu akan terkenang di koordinat tertinggi dalam hidup seseorang yang pernah menginap di kota-kota ini. Rasa dengan penuh ketenteraman.

Alhamdulillah. Allahumma shali ala Muhammad wa ala ali Muhammad.

Jakarta, 29 Februari 2024.

28 February 2024

Membrane Masjid Nabawi

Mebrane Masjid Nabawi menjelang waktu shalat Maghrib pada tanggal 9 Juni 2023.


 

 

 

 

 

 

Saya sebenarnya ingin sekali untuk bisa memergoki membrane masjid yang menaungi seluruh  pelataran masjid itu membuka dan menutup. Namun beberapa kali berusaha untuk datang ke masjid atau memperlambat pulang dari masjid, belum juga dapat dan bisa memergoki. Nasmpaknya sesuatu yang sederhana tetapi sulit juga menemukan momentum itu. Saya kurang sabar.

Pernah satu kalu kali saya melihat ketika datang ke masjid di wkatu Dhuha. Tetapi juga belum beruntung. Kasrena kalai itu membrane sudah membuka diri dan nyaris sepenuhnya terbuka. Pengalaman yang sama ketika selesai shalat Dhuhur di dalam masjid dan mendapati kubah yang posisinya ada di tengah-tengah masjid terbuka.  Juga memergokinya setelah kubah itu terbuka setengah.

Namun begitu, pada posisi membrane itu terbuka atau tertutup sebagaimana yang saya ambil gambarnya disini, pelataran Nabawi tetap meninggalkan kesan teduh dan anggun. Selalu menyejukkan meski di tengah angin hangat di bulan Juni. MasyaAllah. 

Bukan tanpa alasan saya mengemukakan seperti ini, karena beberapa kali saya janjian bertemu istri, dan menunggunya di bawah payung membrane pada saat udara hangat di bawa angin berhembus. Meski tidak memakan waktu yang lama, namun cukup bagi saya untuk dapat menikmati anggun dan teduhnya payung itu. Menikmati, karena cahaya terik matahari tertahan dibagian atas membrane sehingga saya terlindungi.

Berbeda jika saya melintasi payung pada saat berjalan cepat menuju ke masjid atau saat keluar masjid menuju hotel. Saya berdiam diri dan duduk di bawahnya, menjadikan aura payung itu terserap dalam jiwa. Alhamdulillah.

Pernah sekali saya mengambil shaf shalat Maghrib di depan pintu 18 masjid. Bersama jamaah yang banyak, kenikmatan itu kurang cukup tergambar dan membekas dalam diri saya.

Jakarta, 28 Februari 2024

27 February 2024

Janjian Bertemu

Bersama istri di pelataran Masjid Nabawi di waktu Dhuha pada tanggal 13 Juni 2023.














Disela-sela saya mengerjakan tugas-tugas kantor, berupa up load video atau membuat artikel untuk web sekolah bila saya mendapatkan kiriman gambar dan berita aktivitas sekolah di kamar hotel karena sekaligus memanfaatkan wifi hotel, saya akan chat istri untuk melakukan aktivitas bersamja. Meski itu hanya berupa berangkat ke masjid di waktu shalat.

Sebagaimana pada saat itu, kami meninggalkan kamar hotel sekitar pukul setengah delapan pagi. Udara Madinah masih tetap hangat. Dan akan menjadi lebih terasa hangat manakala kami berdiri di jalan yang dua sisinya merupakan gedung-gedung hotel. Maka anguin berhembus akan lebih kencang. Maka hangatnya Madinah akan menjadi lebih terasa. Alhamdulillah.

Udara panas di bulan Juni pada musim haji tahun 2023, menjadi topik bahasan bagi pihak terkait untuk mengingatkan kepada semua jamaah agar tidak terlalu banyak dan lama saat melakukan kegiatan di luar ruangan. Ini sebagai salah satu upaya bahaya heat stroke bagi jamaah.

Saya pun demikian, selalu berhitung dengan kondisi hangatnya udara. Termasuk juga wanti-wanti pembimbing haji kepada kami semua, bahwa tanggal 13 Juni menjadi hari yang memerlukan persiapan fisik agar terjaga selalu sehat hingga pelaksanaan haji yang jatuh pada tanggal 27 Juni 2023. Karena pelaksanaan haji adalah tujuan utama semua jamaah. Untuk itu, menjaga diri dari kelelahan menjadi ikhtiar baik bagi semua jamaah. 

Janjian dengan istri selain hanya dapat kami lakukan ketika masing-masimng kami tidak terikat dengan teman satu kamar kami masing-masing. Karena saya memiliki 1 teman kamar yang membutuhkan teman untuk berjalan ke masjid atau kembali ke kamar seusai shalat jamaah. Demikian pula dengan istri. Karena kami berempat di dalam kamar.

Selain untuk berangkat ke masjid, kadang sering juga kami janjian untuk berkeliling di lantai basement hotel di sekitar masjid Madinah, untuk sekedar pengenalan lingkungan, dan juga sedikit berbelanja oleh-oleh. Karena di setiap hotel yang ada di sekitar Masjid Nabawi, bagian bawah hotelnya berisi toko-toko cindera mata. 

Seperti pada janjian di hari itu, kami bertemu setalah keluar masjid pintu 17, di bawah payung membrane. Lalu melanjutkan perjalanan menuju deretan toko guna melihat-lihat. Beberapa kali menengok penjaga toko yang mahir berbahasa Indonesia atau bahkan yang bisa berbahasa Sunda atau Jawa. Menarik sekali bukan?

Jakarta, 27 Februari 2024

25 February 2024

Kubah Hijau Masjid Nabawi

Pose dengan latar belakang menara Masjid Rasulullah Saw,
dimana Raudah berada. Pada hari Rabu, 7 Juni 2023.

 























Perjalanan ziarah di sekitar Masjid Nabawi pada hari ke 4 kebedaraan kami sebagai jamaah haji di kota Madinah, yang bertepatan pada hari Rabu, tanggal 7 Juni 2023 atau tanggal 18 Dzulqo'idah 1444 H, adalah mengelilingi Masjid Nabawi. Seluruh jamaah turut serta tanpa kecuali. Perjalanan diawali dari bagian luar di ujung timur masjid, atau pintu masjid no 25, lanjut ke depan pintu Baqi'.

Pada kesempatan ini, kami semua tidak masuk ke dalam masjid untuk berkunjung ke makam Rasulullah SAW, karena memang jadwal kami belum keluar. Memang ada beberapa dari kami yang telah memiliki jadwal masuk Raudah atas ikhtiarnya sendiri melalui aplikasi nusuk. Tapi saya dan istri, memilih untuk menunggu jadwal yang sedang diusahakan oleh travel haji dan para muthowif.

Dan dari diskusi yang berlangsung, maka travel sedang mengusahakan untuk memilih jadwal kunjungan ke Raudah di jam 02.00 atau jam 03.00. Sementara untuk teman-teman yang telah memiliki jadwal kunjungan ke Raudah secara mandiri, maka mereka akan memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Raudah dua kali.

Jadi itulah kegiatan ziarah yang kami jalani pada hari keempat kami berada di Madinah. Setelah rombongan berada di bagian luar Masjid dengan kubah hijau, kami menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW; Allahumma shali ala Muhammad wa ala ali Muhammad.

Usai memanjatkan doa-doa, maka perjalanan ziarah berukutnya adalah komplek berwudu dengan Zam-Zam yang bangunannya berukuran lebih kurang 8 meter X 5 meter. Dimana bagian perempuan dan laki-laki dipisahkan. Disini beberapa teman ada yang berwudhu dengan Zam-zam yang kluar deras dari kran setelah puas meminumnya. Sementara saya selain minum dan berwudhu, juga mengusapkan Zam-zam ke seluruh bagian kepala hingga leher serasa menyampaikan permohonan Allah Swt untuk kesehatan jasmani dan jiwa saya. InsyaAllah. Aamiin Allahumma Aamiin.

Perjalanan ziarah kami berakhir setalah kami mengunjungi Masjid Al Ghumamah, dan melintasi rumah pertemuan masyarakat di Madinah pada zaman Rasulullah SAW. 

Jakarta, 25 Februari 2024.

Ke Masjid Quba

 

Mejeng di parkiran bus di Masjid Quba, pada hari Sabtu, tanggal 10 Juni 2023, bertepatan tanggal 21 Dzulqoidah 1444 H













Kegiatan pada hari ketujuh selama kami berada di kota Madinah antara lain adalah melakukan ziarah di sekitar kota Madinah. Ini berlangsung pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023.

Kami meninggalkan hotel MovenPick, yang lokasinya berdekatan dengan pintu masjid 16. Jika melihat petunjuk arah, keberadaan hotel kami ada di ujunga barat bagian belakang masjid. Posisi ini menguntungkan jamaah perempuan mengingat pintu masjid 16 merupakan akses untuk jamaah perempuan. Namun jika datang ke masjidnya tidak awal, jamaah perempuan tetap tidak dapat mengakses untuk masuk masjid.

Dan mereka yang tidak dapat masuk masjid, bagiannya ada di plasa masjid, di bawah payung-payung membrane dengan penyemprot air. Meski teduh, namun harus bersiap dengan hembusan udara hangat di bulan Juni kota Madinah yang berkisar antara 40 derajat Celcius.

Tujuan ziarah yang pertama adalah Masjid Quba. Kami tiba di waktu Dhuha. Namun terangnya Matahari dan hangatnya udara, membuat kami semua tidak dapat berlama-lama mengambil foto di pelataran masjid yang berwarna putih dengan bentuk bangunan yang cenderung oval pada ornamen jendela dan menara-menaranya.

Untuk jamaah laki-laki mengambil bagian kiri masjid setelah masuk melalui pintu gerbang bagian kiri masjid. Sementara jamaah perempuan akan menggunakan bagian belakang masjid yang berada di bagian kanan setelah pintu masuk.

Saya mencoba untuk mengambil bagian shaf depan masjid setelah membungkus sandal ddengan plastik dan memasukkannya dalam tas tenteng. Jamaah lain dari berbgai negara melakukan hal yang sama. Mereka mayoritas melakukan shalat dan juga melantunkan doa dengan khusyuk. Saya melihat sekeliling, termasuk kepada jamaah yang sedang menjalankan shalat dan berdoa. Berusaha untuk menyerap atmosfir positif yang ada di dalam masjid dengan berbagai aktivitas jamaahnya.

Ada beberapa menit kami dibiarkan bebas berkegiatan di masjid oleh pebimbing. Sampai semua jamaah dalam rombongan kami merasa cukup dan tanpa komando beberapa jamaah meninggalkan masjid untuk kembali ke pelataran dimana bus rombongan kami menunggu.

Jakarta, 25 Februari 2024

24 February 2024

Teman Haji

Foto bersama di depan Masjid Al Ghumamah, Madinah pada hari Rabu, 7 Juni 2023 bertepatan dengan 18 Dzulqoidah 1444 H













Periode 10 hari di Madinah sebagai sepertiga durasi pertama saya dalam perjalanan haji di tahun 2023 adalah perkenalan dan pendalaman terhadap masing-masing jamaah. Kami saling bercengkerama untuk saling lebih menganal. Dan di waktu-waktu inilah kami menemukan teman yang langsung enak untuk bertukar cerita. 

Saya membagi waktu menjadi tiga (3) bagian dalam 30 hari perjalanan haji kami. Sepertiga pertama adalah 10 hari di Madinah, sepertiga kedua kami berada di Mekkah, dan sepertiga terakhir sebagai durasi terakhir, kami berada di Aziziyah.

Dalam sepertiga durasi ketiga ini saya mengenal pertama kali dengan Haji Afrizal yang berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah. Perkenalan di awali di saat kami masih berkumpul di terminal 3, Soekarno-Hatta. Saat dimana saya ingin tahu apa yang menjadi isi buku panduan haji yang Pak H Afrizal sedang baca. Hal ini karena kami yang rombongan dari Jakarta belum mendapatkan pembagian buku tersebut.

Dari awal inilah kemudian saya berkenalan dengan Pak Haji Afrizal dan istri yang sehari-harinya di Wonosobo berprofesi sebagai juragan ayam potong dengan omset berkuintal-kuintal setiap harinya. Sesuatu yang tidak dapat saya membayangkannya bagaimana sibuknya beliau sehari-hari dengan pekerjaannya. Seorang yang humoris, bahkan beliau menyebut diri sebagai Haji Ayam Potong. Alhamdulillah.

Perkenalan berikut adalah sesaat kami bersama-sama atau bahkan berduyun-duyun menuju toilet begitu keluar dari pesawat di Bandara Jeddah. Dimana hanya tersedia 2 kamar toilet dan 1 urinoir. Anehnya, ketika kami sedang  khitmad antri itu, datang seorang kakek yang benar-benar telah sepuh namun dengan aktivitas fisik yang amat prima, merangsek keluar antrian yang tiba-tiba langsung menuju orinoir yang sedang di gunakan teman. Dalam hati saya berguman; "Wah-wah, meski dalam kafilah jamaah haji plus, tetap ada perilaku tidak santun."

Belakangan waktu, saya baru mengetahui bahwa teman saya yang sedang di urinoir dan yang di desak untuk menyingkir dari tempatnya hajat yang belum tuntas itu, seorang yang sabar dan santuy, yang adalah teman satu kamar saya. Sementara kakek yang menyodok antrian itu adalah Atuk, yang merupakan juragan kopra di daerak Komring, Sumatera Selatan, yang memang tidak mampu menahan hajat kecilnya.

Juga berkenalan dengan teman dalam satu rombongan haji adalah pada saat kami berada dalam perjalanan Jeddah menuju Madinah. Dimana pada saat itu saya memilih tempat duduk baris kiri paling depan di deck atas bus tingkat. Pada saat itu saya sudah mengenakan gelang haji yang saya pasang di pergelangan tangan kanan saya.

Saat di perjalanan di gerbang keluar kota Jeddah, pada saat saya sedang membetulkan posisi gelang yang belum sempurna erat melingkar, teman yang duduk di bangku sebelah kanan, membuka percakapan dan sekaligus menawarkan bantuan untuk 'mengunci' gelang haji saya. Saya memang kesulitan menguncinya mengingat kerasnya gelang yang terbuat dari logam tersebut.

Dari sinilah akhirnya saya mengenalkan diri dan sekaligus terbuka percakapan-percakapan yang mengalir dan enak. Kami saling berbagi kisah. Beliau berhaji bersama istrinya. Sementara kedua orangtuanya berhaji juga namun bersama travel yang lain. Beliau orang muda yang telah berhasil membangun usahanya dengan modal awal pinjaman dari ayahnya berupa 2 ekor sapi di Surabaya. Kisahnya menjadi inspirasi buat saya. Keren.

Sementara teman-teman awal saya yang lain adalah tiga orang berikutnya yang kebetulan merupakan teman satu kamar. Yang selalu dalam satu kamar selama kami berada di prosesi haji 2023 sepanjang 30 hari. teman yang sekarang ini saya merasakan sebagai sahabat sekaligus saudara.

Mereka adalah para pekerja keras. Yang dari Surabaya merupakan pengusaha mandiri yang mempunyai prinsip anti berhutang, yang juga merupakan orang yang disodok saat sedang melaksanakan hajat kecilnya di toilet Bandara Jeddah. Satunya juga sebagai pengusaha yang usianya belum ada 30 tahun asal Kota Bekasi, dan yang paling senior di kamar kami adalah sesepuh kami yang telah berusia 75 tahun, yang sudah malang melintang membuka usaha toko, yang sekarang toko-tokonya diteruskan oleh anak-anaknya.

Sementara sahabat lainnya yang saya temui adalah orang-orang baik yang memiliki cerita kehidupan yang menarik untuk saya simak dan jadikan inspirasi, petunjuk perjalanan hidup. Diantaranya adalah yang bernama Pak Haji Jon, yang sebenarnya dipanggil dengan ejaan baru menjadi Yon, yang asli Sumatera Barat, yang tinggal sendirian di daerah Cinere, Depok, Jawa Barat. Seorang gagah alumni akuntan. 

Tentu bukan itu saja yang sudah mampu saya kenal ketika keberadaan kami selama 10 hari periode atau siklus sepuluh hari di kota Madinah. Masih ada beberapa. Ini karena dalam rombongan kami terdapat 150 jamaah. Jadi tidak ada yang tidak saya syukuri atas nikmat yang telah Allah Swt anugerahkan kepada kami. Alhamdulillah.

Jakarta, 24 Februari 2024

23 February 2024

10 Hari di Madinah

 

Jeda diantara waktu shalat di Madinah pada hari Minggu tanggal 11 Juni 2023. Mejeng diantara hotel dan toko-toko cindera mata, tetap semangat meski terhembus angin yang hangat.













Dalam prosesi haji saya, yang berangkat pada hari Minggu, 4 Juni 2023 dari bandara Soeta, Jakarta sebagai kloter pertama dari Haji Plus, Madinah menjadi tujuan pertama. Kami akan berada di Madinah selama 10 hari. Ini menjadi program arbain. Dimana pembimbing selalu memberikan semangat untuk tetap menjaga diri sehat dan menunaikan shalat di Masjid Rasulullah SAW dengan target melaksanakan shalat wajib sebanyak 40 waktu shalat di Masjid Nabawi.

Pada hari ke sebelas (11) keberadaan kami di kota Madinah, tepatnya pada hari Rabu, 14 Juni 2023, yang bertepatan dengan tanggal 25 Dzulqaidah 1444 H, kami akan bertolak ke Mekkah selepas waktu Dhuha.

Alhamdulillah, bahwa selama sepuluh hari lebih berada di Madinah, berbagai berbagai aktivitas, termasuk yang paling utama bagi kegemaran saya, yaitu mengekplorasi lingkungannya, telah saya coba untuk dijalani. 

Merasai karpet empuk yang berada di shaf-shaf masjid yang empuk, lembut, dan suasana masjid yang sejuk baik di waktu pagi, siang, dan malam. Juga mencoba menyimal Ustadz tanah air yang selalu mengisi kajian di sela-sela waktu shalat di dekat pintu keluar gerbang 19. 

Atau juga menuju roof top masjid ketika ingin masuk melalui gerbang 17 namiun telah tertutup karena penuhnya kapasitas jamaah sehingga saya dan teman harus berbelok menuju tangga yang menghantarkan kami di roof top itu. Juga melambat-lambat sehingga kami memilih di karpet kering dengan hembusan angin semilir yang hangat di depan pintu gerbang 19 di saat jamaah lokal yang mempersiapkan berbuka puasa sunah di hari Kamis itu.

Atau juga menemani teman yang tiba-tiba harus duduk untuk menghela napas setelah berjemur dalam antrian untuk menuju Raudah yang akhirnya belum bisa masuk mengunjunginya. Dan dalam kepayahan teman itu, saya menyaksikan betapa beratnya oksigen dihirup. Teman yang akhirnya harus duduk di kursi roda menuju kamar hotel.

Demikian pula ketika kami mengitari Masjid Nabawi untuk memandang sepuasnya kubah hijau, dimana menjadi kubah yang berbeda sendiri di Masjid Nabawi itu. Melantunkan secara berguman Shalawat untuk Nabi Allah; Allahumma shali ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Sepuasnya dan mencoba untuk mengenang betapa bersyukurnya saya menjadi umat beliau. Alahmadulillah.

Juga  mengunjungi Masjid Al-Ghamamah yang lokasinya masih berdekatan dengan situs bersejarah lainnya. 

Jangan ditanya dimana lokasi berbelanja cindera mata yang cocok dan pas di sini. Pendek kata, saya menikmati sekali apa yang saya jalani selama 10 hari kebaraan saya di kota Rasulullah SAW.

Allahumma shali ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.

Jakarta, 23 Februari 2024


Pak Guru Naik Haji

 
Foto bersama istri pada saat tiba di hotelk MovenPick Madinah pada hari Senin, 5 Juni 2023.
 
Bilamana teringat bahwa saya bisa Allah Swt permudah dalam perjalanan haji tahun 2023 bersama istri, maka yang kali pertama terungkap dalam pikiran saya saya adalah rasa syukur alhamdulillah. Selain juga ada rasa mengawang, seperti belum juga percaya, bahwa Allah Swt begitu baik dengan memperjalankan kami berhaji dengan tanpa harus ikut antri begitu lama.  
 
Pikiran tidak percaya akan kenyataan atas rezeki yang Allah ta'ala berikan kepada saya, pertama; karena saya hanyalah sebagai guru, yang bila dilihat dari sisi penghasilan, maka harus mengupayakan diri untuk diberikan kemampuan dalam melakukan setoran biaya haji. Terlebih juga bahwa saya merupakan guru dari sekolah swasta di Jakarta.  
 
Kedua, saya naik haji bersama travel haji plus. Maka, nikmat yang tiada taranya buat saya dan keluarga. Alhamdulillah. Ketiga, karena kondisi haji seperti itu, maka beberapa fasilitas menjadikan saya benyak diberikan kemudahan dalam pelaksanaannya. Baik kondisi hotel di Mekah, Madinah, dan hotel transit di Aziziyah, makanan, serta lokasi maktab.
 
Lalu, bagaimana Allah Swt memampukan saya untuk melakukan setoran haji yang jumlahnya, bila dikalkulasi bersama istri, setara dengan 2 mobil Innova 2.0 G CVT tahun 2018 baru? Allahua'lam bi shawab. Yang pasti saya tahu dalam kondisi saya sendiri adalah, bahwa saya memiliki kayakinan untuk berangkat haji. Harus berangkat haji, sebelum Allah ta'ala mematikan saya dan istri. Inilah yang menjadi fondasi dari niatan haji saya. Dan saya gaungkan doa semoga Allah ta'ala ijabahi niat kami.
 
Niatan untuk segera berangkat haji ini yang lahir dan menjadi tekad yangbulat dan kuat, pada saat abang guru ngaji saya bertanya kepada saya; "Pak Agus apakah sudah haji?" dan ketika saya menjawab belum, maka beliau bertanya kembali kepada saya sebelum acara taklim pekanan di mulai di salah satu ruang kelas di SD Islam Al Ikhlas, Cipete, Jakarta Selatan, di sekitar pertengahan tahun 2017; "Apakah sudah umroh?"
 
Abang guru ngaji itu tidak lagi melanjutkan percakapan tentang haji kepada saya. Beliau hanya terdiam setalah jawaban saya, mungkin yang tidak membuatnya berhenti bertanya. Namun kondisi pada percakapan itulah yang terus bergema di kepala saya. Meski percakapan itu saya sampaikan juga kepada istri dengan maksud untuk menguapkan ingatan. Namun tetap menjadi misteri yang membebani.
 
Sekali lagi, dari sinilah saya benar-benar mengibarkan niat berhaji. Harus berangkat haji. 

Bersama istri jugalah kami membuat peta kemungkinan untuk mampu membayar setoran haji. Beberpa barang mulai kami inventarisir. Dan gerakan berikutnya adalah menghitung tabungan yang besarannya memungkinkan untuk ditambah-tambahkan.

Allah Swt mempermudah, membukakan jalan, dan kami merasa Allah Swt telah mendorong dan meniupkan anginNya kepada kami untuk menuju ke pintu pendaftaran haji. Benar-benar sebagaimana yang Allah Swt sampaikan dalam hadits qudsi, yang lebih kurang saya maknai sebagai; Aku adalah bagaimana hambaKu berperasangka kepada Ku.

Senin, 16 Maret 2020, menjadi awal bagi sekolah untuk tidak melakukan kegiatan di sekolah. Siswa dan guru berinteraksi secara virtual. Hal ini karena datangnya wabah dunia, Covid-19. Yang selain berdampak kepada pola interaksi sesama, juga kepada ambruknya dunia usaha. 
 
Pada masa awal Covid-19 inilah, salah satu pemilik travel haji datang kepada saya. Sebuah pertemuan yang semula tidak direncanakan sama sekali. "Bila Pak Agus daftar tahun ini, maka tahun ini juga Bapak bisa berangkat haji. Tidak perlu menunggu atau antri." Ini menjadi momentum buat saya.
 
Ada harapan bagi saya untuk bisa berangkat di tahun-tahun itu. Dan tidak perlu lagi menunggu antrian haji saya yang dalam sistem saat saya cek, harus menunggu di tahun 2034 untuk berangkat.  Maka pada Juni 2020, setelah paspor saya selesai, daya dan istri membayar uang muka untuk haji furoda. Alahmdulillah. Sekali lagi bahwa, Allah Swt begitu membuat jalan kami untuk menunaikan niat berhaji, kesampaian.

Bersama 150 jamaah dalam kafilah atau travel haji yang sama, kami berangkat setelah pemerintah Saudi Arabia membuka pelaksanaan haji secara normal pada musim haji di bulan Juni 2023 atau 1444 Hijriah. Saya menjadi bagian dari haji tahun itu, dimana saya adalah guru!

Jakarta, 23 Februari 2024
 

22 February 2024

Doa Arafah

Mengaminkan Doa yang disampaikan oleh Habib Novel Alaydrus pada hari Arafah pada hari Selasa, 27 Juni 2023 atau bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah 1444 H
 

Selepas waktu Ashar pada hari Selasa, 27 Juni 2023 atau bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah 1444 H, seluruh jamaah Haji dari Diyo Siba berkumpul di halaman tenda menghadap ke arah Mekkah Al Mukaramah untuk memanjatklan doa bersama yang dibimbing oleh Habib Novel yang menjadi bagian dari kafilah haji kami. 

Doa disampaikan dalam untaian kalimat yang menyentuh dan mengena pada jiwa kami yang sedang menyorongkan harapan penuh keyakinan akan berbagai hal. Baik terhadap apa yang telah berlangsung di masa lalu dan juga keinginan untuk masa depan yang lebih baik. Doa untuk kami sendiri, kerabat dekat dan kerabat jauh. Juga untuk semua kolega termasuk kepada jajaran yang memimpin kami dalam kami bekerja.

Doa bersama ini menjadi pelangkap dari seluruh lantunan doa yang secara pribadi telah dan terus dilantunkan para jamaah, juga bersama dengan pasangan jamaahnya masing-masing atau juga dalam rombongan kecil lagi. Sebagaimana dalam rombongan kami ada yang berasal dari satu daerah. Seperti dari Wonosobo yang lebih kurang ada 30 jamaah. Dari wilayah Sumatera lebih kurang ada 15 jamaah. Dari Lumajang lebih kurang ada 30 jamaah. Dari Kalimantan dan Sulawesi yang masing-masing terdapat lebih kurang 10 jamaah. 

Saya bersama istri telah mem[ersiapkan doa-doa yang akan kami sampaikan dimanapun di lokasi yang kami kunjungi selama prosesi haji itu.  Dalam buku kecil warna coklat, saya menuliskan poin-poin doa itu dan juga kepada siapa saja yang menjadi tujuan permohonan saya.

La haula wala quwwata illa billah. Allahumma shali ala Muhammad wa ala ali Muhammad.

Jakarta, 22 Februari 2024.

 

21 February 2024

Pak Ponimin Sehat

Foto bersama Pak Ponimin. Teman 1 kamar asal dari Sijunjung, Sumatera Barat. Foto seusai shalat di Masjid Nabawi pada hari Jumat, 9 Juni 2023..

 

Ketika semua rombongan tiba di Madinah, pada pagi hari sekitar pukul 08.00 di hari Senin, 5 Juni 2023, kami disambut oleh perwakilan pejabat Kemendag yang bertugas di Saudi Arabia. Hal ini mengingat rombongan kami adalah rombongan Haji Plus untuk kloter pertama. 

Penyambutan dilakukan begitu kami turun dari bus di depan pintu Hotel MovenPick, Madinah.  Serupa halnya ketika kami berangkat dari Jakarta, beberapa pejabat dari Kemenag RI juga memberikan sambutan dan ucapan selamat jalan saat sebelum kami melakukan boarding.  

Dan hingga masuk hotel di Madinah itu, saya belum mengenal siapa saja yang akan menjadi teman sekamar. sudah ada pembagian kamar ketika kami berada di Soeta, namun karena ada lebih kurang 150 jamaah dalam rombongan kami, maka teman-teman satu kamar itu belum saya temukan.

Sudah saya coba untuk bertanya kepada jamah yang saya jumpa saat di bandara keberangkatan maupun saat antri di toilet ketika pesawat baru sampai di Bandara Jeddah, namun nama-nama yang ada dalam list, belum juga saya jumpai.

Dan ketika waktunya tiba pembagian kunci kamar hotel, satu persatu teman satu kamar saya temukan dan kami saling untuk berkenalan dan bercengkerama. Ini mengingat dalam 1 kamar kami berempat.

Maka teman-teman sekamar itu berjumpa dan saling mengenalkan dan akhirnya menjadi saudara karena 30 hari lamanya kami bersama. 10 hari di kota Madinah, 10 hari di kota Mekkah, dan 10 hari di Aziziyah.

Mereka adalah H Darto asal Surabaya yang berusia lebih kurang 50 tahun. H Ogi yang muda dan segar dari Bekasi yang masih berusia 28 tahun dan masih singgle, Haji Ponimin asal Sijunjung yang telah 75 tahun dengan fisik yang gagah dan sehat segar.

Dalam irama ibadah sepanjang perjalanan haji itu, maka kebersamaan saya dengan Pak Haji Ponimin relatif dan lumayan intens. Beberapa saat sebelum azan berkumandang, kami menyusuri mall menuju shaf shalat yang masih tersedia di dalam Masjid Nabawi. Begitu setiap saat di kala waktu shalat. 

Saya selalu mengkonfirmasi keadaan beliau di kala sedang melaju di perjalanan. melangkah sedikit cepat namun tetap tidak tergesa-gesa. Beliau selalu menjawab; "Siap Pak Agus. Lanjut saja. Saya tidak ada masalah dengan jalannya. Saya biasa melakukan perjalanan. Jadi lanjut saja. Saya mengikuti Pak Agus di belakang."

Dan ketika perjalanan waktu satu pekan berada di Madinah dengan irama fisik sebagaimana yang saya gambarkan, Pak Ponimin mengalami sesak napas yang lumayan hebat. Upaya pertolongan dengan urut dan minum obat dokter yang bertugas di dalam rombongan tidak membuahklan hasil maksimal. Hingga akhirnya kami semua panik ketika mendapat beliau benar-benar merasakan kepayahan. Dalam situsasi demikian, tidak ada jalan lain selain membawa Pak Ponimin ke Rumah Sakit. 

Alhamdulillah, beberapa hari setelah itu, Pak Ponimin kembali ke kamar dengan kondisi lebih segar dari waktu sebelumnya. Kami senang dengan keadaan itu, dan kami sepakat untuk tidak terlalu spartan dalam aktivitas ke Masjid Nabawi, khususnya bila bersamaan dengan beliau.

Jakarta, 21 Februari 2024.

20 February 2024

Arafah #3

 

Foto bersama dengan Pimpinan  Diyo Siba di depan tenda Arafah. Menjelang waktu Maghrib di tanggal 9 Dzulhijjah bersamaan dengan hari Selasa tanggal 27 Juni 2023












Kami tinggal bersama rombongan jamaah haji Diyo Siba di Padang Arafah kurang dari satu hari penuh. Sebagaimana kami sampai di Arafah pada hari Selasa tanggal 27 Juni 2023 sekitar pukul 10.00. Selepas waktu dhuha dan menjelang Dzuhur setelah kami datang dari Mina untuk melaksanakan tarwiyah. 

Dan setelah kegiatan usai pada hari dan tanggal tersebut, setelah melaksanakan shalat Isyak, maka perjalanan berikutnya yang kami nantikan adalah bus penjemput yang akan membawa kami menuju ke Masjidil Haram untuk melanjutkan prosesi haji; thawaf, sa'i, dan tahalul awal. Artinya, pada posisi kami di Arafah, saya tetap memiliki rasa was-was sekaligus khawatir, meski tidak ada pemikiran yang tidak baik pada kegiatan dan prosesi berikutnya dari perjalanan haji. 

Mengapa? Karena inilah perjalanan haji saya yang kali pertama. Jadi posisi batin inilah yang menjadikan saya untuk tetap dan selalu mempersiapkan diri. Sebagaimana yang selalu pembimbing haji sampaikan saat berada di tenda atau juga di dalam bus. Agar kita selalu mempersiapkan diri baik fisik atau psikis. Harus lembah manah. Sabar.

Bus 1 datang mengambil teman-teman kami saat waktu telah menujukkan pukul 21.000 pada hari yang sama. Sementara bus 2, dimana saya berada di dalamnya, datang di tenda sekitar pukul 23.00. Dimana suasana di Padang Arafah sudah mulai ditinggalkan para jamaah haji sehingga suasana mulai sepi.

Dan dari cerita teman-teman yang ada di Bus 3 dan bus 4, maka mereka sempat diliputi rasa lelah sehingga melahirkan emosi ketidak puasan. Seperti yang dialami oleh rombongan teman-teman yang ada di bus 4, dimana bus yang akan menjemput tidak juga kunjung datang hinga pukul 01.00 di tanggal 10 Dzulhijjah atau tanggal 28 Juni 2023. Hal ini menurut informasi yang kami terima, jalur masuk menuju Arafah dari tempat-tempat parkir bus tersebut tertutup sehingga menimbulkan kemacetan yang tdak memungkinkan bus-bus tersebut sampai ke Arafah untuk menjemput jamaah.

Pasti kesal jika kita berada pada situasi demikian. Demikian pula yang dirasakan dan diceritakan teman-teman saya yang ada di rombongan bus 4 tersebut usai tahalul awal di kota Mekah. Namun rasa jengkel tersebut luluh manakala teman-teman di rombingan bus 4 ini bertemu kami, diantaranya pada saat kami berasa di lokasi sa'i atau pada saat kami berombongan di tempat cukur di Al Shaffah. 

Karena ketika teman-teman di bus 4 akhirnya disewakan mobil pengganti, sebagaimana yang digambarkan teman setara dengan Metro Mini di Jakarta dengan tanpa AC, perjalanan yang mereka tempuh justru tidak memakan waktu lama untuk sampai di Mekkah. Tidak seperti kami yang berangkat lebih awal.

Maka inilah hikmah yang membuat teman di bus 4, mampu bersyukur betapa keterlambatan mereka meninggalkan Padang Arafah tidak lagi menjadi penyesalan dan kejengkelan. Allahu'alam bishawab.

Jakarta, 20 Februari 2024

Arafah #2

 

Menyamak khotbah Arafah yang disampaikan oleh  KH Heikal Al Amry.      

Menjadi hal yang pertama saya dan istri mengunjungi Arafah dalam prosesi Haji tahun 2023. Dan ini berlangsung pada tanggal 9 Dzulhijjah 1444 H waktu setelah Dhuha. Sebuah tempat yang tidak terbayang sama sekali dimana lokasi persisnya. Karena sepekan sebelumnya, kami bersama rombongan haji ditemani muthowif telah bersama-sama berfoto di perkemahan yang kala itu sedang dilakukan penyempurnaan, yang antara lain adalah perbaikan kemah dan juga pemasangan AC. Namun sepertinya lokasi tersebut berbeda jauh dengan yang menjadi tempat kami bermukim di tanggal 9 Dzulhijjah ini. Berbeda meski dalam wilayah yang sama, Arafah.

Dan jika dsaya gambarkan persisnya berada dimana di lokasi Arafah, saya benar-benar tidak tahu. Namun lokasi kami di tanggal 9 Dzulhijja itu, adalah lokasi yang saya yakini yang terbaik. Ini karena kami berada di punggung bukit, yang di belakang kami tidak ada lagi perkemahan. Sementara bila kami menghadap ke arah Masjidil Haram yang terlihat Clock Tower yang menjulang tinggi,  terhampar di bawah kami jalanan yang selalu dipenuhi bus-bus dan ambulan, serta sejauh mata memandang hanya terlihat ribuan tenda putih jamaah.

Kami meninggalkan Mina setelah selesai Shalat Dhuha pada tanggal 9 Dzulhijjah pagi dengan diantar oleh bus. Terdapat empat bus rombongan. Kami berada di Mina setelah semalaman berada di sana sejak tanggal 8 Dzulhijjah, atau di hari tarwiyah. Dan kala bus memasuki wilayah Arafah, bertanya-tanya dimana lokasi berikut yang akan menjadi bagian dari prosesi haji kami. 

Alhamdulillah, kami turun bus dan mendapati kemah yang luas. Cukup untuk 150 jamaah di riombongan kami. Tenda besar, berpenyejuk udara, dengan 2 show case yang penuh minuman dingin dan es krim. Juga dengan kursi-kursi yang jauh lebih nyaman dari pada kursi-kursi di Mina. 

Toilet dan meja makan berada di sisi kanan dan kiri di bagian belakang tenda kami. Jika waktunya untuk menunaikan hajat ke belakang dan juga  kala waktu makan tiba, harus bersabar untuk antri. Meski demikian, makanan tidak bakal kehabisan. Juga jika air di toilet terkendala, maka air mineral cukup menjadi penggantinya. Semua tersedia melimpah.

Usai Dhuhur, kami tekun dan khusuk menyimak khotbah Arafah. Indah sekali uraian kata yang disampaikan Ustadz tentang perjalanan Rasulullah SAW. Dengan atmosfirnya, Arafah yang hangat di akhir bulan Juni, menjadikan semua kami haru.  

Jakarta, 20 Februari 2024.

17 February 2024

Padang Arafah #1

Pintu masuk tenda di Arafah selepas Isyak di tanggal 9 Dzulhijjah 2023.















Sampai kami disini
9 Dzulhijjah 1444 H
tetap dengan memegang pesan
banyak bermunajat disepanjang waktu
sejak memasuki gerbang Arafah
berada di bukit yang tinggi
di dalam tenda besar berpendingin
dengan kursi-kursi nyaman
yang harus kami susun untuk lebih leluasa
saat beraktivitas ibadah
dan menyimak khotbah

Terus menerus mengsisi waktu yang tidak lama
dengan melantunkan kalimat thayibah
sejak kedatangan di waktu dhuha
hingga nanti selepas Isyak
menuju perjalanan berikutnya
menyambut pagi hari di hari Idul Adha
untuk thawaf,  sa'i,  dan tahalul
di Masjidil Haram, di Mekah al Mukaromah

Untuk bersabar pada kondisi yang tidak kondusif
pada saat panasnya bulan Juni
padatnya jamaah
antrian di meja pramanan dan keperluan di belakang
bilamana kepadatan  ditengah perjalanan
terus meneruslah mensyukuri
proses perjalanan waktu
yang pasti akan berakhir
dan entah kapan lagi dapat bertemu
dalam atmosfir yang sama

Saya tata kembali semua yang diperlukan
tenaga, fikiran, dan emosi
saya mencoba optimalkan apa yang bisa
semaksimal yang mungkin mampu
mendengar dan menyimak
yang disampaikan sepanjang waktu
di prosesi Arafah yang padat

Sabtu, 17 Februari 2024

Titik Grafitasi

 

Tenda-tenda di Arafah yang akan kami tinggalkan menjelang 10 Dzulhijjah 1444H. Indah dipenuhi cahaya.


Tiada kata paling pas selain syukur Alhamdulillah
untuk memaknai apa yang kami terima,
kami nikmati, kami jalani
bersama istri dan rombongan
menunaikan rihlah spiritual
sebuah prosesi haji yang tak semua orang diberikan kesempatan
baik mereka yang berpunya atau mereka yang sehat raga
benar-benar merasakan keriangan tiada tara

Kami berada di lokasi-lokasi dalam prosesi haji
berjumpa dengan jamaah sedunia
di Madinah, di Mekkah, di Aziziyah, di Mina, di Arafah
dan kembali ke tanah air
setelah sempat tertunda karena pandemi dan antrian

Sebuah jalan panjang
bila diukur dengan satuan akal
jalan yang tak terkira mampu diselesaikan
meski dengan hitungan yang paling cermat sekalipun
pasti hanya bertemu jalan buntu
yang tidak lagi bisa berlanjut
apa lagi sampai tujuannya
karena akal akan menghitung realita

sebuah jalan kenyataan
bahwa begitu diimpikan tujuannya
maka terasa itu menjadi pusat grafitasi
mencoba dan tersirat untuk meragukan
tapi bukankah itu hanya membuat menjadi kufur
kepada apa yang sdh dijanjikan
Yang Maha Pemilik masa depan?

Sebuah jalan keyakinan
bahwa bila tujuan sdh ditentukan
kemudian memahaminya dan menjadi keyakinan
maka tujuan menjadi pusat dan titik grafitasi
darimanapun dan bagaimanapun
angin seperti memberikan bantuan 

bertiup kencang memberikan dorongan
dan memudahkan perjalanan menuju tujuan
begitu ringan dan tidak terduga

semua terasa tiba²
sampai kepada arah yang diinginkan

Sabtu, 17 Februari 2024 

04 February 2024

Selamat Tinggal Mina

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tiba juga waktunya
untuk melempar Jumroh
di hari tasryk yang terakhir 
13 Dzulhijjah 1444 bersamaan 1 Juli 2023
Ini penanggalan KSA
berbeda dg yg di tanah air

Saat Dhuha di Mina
kami bersiap menata bawaan dan hati
dilokasi mabit yg tak sepenuhnya dihuni
kecuali pada sebagian malamnya
karena harus berbagi
agar kapasitasnya lebih nyaman 

Menuruni tangga dari kemah maktab 111 
dekat toilet paling atas
yang memberikan kesempataan kepada kami
saya, istri, dan sahabat haji
bertemu, bercengkerama, dan menjalin ukhuwah
 
Dan sesampai di depan pintu maktab
bertemu di jalanan Mina
bersama teman² yg sdh menjadi saudara
harus saya sampaikan
kata perpisahan
SELAMAT TINGGAL MINA.... 




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Lalu Kami saling menyepakati 
naik eskalator yg tak lagi antri
lengang 
hanya kami yang melalui
begitu pula saat kembali
menuruni seusai 21 batu kami lontar
untuk yang terakhir kali
benar² yang paling akhir

Maka layak sdh
saya sampaikan salam perpisahan
kepada kemah² indah dan sahdu 
kursi yang sekaligus alas tidur
bantal² mungil pembatas tidur
tangga² yang berselimut karpet hijau
lemari² es yg masih penuh minuman 

Harus kukatakan; 
selamat tinggal Mina
 
Catatan dari Mina, 13 Dzulhijjah 1444 H

Nafar Tsani 2023

 























 
Sore selepas waktu Ashar 12.12.1444 H
Sudah lupa bila kami basah kuyup 
oleh keringat lelah perjalanan 
sejak dari Aziziyah
menyusuri jalanan di udara yang msh hangat
menuruni apartemen yang berada di atas bukit
perlahan menuju jalanan besar
ke arah terowongan
yang diujungnya terlihat bangunan bulat tinggi
dimana lokasi eskalator
selepas resto cepat saji yang ramainya tidak terkira

Dan rasa bahagia kami
saat keluar dari eskalator
menapaki jalanan menuju pelontaran
dengan semprotan air segar
dari pompa² tangan para askar dan relawan
dalam udara yang berhembus kencang 
menambah semangat kami menuju lokasi pelontaran pertama
 
Sore itu area pelontaran
suasana yang berbeda dari kemarin
sepi dan cenderung lengang 
memungkinkan kami untuk dapat melihat suasana dari kejauhan
dan langkah-langkah mantap anggota jamaah lain  

pasti banyak sahabat kami 
yang telah selesai prosesi haji
pagi tadi karena nafar awal
lalu m,ereka telah meninggalkan kami
yang harus menginap sebagian malam
hingga esok pagi
di tanggal 13.12.1444 Hijriah

Maka terasa lapang batu² kami lempar
pada dinding Ula, Wustho, dan Aqabah
Bismillahi Allahu Akbar....
 
Inilah pertanda kami harus pergi
meninggalkan lokasi pelontaran
pada musim haji 1444 H ini
berharap sekali untuk dapat kembali
melontar batu
seperti perjalanan nafar tsani ini...
 
Alklahummka shali ala Muhammad
wa ala ali Muhammad.

Maktab 1444 H


























Saya bersyukur bahwa
tak sampai tertulis dan terucap 
kata dan kalimat menghakimi
disaat tidak jadi berangkat haji
tahun lalu

Meski ikhtiar telah saya memulainya
disaat awal Pandemi Covid-19
mendaftarkan nama mengurus dokumentasi
dan memberikan panjar keberangkatan

Bersyukur bahwa bersikap tenang dan yakin
menjadi acuan utama
disaat kuota hanya separuh 
dan kami tidak menjadi bagian 
dari sebagiannya itu

Tidak juga ucapan dan gerutuan 
meski ada dorongan untuk berbuat 
saya bersyukur tidak lakukan
hanya karena meyakini 
yang terbaik saja 
yang saya dapat dan rasakan 
pasti tidak yang lain
fainna ma'alu'syri yusyraa

saya bersyukur bahwa Allah jadikan saya
bagian dari 100 persen kuota Haji 1444 H
merasakan meriah dan ramainya 
bersama jamaah dunia 
setelah Covid tak lagi jadi halangan 

Bersyukur untuk menikmati 
bagaimana bersama dalam maktab
yang berhimpitan saat beristirahat
antri saat prasmanan dan ke belakang 
atau berebut suara dari pengeras 
karena tiap kafilah terpisah hanya oleh kain tenda
di maktab mabit di Mina

Saya berbaiksangka 
bahwa tahun lalu 
tentu berbeda dg tahun ini
tahun yang membuat pengalaman terbaik

Saya bersyukur sekali.
menikmati dengan sepenuh hati
enaknya berada di maktab
yang selangkah menuju tangga jalan
menuju tempat melontar jumroh
di musim haji tahun ini


Kenangan Maktab 111 di Mina- 20.09.2023