Dalam suatu kegiatan yang akan dilaksanakan, tidak jarang sebelum kegiatan berlangsung ada tim pendahulu yang akan melihat lokasi yang dituju dan sekaligus memastikan bentuk operasional kegiatan yang akan dilakukan. Dan ini juga berlaku untuk kegiatan trip guru yang sering dananya minim. Keberadaan tim ini sesungguhnya seperti buah simalakama. Dilakukan pasti membutuhkan biaya tambahan yang tidak juga sedikit, apalagi dengan kondisi keuangan yang minim. Dan jika tidak dilakukan sering juga tidak menambah rasa percaya diri panitia.
Beberapa teman di sekolah swasta yang lain, yang kondisi budgetnya tidak minim-minim sekali karena adanya pengalokasian dana dari pihak Yayasan sebagai pengelola sekolah tersebut, malah menyerahkan segala urusan piknik guru kepada agen perjalanan atau EO. Ini memang praktis dan sangat memudahkan sekali. Sepanjang EOnya adalah lembaga atau perorangan yang benar-benar dapat dipercaya dan diyakini tidak akan neko-neko dengan dana yang telah diterimanya jauh sebelum kegiatan trip berlangsung, semua akan menjadi mudah. Meski, sekali lagi, resikonya adalah budget yang jauh berbeda dengan apa yang kami lakukan di sekolah.
Lalu bagaimana dengan keberadaan tim survey? Jujur saya sampaikan kepada teman-teman untuk tidak perlu survey. Karena selain menambah biaya yang harus dikeluarkan, juga tidak ada lagi esensinya. Ini karena internet telah memberikan ketersediaan data dan fakta tentang lapangan. Jika kita masih membutuhkan bagaimana kondisi riil lapangan yang akan kita kunjungi, salain instragam, kita juga dapat mengakses maps atau google.
Hanya memang berat sekali kita menghadapi panitia yang inginnya menonton barang nyata di lokasi tujuan wisata yang akan dikunjungi, yang pasti dengan berbagai alasan dan argumentsi disodorkan kepada kita bahwa tim survey perlu berangkat!
Jakarta, 25 Oktober 2017.