Dalam diskusi dengan
panitia pada saat akan memilih moda transportasi yang akan dipakai sehubungan
destinasi yang tidak terlalu jauh tetapi juga tidak dapat dikatakan dekat,
serta kendala kemacetan yang sudah menjadi kejadian sehari-hari, maka kereta
api menjadi pilihan paling arif. Meski jika dengan kereta api berarti akan ada
dua mode yang akan kami pergunakan, dan dengan demikian maka berarti bahwa
budget untuk transportasi juga menjadi membengkak.
"Kalau kita sewa
bus maka harga sewa kita untuk one day trip kita biaya transportasi bisa jauh
lebih minim." Kata seorang panitia yang memilih naik bis sejak
keberangkatan menuju kota tujuan dan kembali ke rumah. Tetapi pertimbangan ini
menjadi mentah ketika kemacetan yang sangat melelahkan dan memakan waktu. Waktu
tempuh normal 3 jam maka untuk situasi sekarang paling cepat membutuhkan waktu
6 jam perjalanan. Jika trip-nya satu hari saja, maka dibutuhkan 12 jam hanya
untuk.perjalanan. Wah...
Belum lagi jika jam
keberangkatan harus delay karena adanya anggota atau peserta trip yang
terlambat datang. Yang tidak bisa tidak harus ditunggu oleh peserta trip yang
telah berada di dalam bis. Kenyataan inilah yang akhirnya trip kami memilih
moda transportasi kereta api untuk menuju kota tujuan lalu disambung bis dari stasiun
kereta menuju lokasi wisata. Meski dengan demikian maka biaya yang diperlukan
untuk transportasi bertambah tambun.
"Selain kita
terhindar macet, sehingga waktu tempuh menuju kota tujuan terprediksi dengan
pas, kita juga tidak akan dipusingkan dengan peserta trip yang terlambat datang
ke stasiun kereta." Ujar teman panitia yang lain yang sejak awal berkeras
untuk menghindari jalur tol yang macetnya super sekali.
Kami sepakati strategi
perjalanan itu. Maka 3 jam perjalanan di kereta api itulah yang kami jadikan
sebagai momen kebersmaan kami. Tentunya selain di lokasi wisata yang telah kami
rancang.
Jakarta, 22 Oktober
2017.
No comments:
Post a Comment