Beberapa hari lalu, kalau tidak salam pada hari Minggu malam lalu, tepatnya tanggal 6 Juli 2014, saya mnerima telepon dari ketua KPPS dimana saya akan menjadi bagian dari mereka, dengan spesialisasi tugas saya adalah menulis di lembar surat suara sebelum surat suara tersebut di tandatangani oleh ketua KPPS dan diserahkan kepada pemilih untuk dicoblos di bilik suara. Itulah tugas utama saya dari pemilu ke pemilu. Mungkin tugas itu diberikan kepada saya karena teman-teman di TPS kami menilai bahwa saya yang bisa cepat dalam menulis tangan. Plus tugas tambahannya adalah menulis berita acara. Dimana berita acara hasil pemilihan pemungutan suara tersebut identitasnya telah selesai saya tulis. Sehingga ketika perhitungan suara selesai dan seluruh yang hadir, baik petugas, saksi, dan penonton yang terdiri dari masyarakat lain sepakat dengan hasil tersebut, maka angka-angka yang menjadi hasilnya saya kutip kembali ke dalam berita acara tersebut dan kami bagi-bagi sesuai dengan peruntukannya. Tentunya kami semua, sebagai petugas TPS dan saksi menandatangani surat tersebut.
Apa isi telepon dari Pak ketua tersebut? Tidak lain memanggil saya untuk mengambil honor sebagai petugas TPS. "Sudah turun nih. Lu akan ambil sekarang atau besok saja kalau sudah kelar?" kata Pak Ketua kepada saya.
"Entar saja Pak Haji. Potong saja dulu buat patungan beli kaos supaya seragam Pak Haji." Jawab saya semari memberikan usulan agar kita mengenakan kaos yang enak dipakai saat nanti kita bertugas. Maklum, TPS yang ada di tempat kami berada di sebuah gang dengan atap plasti biru. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kalau saat pilpres nanti matahari terik. Saat Ramadhan pula. Juga kalau hujan. Oleh karenanya dengan mengenakan baju berbahan kaos dmaksudkan agar saat bertugas kita tidak terbebani dengan supeknya suasana.
Panggilan telepon itu terlambat beberapa menit setelah kami kelar memasang 'tenda' yang berbahan plasti warna biru tersebut dengan tali rafia. Mungkin ketika kami semua kembali ke rumah, Pak Haji yang menjadi ketua KPPS kami tersebut mendapat panggilan dari kelurahan untuk mengambil beaya Pemilu yang sudah keluar.
Sebagai masyarakat yang kebetulan mendapat tugas dalam pelaksanaan pilpres tahun 2014 ini, sebagamana tugas sejenis yang saya dan teman-teman dapat di tahun-tahun sebelumnya, menjadi warna yang standar. Karena kebetulan kami hanyalah petugas. Siapa yang menang dari pesta demokrasi ini dan yang lalu-lalu selalu memberikan kenangan yang benar-benar membekas kepada kami, ya itu, seragam yang kami beli secara bersama-sama dan kesepakatan, yang dananya kami potong dari honor yang seharusnya kami dapat.
Mungkin berbeda dengan anda yang sepanjang kampanye kemarin bekerja keras dalam menyebar luaskan semangat visi dan misi dari calon anda dengan berbagai ragam kreativitas...
Jakarta, 8.07.2014.
No comments:
Post a Comment