Tidak ikut serta mudik di tahun ini, tidak juga menjadikan saya tertutup informasi tentang perjalanan mudik dari saudara-saudara dan teman-teman. Ini karena begitu terbukanya kondisi udara kita dengan penangkap informasi yang kita miliki masing-masing. Itu semua memungkinkan kita untuk berdiskusi meski di alam maya yang berjarak antara satu dengan lainnya. Ini juga yang memungkinkan kami mengetahui kondisi kami sedetil yang kita inginkan pada saudara dan teman. Baik tantangan untuk menempuh perjalanan menuju kampung dengan segala hambatan yang dihadapinya. Kelelahan yang harus juga dilawan. Dan juga suka dukanya.
Setelah di kampung pun mereka juga tidak hentinya mengubah status di saluran ponsel pintarnya. Atau mengirimkan laporan pandangan matanya melalui forum komukasi grup yang ada. Bagi saya, informasi yang paling up date adalah dari halaman maya grup alumni. Tentang hujan yang turun di kampung dan udara dingin yang menyergap. Atau soal remeh temeh seperti macet di jalanan kampungnya yang kebetulan menjadi persimpangan jalur alternatif pemudik.
Termasuk diantaranya adalah niatan teman-teman untuk berkumpul di lokasi tertentu di hari seusai Idul Fitri. Dan meski mereka tahu bahwa saya tidak mudik tahun ini, masih ada juga yang bertanya keberadaan saya. Maka langsung saya memberi kabar padanya melalui grup bahwa saya berada di Jakarta!
Juga cerita dari sanak saudara yang langsung disuguhi opor ayam kampung sama simbah buyutnya. Sebuah sambutan khas bagi keluarga kami. Termasuk absen yang dilakukan oleh simbah terhadap anak keturunannya. Semua menjadi keseruan yang menjadi bagian buku tersendiri.
Dan cerita merekalah yang menjadi pelengkap dari halaman khusus bagi saya, yang pada tahun ini tidak bisa bersama keluarga besar saya di kampung halaman.
Jakarta, 28.07.2014.
Dan cerita merekalah yang menjadi pelengkap dari halaman khusus bagi saya, yang pada tahun ini tidak bisa bersama keluarga besar saya di kampung halaman.
Jakarta, 28.07.2014.
No comments:
Post a Comment