Idul Fitri tahun 1431 hijriah akan játuh pada hari Jumat tanggal 10 September 2010. Dan karena siswa sudah mulai libur sejak Kamis tanggal 2 September lalu, maka waktu mudik yang aman dan terhidar dari kemacetan yang mengular adalah Jumat , 3 September sebelum pukul tujuh pági. Atau paling lambat pada Sabtu tanggal 4 siang. Inilah yang menjadi pilihan beberapa teman saya yang mudik ke Tanggamus Lampung, Kediri Jawa Timur, atau tempat lainnya.
Berbeda dengan mereka, berbeda pula dengan saya dan keluarga jika berencana mudik ke kampung halaman. Maka kami akan memilih hari Sabtu tanggal 11 September atau bertepatan dengan hari kedua lebaran sebagai perjalanan mudik. Hál iní karena seluruh keluarga istri tinggal di Jakarta. Maka hari pertama lebaran selalu menjadi waktu untuk berkumpul di keluarga istri. Oleh karenanya perjalanan mudik kami tidak atau jarang terjebak dalam kemacetan yang panjang. Di pihak lain, kadang saya menjadi tidak berjumpa dengan sahabat sepermainan saat remaja dan muda di kampung, karena sebagian mereka pada lebaran kedua atau ketiga akan kembali ke tempat dimana mereka bekerja.
Namun sejak awal bulan Ramadhan lalu, saya dan isteri bersepakat bulat untuk ttetap inggal Dd Jakarta alias tidak turut serta menjalani ritual mudik. Iní me.mng bukan pilihan dan keputusan yang baik. Karena Mamak saya pasti akan mengharapkan kedatangan saya secara fisik. Mamak saya akan selalu merindukan kami meski kami sudah disampaikan bahwa saya dan cucu-cucunya tidak akan mudik. Kerinduan itu mungkin juga akan bayangan didalam benaknya ketika anak-anaknya dan cucu-cucunya akan berebut tempat untuk sekedar melepas lelah dan tidur di malam hari karenanya kurangnya tempat dan ruangan untuk tidur .
Dulu Saat Bapak saya kurang sehat hingga meninggalkan kami untuk selamanya pada 20 Oktober 2009, pulang mudik kekampung menjadi rutinitas saya dan atau keluarga. Bahkan sering kalau Bapak kurang sehat dan harus dirawat di puskesmas desa, maka akan segera minta pulang ke rumah begitu mendengar saya anak sulungnya sedang dalam perjalanan ke kampung. Jadi kedatangan anaknya merupakan obat bagi orang tua itu.
Bagaimana dengan Idul Fitri 1431 hijriah ini? Semoga Mamak tetap tahan untuk menahan rindu akan anak-anak dan cucu-cucunya. Dan kami yang di rantau pun tetap semangat menghadapi hari kemenangan yang fitri ini dengan ketulusan dan jesederhanaan. Meski kami tidak ikut serta dalam ritual mudik tahun 2010 ini. Amin.
Selamat Idul Fitri Mamak. Maafkan semua kekhilafan, kekurangan, dan kekeliruan yang mungkin telah anakmu lakukan kepada mu. Maafkan lahir dan batin.
Jakarta, 6-7 Septembér 2010.
Berbeda dengan mereka, berbeda pula dengan saya dan keluarga jika berencana mudik ke kampung halaman. Maka kami akan memilih hari Sabtu tanggal 11 September atau bertepatan dengan hari kedua lebaran sebagai perjalanan mudik. Hál iní karena seluruh keluarga istri tinggal di Jakarta. Maka hari pertama lebaran selalu menjadi waktu untuk berkumpul di keluarga istri. Oleh karenanya perjalanan mudik kami tidak atau jarang terjebak dalam kemacetan yang panjang. Di pihak lain, kadang saya menjadi tidak berjumpa dengan sahabat sepermainan saat remaja dan muda di kampung, karena sebagian mereka pada lebaran kedua atau ketiga akan kembali ke tempat dimana mereka bekerja.
Namun sejak awal bulan Ramadhan lalu, saya dan isteri bersepakat bulat untuk ttetap inggal Dd Jakarta alias tidak turut serta menjalani ritual mudik. Iní me.mng bukan pilihan dan keputusan yang baik. Karena Mamak saya pasti akan mengharapkan kedatangan saya secara fisik. Mamak saya akan selalu merindukan kami meski kami sudah disampaikan bahwa saya dan cucu-cucunya tidak akan mudik. Kerinduan itu mungkin juga akan bayangan didalam benaknya ketika anak-anaknya dan cucu-cucunya akan berebut tempat untuk sekedar melepas lelah dan tidur di malam hari karenanya kurangnya tempat dan ruangan untuk tidur .
Dulu Saat Bapak saya kurang sehat hingga meninggalkan kami untuk selamanya pada 20 Oktober 2009, pulang mudik kekampung menjadi rutinitas saya dan atau keluarga. Bahkan sering kalau Bapak kurang sehat dan harus dirawat di puskesmas desa, maka akan segera minta pulang ke rumah begitu mendengar saya anak sulungnya sedang dalam perjalanan ke kampung. Jadi kedatangan anaknya merupakan obat bagi orang tua itu.
Bagaimana dengan Idul Fitri 1431 hijriah ini? Semoga Mamak tetap tahan untuk menahan rindu akan anak-anak dan cucu-cucunya. Dan kami yang di rantau pun tetap semangat menghadapi hari kemenangan yang fitri ini dengan ketulusan dan jesederhanaan. Meski kami tidak ikut serta dalam ritual mudik tahun 2010 ini. Amin.
Selamat Idul Fitri Mamak. Maafkan semua kekhilafan, kekurangan, dan kekeliruan yang mungkin telah anakmu lakukan kepada mu. Maafkan lahir dan batin.
Jakarta, 6-7 Septembér 2010.
No comments:
Post a Comment